ALULANA 10

148 11 0
                                    

- sesuatu yang sudah aku dapatkan tidak akan aku lepaskan begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- sesuatu yang sudah aku dapatkan tidak akan aku lepaskan begitu saja. Milikku ya milikku, tak terkecuali tentang kamu -

17-08-2022
ALULANA

Sepeda sudah terparkir manis di halaman. Namun pemiliknya masih asik menghabiskan roti lapis yang dibuat spesial oleh Lyara. Mata bulat itu melihat ke arah jam, menunjukkan pukul setengah tujuh kurang beberapa menit. Klana harus bergegas bila tidak ingin terlambat. Sudah terlalu siang untuk berangkat menggunakan sepeda.

Setelah menu sarapannya ludes tak tersisa, barang-barang yang semula tergeletak di atas meja segera ia masukan ke dalam tas. Jika saja Klana bangun lebih awal, pasti tidak akan ada drama buru-buru di pagi harinya.

Klana meneguk segelas susu yang disediakan untuknya, gadis itu segera terbirit menuju dapur menghampiri Lyara.

"Mah aku berangkat ya!" Klana mencium tangan dan pipi Mamanya yang sedang asik membuat kue. Lyara tersenyum simpul.

"Nggak mau minta dianterin aja, Klan, kalo nanti kamu jatuh lagi gimana?"

"Mama jangan gitu, dong." Bibir Klana mengerucut membuat Lyara tertawa geli melihatnya.

Setelah berpamitan, Klana langsung menuju sepedanya dengan setengah berlari. Sebelum mulai mengayuh, Klana membenarkan letak ransel hitam dibelakang agar tidak terjatuh saat diperjalanan. Ia sudah berniat untuk ngebut, mengabaikan pesan ibunya untuk tidak terburu-buru.

Klana dikejar waktu, langsung melesat setelah semuanya dipastikan siap. Tak lupa Klana selalu menebar senyum cerah di sepanjang perjalanan, beberapa orang yang menyapa Klana juga dibalas ramah olehnya. Kata orang-orang di sana, Klana itu paket lengkap. Cantik, ramah dan pintar semua ada pada dirinya.

Setelah beberapa menit bersenang-senang, tidak terasa bangunan sekolah hampir terlihat. Masih tersisa 15 menit lagi sebelum bel pertama berbunyi. Klana mengusap peluh di dahi dan leher yang terlihat karena rambut panjangnya ia ikat menjadi satu. Kaki Klana sebenarnya sudah pegal, namun semangat pagi mengalahkan rasa lelah Klana.

Laju sepeda Klana turun perlahan setelah melihat seseorang yang berdiri dengan wajah datar sambil bersandar pada tiang halte. Kedua tangannya dimasukan ke dalam saku, tas abu hanya bertengger di bahu kanan, juga seragam sekolah yang tidak dikancingkan menampakan kaos putih polos.

Orang itu bisa menyadari keberadaan Klana yang sebenarnya tidak terlalu dekat. Dia, Aluca, segera mengancingkan seragamnya dan menyugar rambut kebelakang. Aluca nampak menunggu kehadiran Klana di sana.

"Kamu ngapain di sini?" Klana menghentikan sepedanya di depan Aluca.

"Nungguin lo," sahutnya. Mata Aluca melihat Klana dari atas sampai bawah. "Lo nggak bakal jatuh lagi, kan?"

Klana menggeleng malas. "Lama-lama kamu mirip sama Mama tau, bilangnya gitu mulu."

"Gue khawatir."

"Aku udah gede tau."

ALULANA [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang