"Mas besok aku mau pergi sama renjun boleh ya?"
"mau kemana dek?"
"Ke mall sekalian beli keperluan buat chenle udah pada habis"
"Terus chenle nya gimana? kalo sama aku kayaknya gak bisa kan mas kerja"
"iya ya emm bentar"
Mark berfikir dengan tangan telunjuk di dagu nya seperi benar benar serius. Di mata jeno mark malah menggemaskan.
"Aha titipin ke bubu dulu aja"
"Jangan dek sama aja, nanti bubu ngerawat sendiri daddy kerja echan mungkin kuliah"
"telfon bubu dulu"
"Hallo, kenapa mark?" Suara taeyong di ujung telepon
"Ini bu besok mark boleh titip chenle? soalnya mark sama renjun mau jalan jalan sama beli kebutuhan chenle. Itupun kalau gak ngerepotin"
"Gak ngerepotin dong pastinya kenapa gak sekarang aja sih, bubu juga kangen sama chenle. Atau ini cuman alasan ya biar kamu bisa program sama jeno?"
"Aissh bubu gak lah, jeno besok kerja"
"Siapa tahu kan kamu mau ngasih bubu cucu lagi"
"dahlah jadi ini serius bisa kan bu?"
"serius lah masih ada haechan dia kan gemes tuh sama anak kamu, jadi agak gampang deh"
"oke deh see you bu"
• • •
"Ingat langsung pulang gak usah keluyuran!"
"iya mas"
"kata kata bubu kayaknya boleh sih buat kita"
"Hah? yang mana?"
"yang... "
jeno mendekat ke arah mark, mark refleks mundur tapi makin lama jeno terus maju sambil tertawa tipis kayak om pedo. Dan mark sudah tidak bisa bergerak lagi ada tembok yang menghalangi.
"Duh siapa sih yang naruh tembok disini" ucap mark dalam hati
Mark disitu hanya bisa menutup matanya, jeno mulai mendekat ke muka mark dan beralih ke telinganya sambil berbisik
"atau ini cuman alasan ya biar kamu bisa program sama jeno?"
kan, gw jadi merinding -dalam hati mark
"Kan itu besok mas bukan sekarang"
"jadi kalau sekarang mau?"
"Masih ada chenle kalau mas inget"
"titipin ke bubu aja sekarang"
"Heh seenak jidat kamu bilang, tadi siapa yang bilang jingin dek simi iji, ninti bubu ngerawat sindiri diddy kerja echan mingkin kuliah" Ejek mark
"Oh gitu oke"
Tanpa babibu jeno menggendong mark seperti karung beras menuju ke kamar, mark tentu kaget dia memukul mukul pundak jeno minta untuk dilepaskan
"MAS LEPASIN"
"cepet turunin aku"
"Diem!"
oke mark menciut jika jeno sudah membentak apalagi dengan deep voice nya.
jeno menjatuhkan tubuh mark ke kasur dengan perlahan.
"Dek?"
"Eung?" mark mendongak untuk melihat wajah suaminya itu, sebenarnya ia masih takut dengan jeno yang membentak nya tadi.
"Maaf mas bentak kamu tadi"
mark mengangguk
"boleh?"
"Besok deh mas janji" cicit mark
"oke besok mas tagih, kalau kamu pulang terlambat mas tambah rondenya"
mark hanya bisa mengangguk
"Mas mending kita main tebak tebakan yok
"Jangan yang susah susah"
"oke engga kok"
"kalo mas bener nanti adek cium mas"
"kalo mas salah, beliin yang adek mau"
"siapa takut"
-
-
-"ECHANNIE" teriak pria manis
"yah kalah kan gw gara gara bubu nih" gerutu haechan
Dengan malas haechan menuruni anak tangga untuk menghampiri bubu nya itu.
"Ada apa sih bu? jadi kalah kan haechan main game nya"
"Game terus kamu tuh, hp kamu bubu sita baru tau rasa"
-
-
-12.00 AM
Mark terbangun karena merasa haus, ia melirik ke samping ternyata jeno sedang tertidur pulas.
Setelah ia selesai di dapur mark menyempatkan mengecek chenle di kamar nya. Yap kamar kamar mark dan kamar chenle dipisah karena itu kemauan jeno, pasti kalian tau lah🤭.
Chenle sedang tertidur namun sedang resah dalam tidurnya, ia berguling kekanan kekiri dan sedikit terisak. Mark masih menonton sembari menunggu tangisan chenle terdengar.
"enghh hiks hiks mamaa"
oke sekarang chenle menangis dengan badan yang terus menggeliat, mark segera menggendong tubuh chenle dan menimangnya.Dapat mark rasakan jika tubuh chenle sedikit panas dari biasanya, mark langsung mematikan AC nya.
chenle masih saja menangis padahal mark sudah memenangkan nya, kenapa tidak membangunkan jeno saja? pasalnya jika ia membangunkan jeno itu sama saja merepotkan, besok jeno bekerja kalau kelelahan yang ada jeno juga sakit. Jeno jika sudah sakit akan berubah menjadi manja.
"sstt sayang sayang apanya yang sakit, bilang ke mama"
chenle masih terus menangis dan menggelengkan kepalanya kesana dan kemari.
"hei listen to mama baby stop crying, mau susu?" chenle tetap kekeuh menangis membuat mark jengah dan khawatir.
"obat penurun panas ada gak sih? huhu gw belum berpengalaman ngurus bayi sakit" gerutu mark
"udah dong sayang nangisnya, chenle mau apa? mau boneka singa? ayo tunjuk yang chenle mau"
"mau cucu ma"
"huh katanya gak mau"
mark masih dalam menggendong chenle dan menuju ke tempat yang sudah disediakan untuk membuat susu si chenle, namun chenle semakin memberontak
"Katanya chenle mau susu? ini mama bikinin sayang"
"hiks butan yan itu mama"
"lah ini susu kan ya bukan air keran, terus maksud chenle apa dong?" ucap dalam hati mark
"mau susu itu" chenle menunjuk dada rata mark
"hey sayang disini tidak ada susu, minum di dot saja ya?"
melihat chenle yang siap menangis mark mendengus dan tiduran dengan chenle di sampingnya. Mark membalikkan badannya menghadap chenle dan membuka kancing piyama miliknya. Mark menyodorkan putingnya ke mulut kecil chenle.
chenle menyedot puting itu perlahan terkadang ia juga menggigit kecil, membuat mark meringis. Tak lupa mark menepuk nepuk pantat chenle agar cepat tidur. Tak lama kemudian mark merasakan putingnya sudah tidak di sedot artinya chenle sudah terlelap.
Mark memberikan bantal di sisi kanan dan kiri agar nantinya chenle tidak terjatuh. Kemudian mark mengunci rapat pintu kamar chenle dan pindah ke kamar nya dengan jeno.
"Selamat tidur jagoan, mama love u son"