✍🏼
Happy Reading
.
."Eh, mau ngapain lo?!" Tasya berada didepan orang yang telah mendorong Azura dengan tatapan tajam nya.
Azura? Ia tersenyum saja.
"Malah senyum lagi. Tuh, temen lo mau diterkam gorila." Cella Menyenggol lengan Azura.
"Wehh, ngapa lo rell? cemburu?" Bram bertanya sembari melirik Revan.
"Yailah ... udah mantan kalik rell. Lagian, lo itu cuma dijadiin koleksi sama si Revan. hahhhaa" Ucap yohan dengan tawa nya.
"Diem kalian! Ehh, minggir lo. Jangan deket-deket revan!." Okey, panggil saja si wanita biang rusuh yang baru datang ini, Aurell.
"Sans kalik tan, nggak usah ngegas begitu. Bilang aja lo masih sayang kan sama gw ..." Revan yang daritadi diam akhir nya berbicara.
"Revan... kok bilang gitu sih. Kan aku masih jadi pacar kamu ..." Aurell dengan manja nya berdiri disamping Revan memeluk lengan Revan.
"Yailah mbak ... Maksa amat." Cibir Cella.
"Ga laku kalik!." Azura menatap remeh Aurell. ia merasa jika wanita yang ini, akan menjadi penghambat masa kuliah nya.
"MAKSUD LO APA?." Aurell yang tidak Terima, berteriak membentak Azura tak malu.
"Maksud lo apa bentak bentak temen gw? Lo nggak punya tatakrama apa gimana? Sekolah berapa taun lo?" Tasya semakin tidak Terima saat Azura di begini kan.
"Biarin aja sya ... Ni sekolah kek nya punya bapaknya deh." Ucap Azura dengan santai nya.
Sedangkan Revan, Bram, Cella, Yohan, serta Reyhan, hanya menyimak perdebatan mereka.
"Belagu lo ya. Maba aja bangga!. Liat aja, lo berdua bakalan nggak gw biarin betah dikampus ini!."
"Eyyy, siapa lo disini? kang kebon? Kang sapu taman?." Azura tanpa malu nya mengangkat lengan kaos nya sehingga memperlihatkan kulit nya yang putih.
Semuanya bergidik ngeri.
"Abisin aja xyie. Udah lama juga gw Mendem pengen bunuh tu orang." Cella ikut memanas kan suasana.
"Berani banget lo ya sama gw!." Setelah mengucapkan itu, Aurell menjambak rambut Azura dengan kasar.
Semua nya tiba-tiba panik. Tapi tidak dengan Azura. Ia sama sekali tidak merasakan kesakitan, ia hanya terdiam sembari menunggu aksi Aurel kepada nya.
"Lo salah orang buat nyari perkara bitch!." Ucap Azura berbisik ditelinga Aurel."Gw tau, lo dipindahin kesini gara-gara lo ketauan mau bunuh gisella kan? Gw bakalan tutup mulut kalau lo jauh-jauh dari Revan, dan jangan gangguin gw!." Aurell juga membisiki Azura.
Dengan cepat, Azura menepis tangan Aurell yang daritadi ada dikepala alih-alih menjambak rambut nya itu.
Aurell tersenyum penuh kemenangan.
"Lo nggak papa zur?" Tasya khawatir
Yang ditanya menggelengkan Kepala nya.
"Cabut sya ..." Setelah mengucapkan itu, Azura membereskan barang-barang nya dan meninggal kan kelas."Liat aja lo ya ... Lo salah cari orang buat nyari masalah. Tunggu tanggal main nya!." Tasya memperingati Aurell yang tengah memandang nya dengan tatapan tajam. Setelah itu, Tasya ikut menyusul azura yang entah pergi kemana.
"Revan ... nanti sore kita jalan yuk?" Aurell kembali merangkul lengan Revan dengan manja.
"Lepasin!. Ganggu hidup gw aja lo." Revan menepis tangan Aurell.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA-Baddas Girl
FantasyBagaimana jika gadis yang suka marah-marah bertemu dengan pria yang usil? Akankah mereka bisa akur? Atau jangan jangan mereka nanti nya menjadi sepasang sepatu? Ehh salah. Sepasang kekasih, maksud author. "Suka suka lu aja dah. Pegel mulut gw.." "...