menyerah

21 7 6
                                    

Pagi itu badan eera panas,badannya lemas,mungkin akibat hukuman kemaren

"EERAA..." teriak ibu nya

BRAKK

Pintu dibuka cukup keras

"KAMU NIH YA JAM SEGINI BELUM SIAP SIAP MAU APA HAH?! MAU GA BERANGKAT?!"

"Badan eera lemes mah.."

"GA ADA ALASAN,SEGITU AJA LEMAH BANGET SIH KAMU,SANA CEPET MANDI SIAP² SEKOLAH!!",niara langsung pergi dari kamarnya,

"Huhh..",eera hanya diam,tiba tiba eza muncul dari balik pintu kamarnya

"Lu gapapa?"
"Gapapa kok bang" jawbnya dengan senyum manis,tapi eza tau senyum itu hanya menutupi kesedihannya,senyumnya berbeda.

Tiba tiba eza menempelkan tanganya pada wajah eera,panas,badanya panas

"Kamu sakit?"
"Ga kok", ia mencoba menutupi semuanya,ia lupa bahwa eza bukan orang bodoh yang dibohongi dengan senyuman

"Mandi gih,gua tunggu disini"
"Oke bang" ucapnya bersemangat,eera benar² tidak mau membuat orang khawatir kepada dirinya

Saat sudah selesai ia segera berangkat

"Duluan kebawah gih bang"
"Knp?kn bisa bareng"
"Gapapa"
"Hmm yaudah"

Eza ke bawah meninggalkan eera sendirian,kenapa eera menyuruh abangnya duluan? Ia ingin mengambil obat,ia tidak mah ketauan bahwa dirinya sakit,eera mengambil beberapa obat dan ia kantung dirok nya

ia mulai menuruni tangga,terlihat ortu nya sedang sarapan namun eza tak berada dimeja makan

"Bang ez mana?" Tanya nya kepada ortunya
"Dimobil" jawab dingin niara
"Kamu gaboleh sarapan hari ini karna masalah kemaren" lanjut niara
"Ia bunda"

Eera segera pergi ke mobil menyusul eza,benar saja eza sudah didalam mobil

"Pak ayo berangkat"
"Iya non"

Saat itu ia terpaku pada wajah eza yang sedikit cemas

"Kenapa?" Tanya eera
"Lo gabolehin sarapan yah?pake bekal gua aja"
"Ga bang itu kan buat abang,lagipula aku bisa beli dikantin kan.."
"Abang hari ini ada kelas musik ya?berarti ga ikut sama kita belajar dikelas?"
"Iya,hati hati ya,gua gamau lu nyari masalah lagi,"
"..."

Eera hanya diam,ia teringat kejadian kemaren itu,sungguh hari yang tidak beruntung

Sesampainya disekolah,eza mangantarkan adeknya ke depan kelas

"Hati hati ya dek,kalo ada yang nakal gausah diladenin ya,maaf abang gabisa jaga adek" ucap eza sambil mengusap rambut eera,eera hanya terdiam memikirkan ucapan abangnya itu,thezarawin benar benar tempat ternyaman,hanya dia yang tau bagaimana perasaanku batin eera

"Abang pergi dulu ya,see you cantik" eza melambaikan tangan dan hanya dibalas senyuman oleh eera,sejujurnya ia tak ingin berpisah walau satu hari apalagi dirinya sedang sakit

Eera tak menyadar apa yang ia bicarakan pada abangnya dilihat oleh gabizel dari dalam kelas,sedangkan dela?biasanya ia berangkat pada jam mau masuk

Eera mulai melangkah kaki nya,langkahnya begitu berat mungkin karna badannya lemas,ia mulai duduk dikursi tepat disamping gabizel

,ia tak melirik,menyapa,kepada gabizel,padahal sebenarnya itu yang ditunggu bizel dipagi hari senyuman dari eera,bawel an dari eera namun entah kenapa hari itu wajah eera benar benar tanpa senyuman

Gabizel menatap eera,namun eera tidak sadar akan hal itu

"Raa?you why?are you ok?"
"Gua gapapa kok" pertanyaan itu dijawab senyuman,tapi gabizel tau itu bukan senyuman bahagia melainkan luka

Kelas masih sepi hanya beberapa orang yang sudah datang dan itu tidak ada dikelas

Gabizel menarik badan mungil eera ke dekapannya,ia tau kalau eera sedang membutuhkan itu

Eera heran akan apa yang dilakukan gabizel,tak biasanya.

Namun ia hanya diam menerima apa yg dilakukan gabizel,sekarang ia butuh pundak

Tiba tiba nenek lampir datang gabizel langsung melepaskan pelukan itu,eera heran namun saat iya melihat ke pintu ia tau alasannya,

"Aduhh lont* ya lont* pagi pagi dikelas berduaan gatau malu" ucap meita sambil berjalan menaruh tas

Eera hanya diam,ia masih terus menatap buku yang ia pegang,meita mendekat ke arah eera,mengambil sedikit rambut eera,ia tak bisa melawan..ia tak mau terkena masalah kembali

"Bizel hati hati ya ama jalang,gua takut lu kenapa² ups haha" ia langsung menarik rambut eera lalu pergi
"Aww"

"Lu gpp?gausah dimasukin ke hati ya" ucap gabizel masih dengan nada dingin,eera hanya tersenyum

Tringgg
Tringg

Bell masuk telah berbunyi,satu persatu siswa/i memasuki kelas,sekarang mulai waktu untuk belajar... dua jam berlalu saat nya

^waktu istirahat telah datang^
Tingg nongg

Orang² pada keluar kelas untuk menuju kekantin sama dengan teman temannya hanya menyisakan beberapa anak saja dikelas salah satu nya ia dan gabizel dan dela

Dela berjalan ke.arah eera

"Hai eera?"
"Oh hai"
"Ga ke kantin?" Dela merasa aneh pada eera seperti ada yang sesuatu terjadi

"Ra?lu gpp kan?",bertanyaan itu sudah 3 kali ia dengan dari mulai eza,gabizel,dan dela ia benar benar ingin berteriak kalau dirinya sebenarnya lelah akan semua ini,kekasaran yang ia terima dari orang tuanya,bentakan,bahkan masalah pasti muncul,namun apa? Ia harus menerima semua kenyataan pahit dihidupnya

"Im ok" ucpnya singkat tersenyum
"Lu ga baik baik aja ra"
"Alasannya del?"
"Pipi lu bekas tamparan kan?"
Seketika ia terdiam,mengapa dela tau?huhh,gabizel menatap era sekilas dan kembali menatap layar hp nya,sebenarnya eza menitip adeknya kepada dirinya

"Lu kok.."
"Haha ayah gua dokter raa gua tau beberapa tentang luka,lu jangan harap bohongin gua,lu ditampar kan?"
"Ya gegara masalah gua sama meita,ayah gua tau kalau dapat surat peringatan"
".." hening mulai terasa

Entah hari itu benar benar sepi tanpa ada candaan seperti kemaren,sampai dimana bel masuk berbunyi dan bell selesai jam pelajaran tepatnya pulang sekolah

Eera tau kelas musik belum selesai membutuhkan setengah jam lagi untung menunggu,ia memustukan ke atas sekolah balkon tempat yang tenang tanpa mendengar riuh sekolah

Gabizel tau bahwa eera pergi ke atap sekolah,ia mendiamkan sebentar ia tau bahwa eera sedang terluka

"Gua mau peluk lo sampai luka lo hilang,eera.gua terlalu gengsi untuk itu" batinnya

Saat piket sudah selesai gabizel mulai berjalan ke atap sekolah,ia melihat eera sedang dipojok melihat kebawah,ia hanya diam ditangga tak berani menyusul ke eera

"Andai tuhan bisa wujudin gua gamau kaya gini tuhan..gua mau bahagia,gua mau keluarga harmonis,gua capee...kenapa gua terlahir sebagai anak pembawa masalah..ia bener gua malu maluin..gua tolol...gua bego"

Kata kata itu terdengar dikuping bizel ia tau sekarang eera benar benar terluka ia butuh pundak untuk bersandar

"Gua mau menyerah..."

ia mengambil obat disaku nya,obat tidur dosis tinggi,ia mengambil beberapa obat untuk ia minum entah apa yang terlintas dipikiranya

"Bunda ayah gua sayang kalian,abangg gua amat sayang sama lu.. dan..." ia tersenyum ke arah langit

"Dan Gabizel vachiraacivaree", gabizel tersenyum

Eera mulai melangkahkan kakinya diujung pembatas

"See you dunia.."

Gabizell berlari sekuat tenaga namun...

*eh?lanjut nanti ya*
*see next part guys*
*lop you yang udah baca*



sosok yang membenci realitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang