ALULANA 09

133 12 0
                                    

- Bahagia tidak akan semenyenangkan ini, jika tidak ada kamu di antara bait ceritanya -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Bahagia tidak akan semenyenangkan ini, jika tidak ada kamu di antara bait ceritanya -

16-08-2022
ALULANA

Benar saja, setelah pulang Klana langsung bergegas menemui Aluca di rooftop sekolah. Biasanya usai bel berbunyi Klana selalu menunggu di depan pintu untuk pulang bersama Karin, namun kali ini saking terburu-buru Karin diabaikan begitu saja.

Setelah kejadian itu Aluca tidak kembali ke kelas, menghilang tidak tahu ke mana. Selama pelajaran terkadang Klana tidak bisa menahan dirinya untuk tetap fokus. Kesalahpahaman itu sesekali kembali terlintas membuat ia tidak bisa menangkap materi dengan jelas.

Langkah Klana berhenti sampai pada tangga terakhir. Ia celingukan sebelum akhirnya menemukan Aluca yang berdiri menatapnya sambil bersedekap. Rambut hitam Aluca tertiup angin, poni yang menutupi dahinya tersingkap, wajah serius Aluca kali ini tidak main-main.

Klana berjalan pelan menghampiri. Kedua tangannya bertaut di belakang.

"Bener ngak?" tanya Aluca dingin.

Setelah pertemuan mereka sejak 4 tahun lalu, baru sekarang Klana mendengar Aluca berujar sedingin itu kepadanya.

"Enggak, ih!" Klana mengerucutkan bibirnya. "Masa iya aku benaran pacaran sama dia."

"Bisa jadi. Soalnya dia cium lo, dan lo cuma diem," simpul Aluca.

"Kan aku kaget, Al, makanya nggak bisa apa-apa."

"Gue harus percaya?"

"Aku udah bela-belain ke sini masa kamu nggak percaya. Aku nggak pernah ada hubungan apa-apa sama Nathan. Temen aja masih diragukan." Klana menaikan dua jarinya.

"Iya juga, ngapain lo bela-belain ke sini?" Wajah Aluca mulai terlihat santai, tangan yang semula bersedekap sekarang hanya dimasukan ke dalam saku.

"Kan aku mau jelasin ini ke kamu, biar nggak ada salah paham."

"Lo nggak mau buat gue salah paham, kenapa?" cerca Aluca.

"Eh?" Klana mendadak diam. Kata-katanya buyar.

"Jadi pacar gue aja, biar ada alasannya," ajak Aluca tanpa beban.

Untuk kedua kalinya di hari yang sama Klana terkejut bukan main. Mulutnya terbuka setengah dengan mata tak berkedip walaupun terkena tiupan angin. Aluca mengangkat alis, melihat ke belakang berang kali ada sesuatu yang membuat Klana terkejut begitu. Tidak sadar kalau apa yang dikatakan beberapa detik lalu lah penyebabnya.

"Lo kenapa?"

"Kamu jadi mirip Nathan." Klana menepuk pipi Aluca pelan. "Ini kamu, kan?"

Aluca menjauh, menghindari tangan Klana. "Jangan gitu. Gue lagi deg-degan, kalo nanti meledak lo mau tanggung jawab?" Aluca mengusap pipinya yang ditepuk oleh Klana.

ALULANA [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang