Ch 44. Hi Nice to Seperate Again!

26 4 0
                                    

"SUM Rookies?!"
Clara seketika melonjak dari tempat duduknya karena terkena serangan pesona dari cowok-cowok ganteng tersebut yang berdiri berurutan.
"Gila?! Kak Jeffry aslinya, udah kayak patung dewa yunani, indah banget cui!"

Maura menepuk bokong Clara.
"Ck! Duduk, kak Jeffry yang baru dateng bisa terpuruk gara-gara disambut dengan melihat wajah nafsu brutal lu."

Natasya dan teman-temannya yang di sekitar mereka yang mendengar percakapan itu, tertawa.

"Eh sembarangan aja lu, kembaran siamnya mpok Nok."
Clara duduk kembali.

Para SUM Rookies, satu persatu memperkenalkan diri dan menyapa para murid.
Setelah sesi tersebut selesai, mereka membawakan penampilan yang memukau setiap mata memandang, menunjukan bakat menyanyi dan menari mereka yang terampil.

Saat di tengah penampilan mereka, secara terpintas, mata Hans dan mata Ferina bertemu selama beberapa detik.
Tapi hal itu tidak menimbulkan reaksi yang memperlihatkan kalau Hans kangen pada sahabatnya tersebut.

"Benar, sudah jelas banget.
Sekarang Hans lebih mengutamakan dan mementingkan karirnya. buat apa juga memikirkan hal yang udah gak ada hubungannya dan urusan apapun sama gue."
Di dalam benak diri Ferina.

Di tengah-tengah keributan dan kemeriahan teriaka para Fans a.k.a murid national treasure, karena ledakan kharisma dari penampilan mereka, Ferina hanya seorang diri yang wajahnya terlihat muram dan auranya gelap gulita dengan awan mendung mengucurkan hujan di atasnya.

Yesika yang duduk disebelahnya, akhirnya mengerti ada sesuatu yang tidak beres dari temannya.
"Fer, udah lah gak usah mikirin si Yol00's squad lagi, lu tuh mesti move on sama hal yang udah gak bakal ada artinya lagi di hidup lu. Di lihat juga tetap aja semuanya telah mengecewakan, sekali-sekali jangan pake hati mulu lah! Di pake logika nya, biar lu bisa paham sepenuhnya."

"Bener, gue emang anaknya lebih pake perasaan, gue kan juga punya logika, harusnya gue pake.
Makasih ya Yes, baru kali ini omongan lu yang biasanya bisa mematahkan semangat dan cedera mental yang mendengarnya, bisa mengembalikan kewarasan gue."

Yesika mengangguk dan mengelus punggung Ferina.
"Yang Sabar yak! Hehe
Gak bakal dapat apa-apa juga kalo saat ini berupaya dapat perhatian mereka."

SUM Rookies akhirnya telah menyelesaikan penampilan terbaik mereka di panggung.

Para murid, bahkan dari luar pengunjung yang datang ke mall tersebut, banyak yang sangat tertarik menonton mereka, ikut memberikan tepuk tangan meriah.

Semua member SUM Rookies kembali ke back stage,
Mereka buru-buru menuju ke tiga mobil van yang berjejer di tempat parking VIP. Kelihatannya mereka langsung pulang atau masih ada schedule lain yang harus di laksanakan.

Tapi sebelum berbelok ke back stage, mata Halim spontan bertemu dengan arah sorot tersebut berasal.
Ya, dugaan Halim benar. Sosok perempuan yang tidak terlalu jelas di tempat duduk penonton sana itu karena terpaut jarak, dia adalah Ferina.

Ferina agak terkejut, karena lemparan pandangan Halim yang berangsur secepat kilat.
"Waduch?! dia ngeliat balik lagi.
Buang muka ke mana nih? Mau buang sembarangan tapi bisa merusak lingkungan pertemanan."

Halim tersenyum manis ke arah Ferina, lalu berbalik dan beberapa detik berlanjut, mereka benar-benar berpisah.

Ferina tercengang.
"Kok dia jadi beda sih?! setelah udah mau debut.
bahaya nih kalo cowok udah kenal yang namanya skin care. kegantengnya bisa makin shining aja."

"Yes, lu liat gak tadi Halim?"
Ferina menarik kerah Yesika, tidak nyantai dan terkesan pemaksaan.
"Gila! lu kalo gak liat, buang-buang kesempatan yang bisa lu nikmati, asli deh!"

"Gue dari tadi fokus ngeliatin kak Jeffry, apaan Halim mah. Udah kenyang gue ngeliat muka dia kemarin-kemarin tiap hari, terus udah tau juga kepribadian aslinya, gak tertarik lagi gue, bosen."
Yesika masih menatap foto-foto yang dia tangkap di handphone, saat SUM Rookies perform, dan semuanya foto Jeffry.

Ferina bergumal bete.
"Ck! Susah ya temenan yang sama-sama solo stan."

SUM Rookies merupakan penampilan penutup dari acara akhir tahun ini dari sekolah National Treasure, acara tersebut resmi selesai kemudian semua orang yang berpartisipasi sedikit demi sedikit membubarkan diri.

Saat Ferina dan Yesika menuju ke shuttle bus, Jessie tiba-tiba datang merangkul mereka berdua dari belakang.
"Alooooooo Girls! Lu berdua mau langsung pulang?"

"Iya, lu kalo mau dating, gak usah ngajak-ngajak, ya. Entar kehadiran gue cuma bisa bikin kalian jadi bentol-bentol doang."
Yesika membalas Jessie, dengan gaya malas.

"Buset, tawon ganas jenis apa lu Yes?"
Jessie menunjuk ke arah seseorang yang persis berdiri di samping Yesika.
"Eh Yes, temen yang di samping lu kenapa bengong aja tuh?"

Yesika dan Jessie hanya mengamati Ferina yang tak bergerak selama beberapa saat.

Lamunan Ferina langsung pecah.
"Eh, sorry-sorry. kenapa Jes?"

"Gue rasa ada sesuatu yang bikin lu jadi gak berhenti kepikiran terus, lu mau nonton Strangers Things gak, bareng gue sama Danu?"
Ajak Jessie.

"Sorry ya Jes, gue mau langsung balik deh kayaknya hari ini, gue rada gak enak badan.."
Ferina merasakan suhu dari tengkuknya dengan tangannya.

"Oh, ok deh. gewees ya! sampai rumah langsung istirahat loh.
Kalo gitu, gue ke dalam dulu ya, pacar gue udah nunggu, bye!"
Jessie memalingkan badan meninggalkan mereka dengan tangannya yang dilambaikan.

Yesika dan Ferina melambaikan tangan kembali.

Yesika menghadap Ferina.
"Lu stress gara-gara Hans ya?
Kan udah gue bilang, otak lu gak usah dipake buat mikirin dia yang udah gak akan hadir lagi di hidup lu, rusak entar lama-lama."

"Ya udah, kuy kita balik aja."
Ferina langsung berjalan ke arah tempat parkir.

-----

Pada hari minggu pagi yang terik, Ferina mengumpulkan inisiatif dan melawan rasa malasnya yang terkumpul di kasur, untuk membereskan dekorasi rumah yang sudah berdebu.

"Jangan lupa menyapu dan ngepel rumah, kerjakan dengan hati, lihat bagian kotornya dengan teliti."
Kata bibi Ferina, yang tangannya teracung pada keramik lantai.

"Bibi, tumben banget sih hari minggu suruh-suruh aku bersihin rumah. Kan aku bisanya cuma bikin kotor rumah hehe."
Ferina meraih gagang sapu.

"Soalnya mama kamu akan pulang, tapi beliau berkunjung dahulu ke sini. gimana? Kamu mau mama kamu pas pulang bukannya melepas rindu tapi malah nyapu, ngepel karena greget gak tahan liat rumah kotor?"
Bibi Ferina menekuk tangannya di pinggang.

Ferina tercengang.

"Gimana kalau mama kamu pas baru datang, malah pengen balik lagi ke kediamannya semula? Hayo?"
Goda Bibi-nya.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa vote!

Notes About Us (YOL00's SQUAD!) | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang