Ch 21. Fun Neon Light

67 3 0
                                    

Ketiganya sudah memasuki Bioskop, mereka sementara berpencar untuk membagi-bagi tugas, Reyhans dan Jason pergi untuk memesan popcorn + minuman, sedangkan Jason ke tempat mesin self ticketing untuk mengambil ticket.

Lalu pesanan popcorn dan minuman mereka bertiga sudah diletakan di meja kasir, kemudian Hans dan Jason mencari kursi di sekitar bioskop untuk menunggu Jimmy.

"Lu kenapa Hans, diem aja dari tadi? Belum juga nonton, masa udah sawan duluan?"
Tanya Jason.

"Gue gak sawan, gue cuma lagi pengen diem aja. Emang gak boleh ya?"
Hans bertanya kembali.

"Oh, gapapa. Jangan murung dong mukanya, takutnya pas nonton horor, lu ketempelan setan lagi gara-gara tubuh lu terasa aura negatif yang kuat."
Jason tiba-tiba seperti seorang tokoh masyarakat setempat yang mengenal asal-usul misteri.

"Gue gak bakal kesurupan, soalnya gue temenan sama temennya dia sekarang."

"Hm?"
Jason kebingungan oleh keterangan Hans barusan, sampai Ia memiringkan kepalanya.
"Oh ngerti, hehe. Kurang ajar,
gak bisa deketin dong, Yang ada mereka mental, ke tinju sama aura positif gue."

"Gak cuma fisik tapi roh lu bisa mukul nyawa juga?"
Hans bertepuk tangan untuk Jason.
"Congrats for you."

"Definisi tenaga luar dan dalam yang sebenarnya, Hehe."
Jason nyengir, lalu nyomot popcorn yang Ia pegang.

"Otak lu gimana kabarnya? Kerjanya apa dong dia, kalo yang dipake ototnya terus?"
Hans sengaja bertanya dengan sengit.

"Kok lu nanya begitu?"
Jason langsung kicep dengan ekspresi menakutkan.
"Otak gue bekerja, tau!"

"Hehe, jangan marah Son.
Gue cuma becanda, jangan pukul gue, nanti gue mental lagi ke rumah.
Entar lu berdua kesepian, gak ada gue yang nemenin.."

"Yang bisa bikin lu senyum itu, gangguin gue ya? Ya kan? Tuh senyum lu bahagia banget."
Jason membuat kesepakatan dengan Hans,
"Gue ngerti, gue objek yang cocok untuk menjalankan selera komedi lu
Tapi jangan gue mulu juga, setuju?"

"Hahahaha!! Apaan sih Son. Lu,
Kocak banget sumpah."
Reyhans terbahak-bahak dengan kelakuan Jason, yang asli itu ternyata benar-benar aneh.

"Ya udah gue setuju.."
Hans menjabat tangan Jason.

"Cuma Halim doang sasaran yang cocok buat yang suka adu lidah kayak lu. Soalnya kalo gue spesialis khusus buat menegahi konflik lu berdua."
Jason meragakan otot tangannya yang kekar.
"Pake ini!"

"Hahahaha, mendingan lu bantu kuli pembangunan kota aja dah sana, pasti langsung cepet.
jadi kayak simulasi permainan the sims city versi nyata."
Kata Hans.

Jimmy sudah kembali kepada mereka.
"Ngetawain apa kalian ber dua?
Celana gue sobek atau celana yang gue pake, bikin pantat gue jadi double tebelnya?"

"Temen lu random, asliek."
Reyhans berterus terang kepada Jimmy.

"Ohh~ anak-anak, udah pada akur ya?
Senangnya,
Terus seperti ini ya~."
Jimmy merapatkan ke dua telapak tangannya, layaknya orang tua yang bangga pada anaknya.

"Satu brain cell sama lu yang jelas sih, Jim."

"Teater 7 udah buka belom?
Tanya Jimmy.

TING~

TONG~

mohon perhatian. Teater 7 telah dibuka, para penonton yang telah membawa karcis, di persilahkan untuk memasuki bioskop.

"Mbak-mbak cinema announcement nya Panjang umur."
Kata Jason.

"Yuk sekarang kita cus!"
Jimmy langsung berjalan memimpin untuk menuju teater 7.

Notes About Us (YOL00's SQUAD!) | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang