9. TENTANG RINTIK HUJAN MALAM INI

445 55 10
                                    

HALLO BESTIE!

AKU UPDATE LAGI NIH! NANTI KALAU LAGI NGGAK SIBUK AKU MAU COBA LEBIH RAJIN UP-NYA!

SUDAH VOTE?

ABSEN HADIR DULU DI SINI!

ABSEN KALIAN DARI KOTA MANA AJA?

HAPPY READING ❤

9. TENTANG RINTIK HUJAN MALAM INI

"Kevin, tunggu!"

Langkah Kevin yang awalnya terburu-buru karena ada jadwal piket akhirnya berhenti setelah suara dari seseorang yang akhir-akhir ini berada dalam pikirannya terdengar menyapa. Kevin memutar tubuhnya, ia menatap lekat perempuan yang sedang berlari kecil di koridor, menuju arahnya.

"Hai," sapa Kevin.

"Cepet banget jalannya, Vin. Padahal gue udah panggil-panggil lo dari tadi," ucap Nayla seraya menetralkan kembali nafasnya.

"Maaf, Nay. Gue lagi buru-buru kan hari ini ada piket, kalau telat piket bisa kena omelan sahabat lo."

"Oh, iya! Lagian kan kita bisa ketemu di kelas, ngapain gue kejar-kejar lo kalau gitu."

"Eh! Bentar-bentar, itu dahi lo kenapa?" tangan Kevin terangkat, mengusap pelan dahi Nayla yang terdapat luka, tidak lama karena Nayla langsung melepas tangan Kevin dari dahinya. Nayla tidak ingin orang lain merasa kasihan karena lukanya.

"Ini?" Nayla menunjuk luka di dahinya, sambil melebarkan senyuman. "Kepleset di tangga, jadi jatuh deh. Tapi nggak kenapa-napa kok, udah gue obatin juga."

Tangan Kevin tergerak meraih tangan kanan Nayla, lalu mengusap dengan lembut punggung tangan cewek itu. "Makanya kalau jalan hati-hati, Nay. Tapi, walaupun dahi lo luka, lo tetap terlihat cantik kok," ujar Kevin.

"Gue cantik?" tanya Nayla.

Kevin terlihat gelapan, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tiga detik kemudian cowok itu kembali bersuara. "Lo tadi ngapain manggil gue?"

"Oh, itu. Gue cuma mau kembaliin jaket lo." Nayla membuka tas sekolahnya, lalu mengeluarkan jaket hitam milik Kevin yang sempat di pinjamkan kepadanya beberapa waktu lalu. "Lo tenang aja karena jaket lo udah gue cuci bersih, terus juga udah gue kasih pewangi banyak banget."

Kevin mengangguk mengerti, sembari mengambil alih jaketnya dari Nayla. "Kalau seandainya jaket gue nggak lo balikin gue juga nggak masalah kok," ucap Kevin.

"Hahaha, lo baik banget."

"Bagi gue lo lebih berharga dari jaket ini, Nay."

"Bagi gue lo lebih berharga dari jaket ini, Nay. Halah! Gombalan lo basi, mending les dulu sana ke Genta. Nggak keren banget gombalan hasil ngikutin sejuta umat."

Bukan, bukan Nayla yang menjawab, melainkan Arshaka yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Nayla. Arshaka mendekati Nayla, kemudian melingkarkan tangan kekarnya di bahu cewek itu, mengabaikan tatapan terkejut Nayla dan juga tatapan tajam milik Kevin.

"Nggak usah sok gombalin Nayla!" ucap Arshaka.

"Kenapa? Yang lo kejar-kejar itu Syerina, jadi Nayla bukan urusan lo. Atau selama ini lo cuma main-main sama Syerina? Dan sebenarnya lo nggak ada bedanya sama Genta, tukang mainin cewek."

NARASI UNTUK REYNAL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang