08

168 1 0
                                    

Saat kau temukan aku,
Saat ku temukan engkau,
Jiwaku terasa damai, penuh cinta,
Bila kau disini.
Saat Kau Temukan Aku - SeventeenBand

~~~

Raffa keluar dari rumah Hesti sore itu juga, bersama dengan bayi berusia 3 bulan yang sedang terlelap. Ia menggendong dan berjalan menuju pangkalan taksi kemudian menaiki salah satu taksi untuk mengantarnya menuju kediaman Nura.

"Yaampun Raffa elu ngapain bawa bawa bayi elu..." Teriak Nura. Ia segera mengambil alih baby Rain yang menggeliat akibat suara Nura yang menggelegar.

Sementara Raffa berbicara pada sopir taksi meminta pak sopir tersebut untuk menunggunya. Setelah itu ia berbalik dan menghadap Nura.

"Ra tolongin, gw diusir dari rumah Hesti. Terus disuruh pilih berapa duit tapi gw pilih anak gw." Jelas Raffa.

"Tolongin tumpangan gitu? Kenapa elu kagak ke apartemen rahasia elu yang biasanya elu pakai buat nananina sama Intan?" Tanya Nura.

Apartemen itu memang milik Raffa hasil jerih payah mengumpulkan uang gajinya sejak saat ia menjadi seorang pegawai biasa (sekelas Intan pada saat itu) di perusahaan milik Hesti, kemudian Hesti yang jatuh cinta sama Raffa segera meminta pada papinya untuk perlahan-lahan menaikkan jabatan Raffa hingga saat mereka (Raffa dan Hesti) menikah Raffa dipercaya menjadi seorang CEO menggantikan posisi papi Hesti.
Tidak ada yang mengetahui jika unit apartemen itu milik Raffa, karena Raffa membelinya diatas namakan Intan. Sedangkan Intan sendiri juga tidak tau, yang Ia tau salah satu dari kamar di apartemen itu milik keluarga Hesti.

"Lah malah bengong, woy awas kesambet!" Nura sewot.

"Eh iya, gini Ra, kalo masalah tempat tinggal gw bisalah tinggal di sono. Tapi gw bukan mau minta tumpangan tempat tinggal Ra"

"Terus?"

"Gw minta tolong kasih tau alamat Intan sekarang Ra..."

"...." Nura diam.

"Plis Ra, gimana pun juga Rain butuh kasih sayang dari seorang ibu, terlebih lagi ibu kandungnya masih ada cuman ngilang gatau kemana" Raffa memelas.

Nura mulai goyah jika menyangkut pautkan keponakannya.

"Baiklah, gw beritahu ke elu, tapi gw minta tolong banget jangan bilang kalo gw yang kasih tau ke elu" Nura mengajukan syarat pada Raffa.

"Okey, gw bakalan cari alesan semisal Intan nanyain tentang itu"

"Intan sekarang tinggal di daerah......" Nura menyebutkan nama daerah tempat Intan tinggal. "Disana dia berprofesi menjadi guru di sebuah panti asuhan" Lanjutnya.

"Oke Nura terimakasih banyak informasinya, gw segera kesana sekarang, mmm permisi Rain mau gw bawa" Raffa sumringah.

"Hah sekarang banget ini???? Ga nunggu besok pagi aja?" Tanya Nura sambil memberikan Rain pada Raffa.

"Engga keburu sopir taksinya ngamuk hehehe" Jawab Raffa sambil membenarkan gendongan sang anak.

"Yaudah kalo gitu hati-hati dijalan ya bro" Kata Hesti.

"Siappp" Raffa segera berjalan kearah taksi dan masuk kedalam taksi itu.

"Ke alamat ini ya pak" Katanya pada sopir taksi.

Di lain tempat,

Intan baru saja sampai dari kota siang hari menjelang sore, ia segera mandi untuk menghilangkan rasa capeknya, kemudian saat sedang beres-beres rumah, Starla memvideocall Intan dan mereka berbincang sejak sore hingga malam.

Bagaimanapun juga ia sangat merindukan sahabatnya di kantor dulu. Kedua perempuan itu sedang dalam masa haid sehingga mereka melewatkan shalat maghrib. Mereka baru memutuskan videocall itu ketika Starla ditelepon oleh rekan kerjanya melalui handphone nya yang khusus untuk bekerja.

Selesai videocall dengan Starla, Intan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda yaitu beres-beres rumah. Baru saja memegang sapu, hujan turun dengan derasnya dan petir yang menyambar-nyambar.
Intan tak menghiraukannya, ia tetap santai menyapu rumahnya, selesainya menyapu, sayup sayup terdengar suara ketukan pintu.

Namun ia hiraukan karena ia pikir itu suara ranting atau tamunya tetangga. Semakin dibiarkan semakin terdengar jelas ketukan bahkan gedoran di pintunya. Ia segera bergegas kearah pintu dan membukanya.

"Astagfirullah Mas Raffa.... Ya Allah mas kamu..." Intan terkejut melihat Raffa yang basah kuyup karena melindungi Rain supaya tidak kehujanan.

"Ambil bayi kita dulu yank, jangan peduliin aku dulu..."

Intan semakin syok kala melihat Rain yang berada di gendongan Raffa, ia segera menggendong baby Rain yang sedang tidur kemudian membawanya masuk kedalam kamar dan menidurkannya disana.

Setelah itu Intan berjalan menuju ke arah almari mengambil handuk kering dan memberikannya pada Raffa.

Raffa segera menuju ke kamar mandi yang ditunjuk oleh Intan sementara Intan memasukkan koper-koper milik Raffa dan Rain. Ia mengambil salah satu baju Raffa dari koper tersebut dan menaruhnya dimeja luar kamar mandi.
Selain baju milik Raffa, Intan juga mengambilkan baju baby dan menggantikan bajunya Rain.

Hadeh hadeh...
Buibu jangan marahin Mas Raffa ya atas keteledorannya bawa bayi sambil hujan-hujanan

Teman RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang