03

358 2 0
                                    

Kau membuat semuanya indah,
Seolah takkan terpisah
Maafkan Aku - Tiara Andini

~~~

8 bulan kemudian.

"Nura gw ketemu Mas Raffa dulu ya" Pamit Intan.

"Ah elah mesra-mesraan mulu inget itu perut udah gede, kasian kalo dedeknya kegencet hahaha" Canda Nura.

"Hehehe ini juga dedek yang kangen sama papanya" Alibi Intan.

Tak lama kemudian Raffa menjemput Intan dan mereka langsung menuju apartemen rahasia milik Raffa dan menghabiskan malam panjang bersama.

Selesainya kegiatan 'itu' mereka tidak langsung tidur tetapi Raffa ngobrol dulu dengan sang jabang bayi didalam perut.

"Mas Raffa lagi ada masalah ya?" Tanya Intan sambil mengelus kepala Raffa.

"Hmm engga sih yank, aku cuman curiga aja kalo anak yang dikandungan Hesti itu bukan anak aku..." Cerita Raffa.

Intan jadi teringat sama percakapan di tangga darurat waktu itu.

"Eh lha terus anak siapa dong mas kalo bukan anak kamu?" Tanya Intan.

"Ya gatau, seingetku aku cuman sekali doang bercinta sama Hesti dan itu terjadi hampir satu tahun yang lalu gara-gara Hesti memasukkan obat perangsang dan aku tidak bodoh karena aku pakai pengaman pada saat itu. Sedangkan dia sekarang hamil usianya sama kayak kamu. Padahal pada bulan-bulan itu aku selalu ke kamu dan hampir ga pernah pulang ke rumah Hesti kan?" 

"Ya bisa jadi Mas Raffa pernah gitu khilaf dan menyentuh Hesti"

"Engga pernah sayang..."

Tiba-tiba perut Intan terasa sangat sakit
"Sayang kamu kenapa???" Raffa panik melihat muka Intan yang kesakitan.

"Sakit Mashh" Intan kesakitan sambil memegangi perutnya.

Raffa segera membawa Intan ke Rumah Sakit terbaik di Jakarta dan Intan melahirkan seorang anak berjenis kelamin laki laki yang diberi nama Rain Dzaqira Yudhistira.

Disaat yang bersamaan Raffa mendapat telepon dari mertuanya yg memberitahukan bahwa Hesti juga sedang mengalami kontraksi di RS yang sama dengan Intan sekarang hanya berbeda ruangan.

"Udah mas kamu ke istri kamu dulu aja sana, aku sama Rain juga udah baik baik aja kok mas" Perintah Intan.
Raffa mengikutinya dan berpamitan pada Intan.

Sesampainya Raffa di ruangan Hesti, Ia bertemu dengan mertuanya mereka semua diberitahukan oleh dokter bahwa anak Hesti mengalami kondisi HB rendah yang mana membutuhkan banyak darah untuk membuatnya bertahan hidup.

"Pakai darah saya dok" Raffa mencari muka didepan mertuanya.

"Tidak bisa asal memasukkan darah pak, ada prosedurnya." Jelas dokter.

"Tetapi kalo kelamaan bisa meninggal dong dok cucu saya?" Tanya Maminya Hesti.

"Ya maka dari itu sekarang kita berlomba dengan waktu" Jelas dokter lagi.

Mereka bertiga (Raffa, dan orang tuanya Hesti) segera melakukan prosedur pengecekan darah dll.

Ketika sedang menjalani prosedur tersebut, mereka di beritahu bawa Hesti sudah sadar dan mencari keluarganya, karena mertua Raffa sudah selesai terlebih dahulu, maka mereka berdua kembali ke kamar untuk menemani Hesti.

Tidak lama setelah Hesti sadar, perawat memberitahukan pada dokter bahwa bayinya Hesti tidak bergerak dan sudah tidak bernyawa, Raffa yg mendengar hal itu langsung meminta dokter untuk menyembunyikan fakta itu dari keluarga Hesti dan meminta pada dokter untuk melakukan tes DNA pada anaknya Hesti secara diam-diam.

Selesai melakukan semua itu, Raffa segera menemui Intan dan menceritakan semua kejadian tadi,

"Yaudah ambil aja Rain supaya Hesti ngga histeris" Kata Intan.

"Hah kamu yakin nyerahin anak kita ke perempuan macam itu?" Tanya Raffa.

"Mas, aku gamau di bilang pembunuh mas, walaupun memang bukan aku yang ambil nyawa bayi kalian, tapi kayak kamu ga tau Hesti aja. Dia akan menyalahkan aku atas kematian anaknya" Jelas Intan.

"Bukan bayi aku sayang, tadi aku habis melakukan tes DNA dan sore ini keluar hasilnya dan aku yakin bukan anak aku" Elak Raffa.
"Tapi aku antara yakin ga yakin sih sama ide kamu itu yank" Lanjut Raffa.

"Udah mas aku percaya kok Rain lebih aman sama kamu bapaknya dibanding sama aku ibunya, kenapa? Karena kalo Rain tetep sama aku pasti Hesti akan mencelakainya. Tetapi jika Rain bersama Hesti, pasti Hesti akan menganggap Rain adalah anak kandungnya dan secara naluriah dia akan merawatnya dengan baik bukan?" Intan kembali meyakinkan Raffa.

"Bener juga sih ya..." Akhirnya Raffa menyetujui ucapan Intan.

Sebelum Intan menukar gelang anaknya Hesti dengan gelang anaknya sendiri, Intan menyusui Rain dan meminta maaf pada baby Rain karena telah melakukan tindakan bodoh itu.

Gemes ga sih sama Intan yg malah menyerahkan bayinya ke rivalnya atau malah setuju sama pemikiran Intan???

Teman RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang