08

1.4K 128 7
                                    

VOTE !! VOTE !! VOTE !!

.
.

"Me-mengapa kau jadi serius begitu!" kedua pipi Wei wuxian merona. Dengan langkah kesal ia berjalan lebih dulu. Sedangkan Jiang cheng hanya tersenyum tipis dan berjalan di belakangnya.

Wen Ning, hanya diam dan memperhatikan.

Setelah beberapa hari perjalanan. Mereka pun sampai di sebuah desa yang cukup sepi. Tingkah para penduduknya pun aneh.

"Pak, dimana kami bisa menemukan penginapan?" Wei wuxian bertanya kepada seorang bapak tua yang kebetulan melintas.

"Pergilah ke ujung desa, di sana ada penginapan." Jawabnya lalu pergi.

"Hum? Mengapa penginapan ada di ujung desa bukan nya di tengah desa?" Guman nya heran.

"Ada yang tidak beres, ayo terus jalan." Jiang cheng menarik lembut lengan Wei wuxian.

* Penginapan *

"Rumah tua ini penginapan?" Wei wuxian melihat aneh kearah bangunan dua lantai di depan nya.

"Dari bentuknya memang seperti penginapan." Wen Ning

"Ayo masuk." Jiang Cheng melangkah lebih dulu. Wei wuxian dan Wen Ning mengikuti.

"Selamat datang selamat datang tuan dan nona. Berapa malam anda akan menginap." Seorang wanita tua menyambut mereka.

"Beberapa malam, fasilitas apa yang kalian punya?" Wei wuxian

"Kami menyediakan kamar, air hangat dan makanan nona. Seperti penginapan pada umum nya. Saya Li Fei pemilik penginapan ini." Li Fei tersenyum tipis.

"Aku bukan nya ingin menghina, mengapa penginapan ini terlihat sangat kosong." Wei wuxian

Li Fei menghelang nafas nya.

"Sebaiknya kalian duduk. Tidak nyaman berbicara sambil berdiri." Li Fei memandu mereka mendekati meja panjang dan mereka pun duduk bersama

Lalu seorang pelayan laki laki mulai menata hidangan pembuka. Seperti arak, teh dan kue kue kecil juga buah.

"Dulunya desa ini cukup ramai walau hanya desa kecil. Banyak murid murid mengembara melalui desa ini. Juga arus perdagangan desa ini pun ramai. Sampai suatu hari, tiba tiba satu persatu gadis di desa ini hilang. Tidak di temukan nya jasad atau tanda pembunuhan membuat semua orang bingung dan ketakutan. Lalu, tak lama mulai bermunculan mayat aneh. Awalnya banyak murid sekte yang datang untuk menolong kami. Tapi, tampaknya mayat itu bukanlah tandingan mereka." Li Fei bercerita.

"Semakin hari jumlah mereka semakin sedikit yang datang. Tak jarang mereka juga terluka parah. Karna hal itu, banyak warga desa yang memilih pergi dan tinggal di desa lain. Terutama mereka yang memiliki anak gadis beranjak dewasa. Sampai akhirnya hanya tersisa para lansia dan beberapa anak muda saja di desa ini." Li Fei

"Kejadian yang sangat aneh." Wei wuxian
"Apa tak ada desa lain lagi di dekat sini?" Jiang cheng

"Di bagian barat desa ini ada sebuah desa
Namun, desa itu lebih suram dari desa ini. Desa itu sungguh desa mati. Tidak ada orang yang tinggal di sana. Seolah semua orang nya hilang dalam semalam." Li Fei

"Itu semakin aneh." Wen Ning

"Oh, beberapa hari lalu ada beberapa anak menuju desa itu." Li Fei

"Murid sekte?" Jiang cheng

"Benar, kalo di lihat dari pakaian nya sepertinya mereka dari sekte Jin dan Lan. Tapi beberapa di antara mereka tampak tidak akur." Li Fei

"Jin? Dan Lan? Mungkinkah?" Wei wuxian
"Bisa jadi itu adalah Jin Ling dan dua Junior Lan." Jiang cheng

"Wen Ning, selidiki itu. Laporkan segalanya." Wei wuxian

"Baik T-Nona..." Wen Ning segera melesat pergi.

