18. HUJAN SAAT BUKAN DENGAN MU

212 9 4
                                    

HALLO BESTIE!

SUDAH SIAP UNTUK BAB KALI INI?

SEBELUM BACA UTAMAKAN VOTE DULU YA.

SUDAH VOTE? SILAHKAN LANJUT BACA.

KALAU ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN ATAU KURANG NGEFEEL MAAF YA.

HAPPY READING❤️

18. HUJAN SAAT BUKAN DENGAN MU

Baru saja akan melangkah masuk ke dalam kamarnya, lengan Nayla sudah ditarik hingga hampir saja membuat cewek itu terjatuh. Nayla menghela nafas gusar saat melihat raut pucat bercampur menyebalkan milik adiknya. Ella sepertinya tidak akan tenang jika sehari saja tanpa mengganggu Nayla.

"Kenapa lagi?" tanya Nayla seraya menjauhkan tangannya dari jangkauan Ella.

"Gini kelakuan lo sebenernya? Kelayapan sampai lupa pulang dan sekarang malah diantar sama segerombolan cowok berandalan! Jangan-jangan lo jual diri ke mereka?!"

"Jaga ucapan lo! Gue nggak semurahan itu."

"Nggak semurahan itu lo bilang? Kejadian barusan aja udah nunjukin diri lo yang sebenarnya. Lo nggak lebih baik dari pelacur di luar sana, Nayla!" ucap Ella.

"Orang yang lo sebut pelacur ini hampir celaka cuma karena lo!" balas Nayla seraya menunjuk wajah Ella. "Dan Ketua dari geng motor yang lo sebut berandalan itu yang selamatin hidup gue! Apa lo peduli tentang itu?!"

Ella menepis tangan Nayla dari hadapannya, kemudian ia tertawa sumbang, tidak ada raut kasihan sedikitpun pada wajah pucatnya. "Sebenarnya itu yang gue mau, melihat lo celaka, Nay! Gue lebih suka kalau lo nggak pulang ke rumah ini lagi."

"Sebenci itu lo sama gue? Gue saudari lo, kita lahir dari rahim yang sama."


"Kita memang lahir dari rahim yang sama, tapi hidup nggak pernah adil sama gue. Lo enak bisa bebas kemanapun, sedangkan gue? Gue cuma bisa pergi ke sekolah dan ke rumah sakit karena penyakit sialan ini! Gue sekarat, Nay. Sedangkan umur lo masih panjang! Gue setiap hari harus ngerasain sakitnya jarum suntik dan pahitnya obat, sedangkan lo sehat-sehat aja."

"Gue nggak punya teman! Gue selalu di bully. Gue nggak bisa lakuin banyak hal seperti lo dan anak-anak lain karena penyakit sialan ini!" ungkap Ella sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia benci menunjukan sisi lemahnya di depan Nayla. "Setiap mau tidur gue selalu ketakutan, gue takut nggak akan bangun lagi, apa lo tau itu?!"

"Ella–"

"Dan satu lagi! Hidup gue tergantung obat, Nay. Gue bisa mati kapan aja kalau gue berhenti minum obat! Sedangkan lo?" Ella mengusap cairan bening yang entah jatuh dari pelupuk matanya sejak kapan, jika sudah membahas tentang sakitnya, Ella adalah perempuan yang paling lemah. "Hidup lo terlalu banyak senangnya. Lo anggap gue saudara tapi kenapa lo nggak pernah biarin gue egois sebelum gue pergi, Nayla?"

Nayla meraih kedua bahu Ella, membuat pandangan keduanya saling bertemu. Dari tatapan Ella, Nayla tau, adiknya itu juga hidup penuh dengan luka. "Kita sama, kita punya luka masing-masing. Hidup gue nggak sesenang yang lo kira, El," balas Nayla.

"Tapi setidaknya lo masih punya tubuh sehat. Gue cuma mau kita sama-sama merasakan penderitaan, Nayla."

"Tapi lo udah berhasil rebut peran dan kasih sayang Ayah dari gue. Gue juga anak Ayah, tapi yang Ayah anggap sebagai anaknya cuma lo. Lo cuma mikirin kebahagiaan lo sendiri, sampai nggak menyadari kalau gue juga butuh kebahagiaan!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARASI UNTUK REYNAL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang