✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼Happy Reading
.
.
.Ini sudah pukul 20:50 pm. Namun, ada dua gadis yang sedari tadi tak henti-hentinya saling beradu mulut dibelakang taman mansion besar milik keluarga Salvador.
"Kan udah gw bilangin, jangan deket-deket dia. Lo tuh, tolol atau bego sih?"
Gadis dengan baju urakan, bertanya kepada teman nya yang tengah terduduk santai di ayunan.
Tepatnya, di halaman mansion si gadis urakan itu.
"Azuraa... Gw nggak deket-deket Galih, dia aja yang deketin gw." Gadis itu mengelak.
Malam ini, dirinya dimarahi habis habisan oleh temannya itu karena sebelumnya dia mengadu jika dirinya telah diphp oleh seorang lelaki.
"Jangan polos polos amat lo sya. Ya elahhh... capek gw ngingetin lo."
Dengan penuh emosi, Gadis yang dipanggil Azura tadi melenggang pergi meninggalkan Tasya.
"Salah ya gw?" Tasya bergeming sembari menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"WOYYY! MASUK LO BEGO. MAU JADI PENUNGGU AYUNAN LO, HAH?." Azura berteriak kencang dari balik pintu.
Dengan segala kekuatan yang Tasya punya, ia berlari dengan cepat masuk kedalam rumah Azura.
.
.
."Ehh, besok pagi gw numpang ya? Nggak tau gw dimana itu kampus baru." Ucap Tasya, setelah duduk di sofa.
"Nyusahin mulu. Berangkat sama sopir lo aja sana."Jawab Azura.
"Lagian, kita dipindahin ke kampus lain itu gara-gara lo. Coba aja lo nggak cari perkara tuh sama sicabe, pasti kita masih aman tauk." Tasya berusaha membela diri.
"Terus, lo ngapain ikut pas gw mau bunuh tuh si cabe, hah? Tolol nya kelewatan." Sinis Azura.
Seperti nya, Azura melupakan kejadian tadi.
"Gw kan sebagai sahabat lo, harus melindungi dong. Gw nggak mau ya, dicap sebagai sahabat yang tidak setia kawan." Tasya berbicara sambil memaju-majukan bibir nya seperti bebek.
"Najis lu anjir." Azura bergidik.
"Ya, Azura cantik... Besok gw ikut ya? Plisss..."
"Nggak."
"Plisss ..."
"Miskin lo?. Pesen Go-Car kek, atau naik Taksi kan bisa Sya ... nyusahin gw lo ahh."
"Terimakasih Azura cantik... Besok gw tungguin didepan gerbang Rumah gw, yahh."
"Males gw jemput lo." Azura dengan tidak elite nya, menoyor kepala Tasya hingga Tasya sedikit oleng.
"Kasar banget deh jadi cewek." Tasya mengerucutkan bibir nya lagi.
"Sana. Pergi lo dari rumah gw." Usir azura.
"Tapi besok jemput ya? Plisss... gw nggak tau jalan nya.." Tasya memohon sekali lagi.
"Nggak. Nggak mau gw. Lo nyusahin!."
Seketika, Tasya terdiam. Ia tau jika Azura sedang merencanakan sesuatu. Jadi, Tasya juga harus memikirkan cara agar ia besok bisa berangkat dengan Azura ke kampus baru nya secara bersama.
"Gimana kalau gw traktir selama sebulan penuh tiap jam makan siang nanti di kampus?"
"Nggak. Gw nggak miskin kek lo." Tolak Azura.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA-Baddas Girl
FantasyBagaimana jika gadis yang suka marah-marah bertemu dengan pria yang usil? Akankah mereka bisa akur? Atau jangan jangan mereka nanti nya menjadi sepasang sepatu? Ehh salah. Sepasang kekasih, maksud author. "Suka suka lu aja dah. Pegel mulut gw.." "...