mengalah demi kebahagiaan

16 5 2
                                    

*happy reading🥰💗*
*maaf jika ada ke typoan Krna saya juga manusia*





Eera menangis sejadi jadinya atas kabar yang diceritakan oleh dr.arga

Arga terus menenangkan si cantik

Tiba tiba eza terbangun dan panik melihat adeknya menangis ia langsung duduk dibrankar dan memeluknya

"Dr.arga?adek saya kenapa?"
"Kau akan tau nanti tapi jangan sekarang",eza mengerti

"Ka arga aku mohon sembuhkan dia apapun caranya aku bakal turutin asal dia sembuh ka...aku ga mau pergi dari dia ka..aku mohon.." lirihnya membuat ruangan itu dipenuhi rasa sakit

"Berjanjilah kau akan sembuh ya" ujar dr.arga,eera hanya mengangguk

"Kesembuhan itu sementara memakai cara kemo sampai ada pendonor jantung tapi jika tidak ada kemungkinan akan meninggal" jelasnya

Tiba tiba suster datangg dan dr.arga harus pergi karna ada pasienn,ia meninggalkan mereka berdua dengan eera yang masih menangis

"Tenanglah adekk"
"Ga ka..ga bisa"

Eza mendapatkan telpon dari raka

"Ada apa ka?"
"Lu kenapa ga berangkat?gw ama gabizel,bizel khawatirin eera sm lu"
"Gw lg sama eera,tenang aja"
"Lu dimana?"

Eza mematikan telepon tanpa menjawab pertanyaan raka
ia membagi lokasi kepada raka,fikirnya agar dia tidak harus menjawab panjang lebar

Raka melihat lokasi itu,eza dan eera ada dirumah sakit

"Siapa yang sakit?" Batin nya
"Ka ada apa?" Tanya bizel melihat raka bengong
"Eh ada apa?"
"Gimana?eera ada dimana?"

Raka berfikir keras untuk menjawab pertanyaan ini,ia tak mau menjawab dgn jujur keberadaan mereka berdua karna kesehatan gabizel juga utama

"Eza sama eera lagi pergi...ke..ibu nya"
"Hah?bukanya mereka sama ortunya ga akrb?kaka jangan bohong"
"Ibu mereka yang udah meninggal,makamnya ada diluar kota"
"Owh,kok ga ngabarin yah?"
"Gatau,pasti ada alasan kok"

Gabizel percaya

"Ka sakit..sakit banget liat kabar itu,kenapa kaka sembunyiin dari aku ka?kenapa?apa karna gamau aku khawatir? Ga gini ka caranya,aku bakal lakuin apapun demi kamh sembuh ka,aku cuman pengen liat kamu bahagia dan bisa masuk univ kedokteran,aku bakal cari pendonor ka kalau ga ada mungkin aku yang akan donorin itu" batinya

"Adekk?mau mamam ga?kaka suapin" tawar eza,eera hanya menggeleng

Eza kemudian memegang pipi eera
"Cantiknya abang harus mamam dong,,biar sembuhh,,kasian gabizel khawatirin kamuu,,makan yah",eera mengangguk

Kemudia eza pergi dari ruangan untuk membeli makan

"Ka mungkin kita punya keinginan yang sama yaitu masuk universitas kedokteran di indonesia,insya allah aku bakal wujudin itu ka,tapi maaf kalo kita harus berpisah.." batinya

Eera terus mengkhawatirkan keadaan gabizel fikirannya

"Ia harus mengalah demi kebahagiaan orang lain,aku hanya ingin melihat dia tersenyum dan bangga berhasil mencapai keinginannya"

Hanya itu yang ia inginkan,kanker ginjal yang ia idap sudah mau mencapai stadium 4,ia mungkin bisa bertahan sampai kelulusan sekolahnya

ia terus memikirkan bagaimana caranya jika ia pergi semua orang yang ia sayang akan bahagia tanpa ada rasa kehilanganku

ia memang selalu berharap bahagia namun sekarang harapannya adalah melihat orang lain bahagia,ia ingin abangnya berhasil mencapai keinginannya menjadi seorang arsitektur ia ingin orang tuanya sayang padanya,dan..ia ingin bertemu kakaknya..anareksa putra bintang

Eza kembali membawa makanan dan menyuapi sedikit demi sedikit ke eera

"Gaenak,udah ya"
"Lagi dong baru satu suapan",eera menggeleng
"Kamu mau apa kaka turutin?tapi janji kamu makan dan minum obat"
"Mau disuapin sama gabizel"
"Hmm..yaudah kakak telepon"

Eza menaruh piringnya dan membuka hp nya untuk menelepon gabizel

Tutt tutt

"Ada apa za?"
"Zel ke sini ke rumah sakit antasaari diruangan raden walangsungsang,eera td sakit dan dirawat dia gamau makan kecuali disuapin ama lo"
"Astaga,oh yaudah gw segera ke situ"

ia kaget mendapat berita bahwa eera masuk rumah sakit tapi rumah sakit itu agak sedikit dekat dengan sini tadi padahal raka bilang diluar kota? Fikirnya mungkin sudah perjalanan pulang tapi eera tiba² sakit

Gabizel menyuruh raka untuk mengantarkannya

Sesampainya dirumah sakit ia segera mencari ruangan tersebut

ia membuka perlahan pintu rumah sakit

Sontak eera dan eza menoleh ke arahnya

"IJELLL..." teriak eera girang

Gabizel berlari dan memeluk eera dengan eratt
"Cantikk..kok bisa sakit..kamu bandel yah" ucap gabizell
"Ga kok"

"Zel itu makanannya suapin yah gua keluar dulu nemenin raka kasian sendirian",bizel hanya mengangguk,ia segera duduk disamping eera dan menyuapinya

Gabizel tak tega melihat gadis cantiknya sakit dan memakai beberapa alat rumah sakit

"Kamu harus sembuh ya..gaboleh ninggalin aku..bentar lagi kita lulus kamu kan udah janji bakal masuk univ kedokteran bareng" ucap gabizel sambil terus menyuapinya

Hati eera sakit mendengar kata kata itu ia bagai tidak mungkin menuruti kemauan gabizel

"kamu juga janji sembuh ya?kamu harus kemo,nanti aku temenin janji zell"

Gabizel kaget mendengar nya bagaimana eera tau soal penyakitnya

"D-dari mana kamu tau?"
"Itu urusanku kamu gblh tau,intinya janji sembuh buat aku ya?katanya mau bahagiain aku? Jadi janji yah..mau sembuh" ujar eera dengan mata yg berkaca kaca mengatakan hal itu,gabizel mengangguk sekarang ia mempunyai keinginan untuk sembuh

"Tapi maaf yah..jika aku yang akan duluan pergi? Aku janji rasa ku padamu tak akan pernah pudar walau tubuhnya sudah hilang namun cintaku masih tetap sama...masih tetap mencintaimu hingga akhir waktu"










*ulululu jangan ada yang nangis ya*
*sampai sini dulu ya*
*see you next part*

sosok yang membenci realitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang