"Ini anak lo njun?"
"Lebih tepatnya anak angkat" ucap renjun sambil tersenyum
"Sayang lama banget udah ku tung-, kak mark?"
"Nanti malam jelasin!" ucap mark
Akhirnya keluarga kecil itu langsung pergi dari sana. Mark membersihkan wajah dan tangan chenle dengan tisu basah yang ia bawa, dengan chenle yang mengedot agar tidak rewel lagi.
Sementara....
"chanie ini gimana dong jelasin ke mark" ucap renjun dengan sendu
"kita butuh mae ya gak sih yang? kan dia yang kasih ide"
"oh iya ma-" baru juga setengah renjun berbicara jisung sudah merengek meminta pulang.
"Mama pulangg, jiji haus"
"Ahh oke oke, ayo chan kita pulang kita lanjut nanti saja"
Sampai mereka masuk kedalam pekarangan rumah mark menggendong chenle dengan mata yang sayup sayup.
"Mas kamu urus chenle dulu bisa kan?"
"Bisa sini"
Mark langsung memindahkan gendongannya ke jeno, tapi sayang chenle enggan bersama jeno malah ia semakin mengeratkan pelukannya dengan mark.
"mawu sama my, mauu nen"
"nen nya nanti dulu baby boy, mommy mau ke dapur dulu"
"Noo ndda boyeh hiks, mau mommy"
Mark berjalan ke arah kamar dan menidurkan chenle, ia memasukkan dot ke mulut chenle beruntung chenle tidak melepaskan dotnya yang berarti ia sudah lupa jika ingin menyusu.
Disaat chenle sudah tertidur mark turun kembali untuk menata belanjaan tadi. Mark mulai membilah bilah belanjaan dan menaruh di tempat yang sesuai katagorinya.
Jeno sekarang sedang asik dengan laptop nya, banyak sekali email kantor yang setiap hari pasti ramai sekali orang orang menawarkan diri untuk bekerja sama ataupun yang lainnya. Terlalu larut dalam pekerjaannya, ia tidak menyadari bahwa mark sudah ada di belakangnya dengan membawa secangkir kopi untuk menemaninya.
"Hari libur gini masih ada kerja?"
Jeno hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya. "Semangat ya mas". Ujar mark menyemangati jeno, jeno pun menarik dan mendudukkan pria manis itu ke pangkuannya. Mengecup bibir mark berulang kali.
"Semangatnya jadi ekstra" ucap Jeno.
"Mas" panggil mark
"Hm?"
"Sayang kamu banyak banyak"
"Sayang kamu juga"
"banyak banyak nya mana?" Jeno hanya menatap mark dengan datar saat mendengar pertanyaan istri mungilnya ini.
"Banyak banyaknya gak ada"
"Ish kok gituuu" ucap mark dengan memajukan bibirnya dan itu membuat dia berkali kali lipat gemasnya.
"Hahaha bercanda, sayang adek banyak banyak"
Mark terkekeh malu, lalu tiba tiba mark merasakan pandangannya kabur. Kepalanya bagai digigit, ia benar benar pusing. Mark hampir saja jatuh karena kepalanya seperti berdenyut denyut untung ada jeno yang masih setia memeluknya, ingat mark masih berada di pangkuan jeno.
"sayang kau kenapa? Apanya yang sakit" Tanya Jeno penuh cemas dan panik.
"kepalaku sakit"
Jeno langsung mengangkat tubuh mark perlahan dan langsung membaringkan tubuh istrinya di tempat tidur. "Mas hubungin kak doyoung dulu ya, sebentar sayang"
"iya" suara mark terdengar lirih dan lemah.
"Halo kak bisa datang ke rumah ku? mark sakit"
..........
"Baiklah cepat sedikit"
Tut tutt...
Jeno meletakkan ponselnya dan bergegas menuju mark. "Sabar ya sayang, sebentar lagi kak doyoung datang. Kepala kamu masih sakit?".
"hng mas" panggil mark
"ya kenapa? apa yang kamu rasain"
"Kepalaku sakit dan perutku seperti di aduk-aduk".
Setelah mengatakan itu mark bangkit dari tidurnya saat merasakan isi perutnya akan keluar, ia berlari menuju kamar mandi.
"Huweek huwekkk..."
Mark merasa sesuatu di dalam perutnya seperti bergerak memutar, membuat dirinya kembali memutahkan sesuatu. Namun hanya ada air liurnya saja.
"Astaga! dek kamu habis makan apa?"
"Gak ta-"
"Huweeek.... huwekk...."
Mark menyalakan keran air dan mencuci wajah sembari mengusap bibirnya, menatap pantulan dirinya yang terpampang di cermin, dapat dilihat wajahnya yang benar benar pucat.
Cklek...
Doyoung masuk ke dalam kamar jeno dan mark dengan tergesa gesa, jangan lupakan tas yang berisikan peralatan medisnya.
"Ahh akhirnya kau datang kak, dia bilang kepalanya sakit dan baru saja dia mual" Jeno benar benar panik. Ia meracau tidak jelas sampai doyoung membentaknya karena mengoceh saja.
"Sabar dan diamlah jeno, aku jadi tidak fokus memeriksanya"
"baiklah aku diam" cicit Jeno
Doyoung memeriksa keadaan mark dengan teliti dan hati hati. Terkadang dahinya mengkerut, alisnya menyatu seperti orang kaget.
"Em mark maaf, kakak boleh buka kaos mu? aku masih kurang yakin"
"Harus kah?" ini bukan mark yang menjawab melainkan jeno
"Hanya memastikan saja"
"boleh saja kak" Ujar mark
Selesai dengan itu, doyoung menghampiri jeno dengan muka antara senang dan terkejut. "Kak, mark sakit apa? ayo cepat katakan"
Doyoung membuang nafasnya perlahan
"Jen" panggilnya lirih"hm?"
"Selamat okei, kakak sangat senang"
Jeno masih belum sadar dengan perkataan doyoung, "maksud nya apa? jeno gak ngerti"
"Ahh kakak bingung bagaimana mengatakannya, udah terlanjur seneng ini"
"Mark, dia..... " Doyoung menarik nafasnya dalam dalam lalu membuangnya.
Masih pada nungguin update'an cerita ini? maaf buanget baru bisa up, bingung mikirin alurnya😞.
Pasti ketebak lah sama kalian mark sakit apa🧐. Besok lanjut kalo lagi senggang deh.