"Nyonya, Terimakasih untuk informasinya. Kami akan menginap selama beberapa malam. Untuk menyelidiki apa yang terjadi di desa ini." Wei wuxian

"Tentu nona, aku sangat senang ada orang baik seperti anda yang mau membantu desa kami. Kami akan menjamun anda dan pasangan anda sebaik mungkin." Li Fei

Wajah Wei wuxian sontak merona saat Li Fei menyebutnya dan Jiang Cheng sebagai pasangan.

"Jangan salah paham, kami hanya teman seperjalanan saja." Wei wuxian tersenyum canggung.

"Baiklah kami akan menyiapkan kamar untuk kalian." Li Fei beranjak pergi.

"Jiang cheng! Mengapa kau diam saja!" Wei wuxian

"Hn? Aku harus bicara apa?" Jiang cheng menaikan alis nya bingung.

"Aahh sudahlah." Wei wuxian menuangkan arak kedalam cangkir nya, dan meneguknya sekali habis.

"Kenapa?" Wei wuxian menaikan alis nya bingung saat Jiang Cheng menahan tangan nya yang akan menuang arak.

"Kau di larang minum seperti dulu." Tegas Jiang cheng
"Kenapa?!" Wei wuxian tak terima
"Kau sekarang wanita, jadilah anggun seperti wanita." Jiang cheng

"Oh maaf saja Tuan Jiang, aku bukan wanita anggun." Sungut Wei wuxian.

"Oh tidak mau menurut." Jiang Cheng lebih mendekat
"Apa?! Kenapa kau mendekat?!" Wei wuxian menahan dada Jiang Cheng dengan lengan nya saat ia semakin dekat.

Jiang Cheng menyeringai lalu meraih kendi arak di tangan Wei wuxian dan menjauhkan nya dari jangkuan nya.

"Aku akan melakukan lebih dari ini jika kau tidak menurut." Bisiknya pelan.

Membuat Wei wuxian merinding mendengar nya.

"Baik baik aku tidak akan minum. Menjauh sana!" Wei wuxian mendorong nya cukup keras sampai Jiang Cheng menjauh.

Jiang cheng tertawa pelan lalu menepuk lembut kepala Wei wuxian.

"Gadis yang baik." Jiang cheng
"Berisik!" Kesal Wei wuxian.

.
.

Di sisi lain, dalam ruangan yang hanya di terangi cahaya remang dari cahaya matahari yang masuk melalui sela sela dinding. Tampak tiga orang berdiri di dekat sebuah peti.

"Ibu.. Aku pasti akan membalaskan perbuatan nya pada mu. Itu pasti ibu.." Seseorang yang paling dekat dengan peti mati mengepalkan kuat tangan nya saat melihat sosok wanita dalam peti mati itu.

"Jin Guangshan!" katanya penuh dengan kemarahan.

"Tuan, sesuai rencana. Wei wuxian dan ketua sekte Jiang berada tak jauh dari desa ini." Ucap seseorang yang berdiri di sini kiri nya.

"Terus pancing mereka untuk mengejar kita. Gunakan anak anak untuk membawa mereka kemari, Su she." Perintahnya kepada seseorang bernama Su she.

"Baik, Tuan." Su she segera pergi.

"A-Yao, kau yakin akan melakukan ini?" ucap seorang lelaki yang jauh lebih muda darinya, Xue Yang.

"Harus, aku sudah lelah menuruti segala kegilaan nya agar sekuat Wei wuxian." MengYao pemimpin dari kedua orang tadi menatap sedih kearah ibunya.

"Aku mengikutinya hanya karna ia berkata ia akan menyembuhkan ibu ku.. Tapi dia malah membunuh nya dan menjadikan nya mayat ganas!" MengYao meremas kuat tepian peti mati itu.

"Yin Hufu yang telah ku perbaiki ada di tangan nya, bagaimana kita melawannya?" Xue Yang

"Bukan kita, tapi pemilik asli Yin Hufu yang akan melakukan nya." MengYao

.
.

Sore itu, setelah membersihkan diri. Wei wuxian tampak memperhatikan desa dari atas lantai dua.

Ia menopang dagunya dengan tangan kanan nya. Kini ia menggunakan pakaian serba merah yang cukup tipis. Juga belahan kain itu lagi lagi sampai di atas pahanya. Sehingga memperlihatkan laki jenjang juga sebagian paha mulus nya.

"Sebenarnya, apa yang terjadi di desa ini. Mengapa terlihat sangat suram dan menyeramkan seperti ini." Guman nya pelan.

Tbc !!

Hidup Kembali [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang