-Chapter 8-

17 1 0
                                    

✍🏼
Happy Reading
.
.

"Lama amat sih? pegel nih nunggu nya."

"Banyak pengganggu."

Tasya mengerutkan kening nya.

"Nggak penting, udahlah cabut. Laper nih gw belum makan." Jawab Azura.

Ya, tadi di Koridor. Ia berpapasan dengan Aurell mantan pacar Revandra. Mereka sempat adu mulut sebelum Azura dengan kesal meludahi sepatu Aurell kemudian melenggang pergi tanpa menggubris teriakan si nenek lampir itu.

"Kok bisa belum makan? kebiasaan lo mah. Udah mau masuk loh ini kelas nya." Tasya mengingat kan

"Nggak lama, lo tau kan secepet apa gw kalau lagi makan?"

Tasya mengangguk saja, ia tau sahabat nya ini bisa saja  menghabiskan tiga mangkok bakso dalam lima menit. Sangat tidak mengejutkan :)

"Iya udah, ayok cepet." Tasya berjalan Mendahului Azura.

Kali ini, Azura memakai celana jeans sepaha dengan kaos oversize warna maroon, sepatu besar bemerek Gucci, rambut yang dicepol asal, dan tak lupa, tas hitam dipunggung nya.

$$$$$$

"Gimana nih selanjutnya?"

Azura menoleh kearah Tasya sembari menyeruput jus strawberry milik nya.
"Jalanin aja dulu, lagian baru dua hari kita disini."

Tasya mengangguk
"Berapa hari lagi ada camping, lo ikut?"

"Mana bisa gw nggak ikut, nyokap bokap pasti ceramahin gw kalau bener gw nggak ikut." Jawab Azura sekena nya.

"Iya juga, tapi kenapa bisa pas gini sih kita dipindahin nya di kampus om lo?"

Azura mengendikkan bahu nya,
"Lo tau kan bokap gw, liciknya naudzubillah?"

"Heh! Gila lo zur, nggak sopan sama bokap sendiri." Ucap Tasya.

Azura terkekeh,
"Enggak gitu maksud gw tolol!. Semua ini pasti udah direncanain sama bokap gw, doi tau kalau di kampus om gw, bakalan banyak jadwal. Maka nya biar gw aktif, jadi dipindahin kesini."

Tasya mengangguk paham,
"Tapi, ini beneran kita bakalan jadi polisi rahasia?"

"Maksud lo?" Azura mengerutkan dahi nya sembari memakan nasi goreng yang sudah dipesan nya

"Yuu dasar tolol!, kita kan ada janji sama om lo buat jagain nih kampus." Ucap Tasya dengan sewot

Azura mengangguk,
"Oh iya, gw lupa."

"Dasar pikun!." Cibir Tasya.

"Gw belum tua ya, dikatain pikun lagi."

"Umur udah dua puluh dua gitu dibilang belum tua? Sadar mbak, cepet cepet cari jodoh sana!."

"Sorry ya, gw masih mau nabung buat ketemu suami gw." Sinis Azura

Tasya dengan tidak elitnya tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

"Dih, kenapa lo? Stress?" Tanya Azura.

Tasya semakin mengeraskan tawa nya.
"Lo kalik yang stres. Masih suka halu aja."

"Nggak suka, skip aja kalik. " Ucap Azura dengan sesuap nasi yang terakhir dimulutnya.

AZURA-Baddas GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang