-Chapter 6-

17 1 0
                                    

✍🏼
Happy Reading
.
.

"Xyie ..."

Azura dan Tasya menoleh secara bersamaan.

"Ngapa lo?" Dengan enteng nya, Azura menjawab panggilan itu.

"Minta nomor ponsel dong!." Orang itu, secara sukarela memberikan ponselnya sendiri kepada Azura.

"Lo mau ngapain van? Percuma lo minta sama Azura, nggak bakalan dikasih. Percaya deh sama gw." Tasya memberitahu.

Ya. Atas saran dari Cella saat didalam cafetaria tadi, Revan dengan sigap berlari mendekati Azura dan Tasya yang tengah duduk di kursi, tepat didepan cafe itu.

Azura tak menjawab.

"Ayolah xyie... Kasih gw nomor ponsel lo ya? plisss, nih ponsel gw, cepet ketik!."Revan berusaha mendekatkan ponselnya pada Azura dengan sedikit memaksa.

"Heh, kang galon.. Lo siapa gw? berani nya manggil gw seenak jidat. Nama gw Azura.  Dan gw, nggak bakalan kasih nomor gw ke siapa pun. Pergi aja lo." Azura menolak.

Revan tak habis ide,
"Ntar gw traktir beli makanan deh, janji gw mah."

"Ganggu banget lo njir, sono pergi!. Jangan sampe gw teriak disini nih?" Ancam azura.

Revan menggeleng,
"Sebelum lo kasih nomor ponsel, gw nggak bakalan pergi!."

Azura merotasikan bola matanya malas.

"Dah lah van, kita baru aja kenal. Lo jangan seenak nya minta nomor ponsel" Tasya yang menjawab.

"Otak nya dangkal sya, nggak sampe dia buat mikir begitu." Ucap Azura sembari menyesap vape nya.

"Pelit amat, tinggal ketik aja disini nih. Udah gitu selesai, gw pergi setelah itu." Revan dengan penuh kekesalan menunjuk-nunjuk keyboard di ponsel nya.

Tasya terkekeh, begitu antusias nya si Revan ini. -pikirnya.

"Nggak ada!. Gw nggak mau, sana pergi lo!." Azura terus saja mengusir Revan.

"Gw juga nggak mau pergi kalau gitu ..." Revan dengan santai nya membenarkan duduk nya, melingkar kan tangan nya di bahu Azura.

"Nggak sopan banget lo kutil badak!." Azura menghempaskan tangan Revan.

"Sakit, astaga.." Revan menoyor Kepala azura.

"Lo bego!. Udah dibilang pergi, masih aja nangkring disini. Sana, cepet pergi!."

"Ini ketik dulu nomor nya, baru gw pergi xyie..." Revan memberikan ponselnya, lagi.

Azura dengan malas menerima ponsel itu dan mengetikkan sesuatu.
"Nih..."

Revan menerimanya dengan antusias, sebelum....
"Lahh? Ini nomor apaan njir?!." Revan mengerutkan dahi saat melihat layar ponsel.

Azura tersenyum miring,
"Tuh nomor rekening gw, kalik aja lo mau nransfer." Ucap Azura dengan santai nya.

Revan melongo tak percaya.

Sedangkan Tasya, ia tertawa terbahak-bahak melihat Revan yang wajahnya sudah memerah.

"Untung lo cakep xyie. Kalau enggak, behhh... udah gw gantung lo di pohon toge."

"Apa ha? Nggak takut gw. Sini lo, panggil lagi nama gw kek tadi kalau lo mau gw kirim kerumah sakit." Azura menantang.

"Males gw sama lo. Sya, gw Minta id line lo, dong? ntar lo kirim nomor nih orang ke gw, okey?" Revan mengedipkan sebelah mata nya pada Tasya kemudian berdiri hendak pergi.

AZURA-Baddas GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang