ALULANA 29

121 10 0
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum baca 🥰

26-Maret-2023
ALULANA

Pagi ini semua orang sudah berkumpul di satu ruangan-kecuali Aluca-untuk membahas tentang Haris. Mereka sepakat menyembunyikan ini dari Aluca mengingat kondisinya yang bertambah buruk dari hari ke hari.

Tujuh orang itu membelalak setelah Nathan mengeluarkan sebuah foto dari dalam saku.

"Itu..."

"Gue yakin foto ini yang si brengsek itu sebar."

"Kenapa kamu bisa punya fotonya, Nathan?" Mamanya bertanya cepat.

"Nathan nggak sengaja nabrak orang yang pegang foto ini sewaktu di Bandung, orang itu keliatan buru-buru banget sampe gak sadar kalo fotonya jatoh. Nathan yakin dia suaminya Tante Bulan."

"Itu foto yang sama kaya yang Aluca punya," tambah Klana.

"Aluca punya foto ini juga?" tanya Aulia.

Klana mengangguk. "Iya Tante, Aluca dapet fotonya dari.."

"Dari saya. Saya mendapat foto itu dari calon pelanggannya Bulan," potong Riana. "Kita pasti bisa dapat petunjuk dari foto ini. Bagaimanapun caranya Haris harus ditangkap segara."

"Kita lapor polisi," usul Klana.

"Jangan!"

Semua mata menatap Nathan heran.

"Kenapa jangan?"

"Kalo lapor polisi Tante Riana juga bisa aja terlibat, dia bisa dihukum. Tujuan kita cuma ngasih pelajaran sama Haris, setelah itu selesai. Lihat," Nathan membalikan foto Bulan, "Di bagian belakang foto ini ada alamat club. Mungkin club ini bisa jadi petunjuk pertama kita."

"Terlalu gegabah kalo kita bertindak sendirian," sargah Raka.

"Gue nyari jalan tengahnya! Tanya aja sama yang lain, mereka pasti setuju!" Nathan membela, suaranya meninggi.

"Entahlah, ada satu hal yang harus dipertimbangkan juga."

Semua fokus mereka beralih pada Bima, laki-laki yang berpropesi sebagai dokter itu hanya diam, ada sesuatu yang mengganjal pikirannya sejak tadi.

"Apa lagi Bima? Kita nggak punya banyak waktu," desak Riana.

"Keadaan Aluca. Dia harus segera di bawa ke rumah sakit Jakarta tempat saya bekerja. Saya khawatir hal buruk terjadi, terlebih lagi saya tidak bisa diam di sini lebih lama, tidak ada yang memantau bagaimana kondisinya secara jelas."

Semua terdiam, Klana juga menunduk. "Iya, kita nggak boleh lupa sama Aluca."

"Nggak usah perduliin keadaan gue, kita cari dia sekarang!"

Mereka menoleh serentak ke asal suara, terkejut bukan main setelah melihat Aluca berdiri dengan berpegangan pada dinding. Entah sejak kapan Aluca berada di sana, ia mungkin sudah menguping pembicaraan mereka sejak awal.

"Al, kamu harusnya istirahat!" Aulia berseru menghampiri Aluca.

"Kita kasih pelajaran sama dia secepatnya. Gue gak akan biarin pembunuh itu berkeliaran bebas!" tegas Aluca.

"Iya, sekarang juga kan kita lagi mikirin caranya gimana." Klana ikut bergabung bersama Aulia, memapah Aluca.

"Gue mau ikut."

"Tidak! Urusan Haris bisa diselesaikan dengan orang lain. Besok saya akan membawa kamu ke Jakarta. Tidak ada penolakan."

"Tapi-"

ALULANA [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang