03. Rencana Estetik

3.8K 454 6
                                    

___TERLENTANG di atas kasur milik Sang Nenek, menatap langit-langit kamar sambil mengangkat kedua tangannya, entah sudah berapa kali Vanilla menghela napasnya dengan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___TERLENTANG di atas kasur milik Sang Nenek, menatap langit-langit kamar sambil mengangkat kedua tangannya, entah sudah berapa kali Vanilla menghela napasnya dengan kasar. Setelah kejadian bodoh yang telah dia lalui beberapa hari ini, rasanya Vanilla tidak mau untuk pergi ke kampus lagi mulai besok.

Sudah cukup kejadian typo yang menghancurkan harga dirinya, sekarang ditambah dengan kejadian terjatuh dan pesanan minuman rasa vanilla milik Jema. Semua itu sukses membuat Vanilla ingin mengangganti wajah sekaligus identitasnya.

"Nek ... kenapa nama aku Vanilla sih? Gak sekalian aja matcha atau enggak tiramisu kek!" gerutunya.

"Malahan, tadinya mau dikasih nama Asep!" sahut Nenek.

"BHAHAHAHAHAHA ASEP!" Sani yang tengah sibuk mengupas buah untuk Nenek tak bisa menahan gelak tawanya saat mendengar nama Asep. "Asep ... sini, Sep! Mau buah gak?" ledeknya.

"Diam lo!" sungut Vanilla.

"Iya beneran, Asep Kuncoro... Prediksi awal kan laki-laki. Pas brojol, eh jadi gadis cengeng," timpal Nenek.

"HAHAHAHA Asep K-kuncoroo ..." Sani benar-benar dibuat terpingkal dengan nama Asep ditambah Kuncoro. Dia membayangkan Vanilla benar-benar memiliki nama itu sekarang.

Gadis berbadan semok itu memegangi perutnya yang terasa sakit karena gelak tawanya sendiri. Sampai-sampai air matanya ikut menetes akibat terus tertawa. "Dari Asep kok bisa jadi Vanilla, Nek?" tanyanya.

"Kalau itu, karena ibu dan bapaknya gak mau kalah untuk ngasih nama. Ibunya mau ngasih nama Vani, sedangkan bapaknya mau ngasih nama Nilla. Daripada gadis cengeng ini gak punya nama, ya udah digabung aja Vani dan Nilla. Lahirlah, nama Vanilla."

Vanilla langsung bangkit dari tempat tidur, dia duduk bersila di samping Nenek sambil menekuk wajahnya. "Orang ya, kalau ngasih nama anak itu ada filosofinya, ada asal-usulnya. Lah ini ... protes sama Ibu Bapak, boleh gak sih?!" gerutunya kesal.

"Hush ah ... nama 'kan doa, ya itu doa dari bbu sama bapak kamu," sahut Nenek.

Do'a sih do'a... Ibu sama Bapak mau aku berasa manis gitu?! Mana bentuknya kaya kacang polong, belum lagi kalau udah kering, batin Vanilla masih menggerutu. Dia tak terima dengan namanya sendiri.

Sebenarnya, sejak kecil Vanilla memang sudah sering diejek perkara namanya sendiri. Dulu, dia sempat meminta untuk mengganti namanya jadi Messi. Namun, sampai saat ini nama Messi itu tak pernah Vanilla miliki.

Sekarang, Karena kejadian Jema memesan minuman rasa vanilla, kini gadis itu benar-benar ingin mengganti namanya lagi. Asep Kuncoro juga enggak apa.

"Ya udah ah. Nenek mau mandi dulu." Nenek beranjak dari tempat duduknya. "Sani, jangan sungkan-sungkan, ya. Mau makan, nenek udah masak di dapur. Di kulkas juga ada beberapa camilan," ucapnya.

"Iya, Nek," sahut Sani.

Setelah memastikan, Nenek masuk ke kamar mandi, Sani langsung mendekati Vanilla. "Van ... Lo ada masalah apa sih sama Pak Jema?" tanyanya dengan mulut yang penuh oleh potongan buah yang dia kupas sendiri.

TYPOLOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang