Ch 35. We Run!

59 3 0
                                    

Tangan Jimmy sebelah mengangkat telepon dari Halim, walaupun keadaan dirinya sedang sekarat saat menembak serbuan zombie di dalam VR Game.
"Halo! Oh ya Lim, lu ke game station ya, kita lagi ada di arena VR game.
Anjing! hampir gue di mangsa zombie."

Halim tidak mengatakan apapun.

"Halo?! Woi!"
Jimmy heran, Halim yang menelepon tapi dia sendiri tidak menjawab panggilan.
"Anjir! Aaarghhhh! Tolong gue diterkam, tolong! Jason, pada ke mana si woi! Kenapa sih kalian sering nongol kalo gue lagi gak butuh doang, sekarang gue lagi kesusahan lu semua pada kemana hah?!"

Jimmy membuka kacamata VR box,
Karena dirinya sudah game over.

Jason membelakangi tubuh Jimmy
Menembaki zombie.
"Sorry, sebenarnya gue pengen bantu, tapi gue juga punya masalah sendiri yang harus ditangani."

Jimmy mendengus badmood.
Lalu menepuk bahu Jason.
"Good luck, lu mesti kalahkan zombie-zombie itu untuk membalas kematian gue."

Hans membalas ucapan Jimmy.
"Lu gak harus mesti mati dulu, biar kita kalahin zombie itu. Kita udah mati-matian juga pengen menang,
Lu pake kalah lebih awal lagi, tambah nyusahin kita aja sih!?"

"Ye maap, gue gak bisa segesit kalian, soalnya terlalu dibawa menikmati."
Jimmy ke tepian untuk melihat handphone-nya lagi.
"Tuh anak kenapa sih gak di angkat-angkat? Hapenya lowbat gak ya?"

Halim akhirnya menelepon lagi.

"Halo, kita di VR game. Lu ke sini ya."
Jimmy menjawab.
"Hah?! Ya elah ada-ada aja, belum juga ada 10 menit kita baru main."

Suara meninggi Jimmy menarik perhatian Jason dan Hans.

"Ok, ok. Tunggu ya, kalo gak abis ini gue bakal nyusul."
Jimmy kelihatan begitu serius.
"Gak usah ke tempat lu gimana sih? Nanti kalo lu di keroyok massa gimana?"

"Ya udah, kita usahain cepet-cepet kelarin. Bye!"
Jimmy mengakhiri panggilan.
"Jay jalan sama bareng sama Ferina?
Kayaknya ada hal yang ganjil."

*****

Tidak ada cara lain, Halim langsung
memesan satu tempat karoke, di sebelah ruangan Jay dan Ferina berada.
Tujuannya agar Halim bisa mempatroli
Aktivitas mereka.

Halim mondar mandir di ruangan karoke sambil menyilang tangannya
Penuh tekanan.
"Gue mesti melakukan sesuatu, memeriksa gak ada hal yang gak diinginkan terjadi."

(Di ruang sebelah)

Iringan Instrumen lagu red velvet yang berjudul Dumb Dumb, yang dipadukan dengan suara nyanyian begitu meriah.
Michelle, Lina, Kinal bernyanyi dengan penuh semangat dan energik.
Di ruangan itu setidaknya ada sekitar 7 murid.

"Yuhuuuu dapet score 80!"
Lina berseru semangat.

"80? Buruk banget. Pantes aja gue gak lolos audisi, ternyata vocal gue masih belum memenuhi standard."
Michelle cemberut.

"Lu emang dasarnya born to be a model,
Kalo di suruh catwalk pasti scorenya jutaan."
Lina memberikan remote karoke.
"Jay lu mau gantian nyanyi gak?"

Jay mengambil remote dan merangkul Ferina,
"Lu mau nyanyi lagu apa? Ayo kita duet.
Lagu yang cocok dinyanyiin couple apa ya?"

Lina dan Kinal saling melemparkan pandangan, sekuat tenaga untuk menahan cengiran.

Felic merayu dengan ledekan.
"Romantis iya, jadian kagak
Kalian berdua cocok buat masuk kategori pasangan fenomenal terbadut
of the year."

Notes About Us (YOL00's SQUAD!) | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang