16

1K 82 4
                                    

Vote dulu yaa, Terimakasih.

.
.

Esok harinya Wei wuxian dan Jiang cheng melalukan pernikahan yang di hadiri oleh keluarga Inti. Baik dari sekte Jin dan Jiang.

Upacara janji sehidup semati telah di ucap. Acara yang sangat sederhana ini terasa begitu khidmat dan sakral.

Kini keduanya telah remi menjadi suami dan istri. Jiang cheng mengecup lembut punggung tangan Wei wuxian. Lalu setelahnya mengecup bibir merahnya.

"A Xian, A cheng selamat untuk kalian. Dan selamat untuk kehamilan mu." Yanli
"Terimakasih kakak." Wei wuxian

"Selamat untuk kalian." Madam Jin
"Terimakasih Nyonya Jin." Jiang cheng
"Selamat adik ipar." Jin Zixuan

"Selamat untuk kalian." Jiang Fengmian/ziyuan

"Terimakasih banyak." Jiang cheng, Wei wuxian.

.
.

Bulan demi bulan berlalu, Kandungan Wei wuxian telah memasuki usia ke empat bulan. Dan masih mengalami masa masa nyidam nya.

"A cheng ayo ke danau teratai." Wei wuxian memasuki ruang kerja Jiang cheng.

"Sekarang?" Jiang cheng, Wei wuxian mengangguk.
"Baiklah, tunggu." Jiang cheng menadatangani berkas di tangan nya. Mengulungnya kembali dan menyimpan mya.

"Ayo." Ia menggenggam lembut jari jari lentik Wei wuxian.

Keduanya menaiki perahu. Menuju bagian danau yang Wei wuxian mau. Wei wuxian tampan senang saat ia berhasil mengumpulkan banyak polong teratai.

Ia membuka nya satu persatu, Jiang cheng duduk di depannya dan melakukan hal yang sama.

Sepanjang hari sampai senja, mereka menghabiskan waktu bersantai di danau teratai.

.
.

* Kamar Jiang Cheng *

Wei wuxian mengelus kepala Jiang cheng, yang saat ia tengah tidur di pangkuan nya sambil memeluk dan mengecup perutnya yang mulai membuncit.

Kegiatan itu telah menjadi kegiatan nya sebelum mereka tidur. Jiang cheng akan tidur di pangkuan Wei wuxian dan mengecup perutnya.

Setelah puas barulah mereka akan tidur. Dengan Jiang cheng memeluk Wei wuxian sampai pagi.

.
.

Bulan terus bergulir persalinan telah di depan mata. Jiang cheng semakin mengawasi Wei wuxian. Ia bahkan tak lagi mengurusi sekte setelah usia kandungan Wei wuxian memasuki usia ke 9 bulan.

Malam yang semula tenang menjadi riuh. Wei wuxian akan segera melahirkan. Para pelayan dan tabib tampak sibuk menyiapkan ini dan itu.

Jiang cheng menunggu dengan cemas di luar runagan. Terlebih saat melihat para pelayan keluar ruangan dengan membawa wadah yang semulanya air hangat berubah menjadi merah darah.

Dan entah itu wadah keberapa yang ia lihat.

"Tenang, Wei wuxian akan baik baik saja. Dia kuat." Yu ziyuan
"Aku harap mereka baik baik saja ibu." Jiang cheng terus metapalkan doa.

Hatinya teriris saat mendengar pekikan kesakitan istrinya.

.
.

Setelah 3 jam persalinan, bayi perempuan pun lahir. Dengan rupa yang sangat mirip dengan ibunya. Bayi cantik itu tertidur pulas setelah tabib memberinya susu.

Wei wuxian masih belum sadarkan diri. Ia mengalami pendarahan yang cukup hebat. Mengingat itu membuat Jiang Cheng khawatir setengah mati.

"Kapan ia akan sadar tabib." Jiang cheng
"Dalam beberapa jam atau esok hari Ketua sekte. Pendarahan yang ia alami cukup parah." Tabib

"Itu bukan cukup. Malah sangat parah. Ia mengeluarkan banyak darah." Jiang cheng terlihat kesal dan khawatir di saat yang sama.

"Aku.. Tidak akan mau punya anak lagi." Ucapnya dengan sungguh sungguh.

Tabib tua itu hanya tersenyum canggung. Melihat bagaimana khawatirnya Jiang cheng. Sudah jelas, bagaimana berarti Wei wuxian baginya.

.
.

* Pagi harinya *

"Enghm..."

"Kau sudah bagun bagaimana perasaan mu? Pelayan panggil tabib." Jiang cheng menggenggam jari jari tangan Wei wuxian.

"Bayi.. Kita.." Wei wuxian
"Perempuan sangat cantik seperti dirimu." Jiang cheng, Wei wuxian terkekeh pelan.

"Ketua sekte, tabib sudah datang." Pelayan
"Suru dia masuk." Jiang Cheng

Tabib pun segera memeriksa keadaan Wei wuxian setelah nya.

"Kondisi nyonya Wei mulai stabil, tapi ia tetap harus istirahat total sekurang kurangnya selama satu minggu." Tabib

"Untuk penyembuhan menyeluruh, saya akan memberikan anda obat setiap harinya 3x dalam satu hari." lanjutnya.

"Em, terimakasih. Tapi mengapa rasanya dada ku sungguh tidak nyaman juga ini semakin besar." Wei wuxian menyentuh sedikit bagian dadanya yang terlihat lebih besar dari sebelum nya.

"Itu hal yang wajar, anda akan menyusui
Sudah pasti akan membesar karna didalamnya terdapat asi." Kata tabib sabil tersenyum

Wei wuxian tersenyum canggung. Jiang cheng tersenyum tipis.

"Tidak ada yang mengkhawatirkan lagi?" Jiang Cheng
"Tidak ada Ketua sekte, hanya tinggal menunggu nyonya Wei pulih dengan sendirinya." Tabib

"Baiklah terimakasih." Jiang cheng

Tabib itu membungkuk lalu meninggalkan kamar. Jiang cheng berjalan menuju Box bayi yang berada tak jauh dari ranjang mereka.

"Lihat, anak kita sudah bangun dia sepertinya lapar." Jiang Cheng menggendong bayi munggil mereka menuju Wei wuxian

"Aku ingin menggendongnya, tapi apa tenagaku sudah cukup untuk menahannya." Wei wuxian
"Jangan khawatir, aku di sini." Jiang cheng memindahkan bayi itu kedalam gendongan Wei wuxian.

Seketika bayi itu mengeliat seakan mencari sesuatu saat pipinya menyentuh dada Wei wuxian.

Jiang Cheng dan Wei wuxian terkekeh pelan.

"Baik baik, sebentar anak manis." Wei wuxian menyibak pakaian di depan dadanya. Lalu mendekatkan puting susunya ke bibir kecil bayi mereka.

"Hngh! Ahk!" Wei wuxian tersentak kaget.
"Ada apa? Sakit?" Jiang Cheng

"Y-ya, agak sakit tapi juga geli. Ughm.. Nak pelan pelan." Wei wuxian mengelus pelan pipi gempal bayi yang masih merah itu.

"Hei itu milik papa, kau harus membaginya dengan papa." Jiang cheng menggodanya dengan cara mencolek pipi bayi itu berulang ulang.

Membuat sang bayi mengeliat karna terganggu.

"Hei jangan ganggu dia, oh ya siapa namanya?" Wei wuxian
"Jiang WanYing." Jiang cheng mengelus lembut pipi bayi mereka.

Wei wuxian tersenyum

"Nama yang cantik." Wei wuxian
"Oh, dia tidur lagi?" Jiang cheng
"Mungkin karna dia kenyang, apa kah dia bisa tidur bersama kita?" Wei wuxian melihat kearah Jiang Cheng.

"Aku ingin tidur sambil memeluknya." Wei wuxian
"Tentu saja boleh, mengapa kau harus meminta izin." Jiang cheng

Wei wuxian tersenyum lembut, Jiang cheng membantunya membaringkan WanYing di tengah tengah ranjang.

Membuat bayi mungil itu berada di tengah tengah keduanya.

Jiang cheng dan Wei wuxian tersenyum lembut.

"Terimakasih telah berjuang keras melahirkan dia. Aku benar benar panik saat kau begitu banyak mengeluarkan darah dan aku tak bisa melakukan apa pun." Jiang cheng menatap Wei wuxian.

"Sekarang aku sudah baik baik saja, semua wanita merasakan rasa sakit itu." Wei wuxian

"Ya, wanita memang sangat hebat. Aku rasa kaum pria harus lebih menghormati dan menghargai kaum wanita." Jiang cheng

Wei wuxian tersenyum lembut. Jiang cheng lebih mendekat lalu memeluk anak dan istrinya itu. Dengan jarak aman dan tidak menjepit anaknya tentunya.

Tbc !!

Hidup Kembali [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang