✍🏼
Happy Reading
.
."
Boleh gabung nggak?" Empat lelaki, menghampiri Azura dan tasya yang tengah berdebat.
Mereka berdua seketika menoleh secara bersamaan kesumber suara.
"Boleh ..."
"Nggak!."
Empat lelaki itu saling pandang.
"Jadi boleh ga nih? Berdiri terlalu lama mengakibatkan tulang lutut nyeri sendi ..." Dengan tidak sopannya, Revan duduk dan menarik kursi agar lebih dekat dengan Azura.
"Yeilahh, modus lo njeng." Bram ikut duduk disamping Tasya, diikuti yohan dan Reyhan. Mereka duduk memutari meja kantin.
"Cabut sya ..."
"Ettttt, mau kemana? Disamperin cogan gini malah kabur." Revan menahan tangan Azura yang sudah hendak pergi.
"Lepasin tangan gw ..." Azura menatap tajam Revan.
"Duduk dulu dong, kenalan dulu kita." Bram ikut bicara.
Entah perasaan Azura saja atau bagaimana, kantin yang semulanya dingin dan sepi, kini menjadi panas dan ramai.
"Tuh liat, kalian berdua adalah orang pertama yang kita-kita deketin. Biasanya sih, cewe-cewe yang pada ngedeketin kita. Ya nggak coy?" Ucap yohan setelah melihat sekeliling banyak cewek yang melihat mereka.
"Pede banget anjirr, lepasin tangan gw!." Azura menghempaskan tangan Revan dengan kasar yang membuat sang empu mengaduh kesakitan.
"Kasar banget jadi cewe, kalem dikit dong." Revan menggoda Azura.
"Sya..." Azura menatap tasya yang sedari tadi diam.
"Ga ngerti lagi gw zur... Berasa di surga ini mah. ganteng ganteng banget ... Ini mimpi bukan sih?" Tasya menepuk-nepuk pipi nya sendiri.
"Goblokk!." Azura memukul kepala Tasya.
"Sakit elahh... " Tasya mengusap usap kepala nya sembari meringis menahan sakit.
"Kalian maba? Jurusan apa nih? kali aja kita sejurusan. Siapa nama kalian? Udah punya pacar belum? Rumah nya dimana? Boleh nggak kita main?." Tanya yohan bertubi-tubi.
"Satu satu bisa nggak lo tanya nya, yon? Udah kek wartawan aja." Bram menoyor kepala yohan.
"Biar cepet gitu loh bro ..."Tanpa dosa, yohan ikut menoyor kepala bram.
"Gw Revan, lo cantik. Mau kan jadi pacar gw?"
Plakkk
"Anjerr! sakit goblokk." Revan mengaduh setelah Bram menampar paha nya dengan keras.
"Baru juga mau kenalan, udah ngajak pacaran aja ..." Sinis Reyhan.
"Wahhh, parah. Kulkas udah angkat bicara, berarti keadaan udah nggak aman." Celetuk yohan.
"Iya lo, parah van!. Ngajak pacaran udah kek ngajak beli cilok." Bram mengiyakan.
"Iya dehhh, dibully gini gw jadinya. Kenalan dulu dong kalau gitu. Gw Revan, moswanted nih kampus." Revan memperkenalkan diri nya dengan sombong.
"Gw Bram, panggil sayang juga gapapa. Gak kalah ganteng kan gw sama tuh si bocah goblok." Bram tersenyum kepada Tasya yang sedang tersenyum gugup.
"Gw yohan, temennya tuh dua bocah. Gw ga ganteng, tapi gw lumayan manis ..." Ucap Yohan sembari tersenyum.
"Najis lo, sok iye." Bram mencibir.
"Emang iye, mau apa lo? Ngajak ribut?."
"Berisik lo. Cepetan napa, Keburu kabur nih cewe gw." Ucap Revan yang sedari tadi memegangi lengan Azura.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA-Baddas Girl
FantasyBagaimana jika gadis yang suka marah-marah bertemu dengan pria yang usil? Akankah mereka bisa akur? Atau jangan jangan mereka nanti nya menjadi sepasang sepatu? Ehh salah. Sepasang kekasih, maksud author. "Suka suka lu aja dah. Pegel mulut gw.." "...