Sebelum bel berbunyi dan pelajaran di mulai, mereka beranjak kembali ke kelas.
Lanjutan sedikit cerita di kantin, mengenai urusan Hans dengan Halim dan kawan-kawan, sudah selesai. Tentu saja saga pergelud-an antara mereka dengan seorang Hans yang tidak pernah berakhir, tidak mungkin berakhir dengan harmonis.
Melainkan Hans memukuli mereka satu-satu dengan senjata andalan pamungkas supernya yang dia keluarkan dari tas-nya yaitu U shaped pillow moomin.
Setelah merasa puas, Hans mentraktir mereka karena merasa kasihan.
Ferina meletakan tas-nya ke bangku, dan merogoh-rogoh untuk mencari barang.
"Hampir aja gue lupa."
Ferina mendatangi meja Halim, tapi Ia tidak melihat Hans. Sepertinya ke toilet.
"Lim, nih jaket lu. Udah gue cuci di laundry, makasih ya."
"Ok. Pantes kemarin malem gue cari-cari gak ada, Sampe gue obrak-abrik seisi lemari, kek orang bego. Eh gue baru inget ternyata gue pinjemin ke lu."
Halim mengambil jaketnya.
"mau cari ke ujung dunia sampe melintasi dunia multiverse pun lu kagak bakal nemu tuh jaket."
Pungkas Ferina greget.
"Umur segini, pikunnya udah kayak punya cucu segudang."
"Kayaknya penyakit pikun gue sudah memasuki stadium 5."
Kata Halim lemas.
"Terserah lu dah, udah capek gue lim sama lu."
Ferina segera kembali ke tempat duduknya.
"Weh Fer!"
Panggil Halim.
Ferina menengok ke belakang Halim.
Dan menggerakan gestur menaikan dagu, arti ada apa.
"Mata lu kenapa kayak orang abis nangis?"
"Dari tadi di mpok Nok ke mana aja?!mata lu misah sendiri dari badan lu?"
Ferina kesal dalam hati.
"Ng, gak ada apa-apa. Gue kebanyakan tidur doang."
"Oh, gue kira lu nangis semalam suntuk sampe ketiduran gara-gara ditolak Hans."
"Dih! Lu udah kayak fans aja yang hobinya ngeship-shipin bias, padahal momentnya cuma seiprit tapi dilebih-lebihkan."
Gue terangkan sekali lagi ya, kita gak pacaran, kita itu best friend."
"Friend zone kali lu mah hehehe.."
Halim tertawa.
"Ck! Pantes aja Hans marah mulu sama lu, lu sih jadi biang keroknya."
Ferina pergi dari tempat Halim.
"Ah! Kalo di mulut aja nganggapnya bestfriend, tapi kalo di hati nganggepnya Bestfriend to be lovers. Eaakk!!"
Jika mulut Halim adalah sebuah rem, mungkin remnya sudah blong.
Ferina berusaha tidak meladeni dan menutup telinganya sampai kembali ke mejanya.
"Gue belum sempat menanyakan, dari mana dia bisa tau status IGram gue. Tapi dia keburu bikin gue gerah duluan deket-deket dia!"
Pikir Ferina yang baru saja menduduki kursinya.
"Tumben lu dateng ke kelas jam segini, Lu abis dari mana Fer? "
Tanya Yesika, di meja belakang.
"Tadi gue makan dulu di warung mpok Nok, lu gak liat status IGram gue?"
"Enggak, lu gak liat, ini geh gue baru bangun tidur anjir."
Yesika menyisir rambutnya dengan jari-jemarinya.
"Bangun-bangun udah mau masuk."
"Lu begadang mulu sih yes, awas kalo misalnya lu lagi jalan sama emak lu, entar orang bingung mana anak sama emak, soalnya sama-sama tua."
Canda Ferina.
"Anj*ng."
Yesika membuka kamera di layar Handphone untuk berkaca.
"Kemarin gue jaga counter HP sampe jam 12 malam, soalnya masih ada yang dateng. Sue, kenapa gak dateng siang aja sih, gue ngantuk anjir!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Notes About Us (YOL00's SQUAD!) | TAMAT✔
Dla nastolatkówini adalah catatan buku harian saat sekolah menengah atas yang ditemukan ketika Reyhans sedang berkunjung ke rumah orang tuanya ketika liburan akhir tahun. Buku ini tersentuh kembali setelah di tulis sekitar 6 tahun yang lalu, saat Hans masih di du...
