29. TAMAT

26.3K 1.3K 55
                                    

     El mendengkur halus, Andira mengulum senyum menatapnya. "Begadang urus bayi, bikin makin jatuh cinta aja." di usap pipi El sekilas.

Andira turun dari kasur untuk mendekati box bayi, anak laki-lakinya sama terlelap. Di usap pipi gembul itu.

Andira membenarkan branya lalu membawa langkah ke kamar mandi, dia ingin membasuh wajah dan mulai kembali melakukan skin care rutinnya yang sempat terjeda.

Andira membasuh wajahnya yang penuh sabun dengan air lalu saat membuka mata dia tersentak saat El muncul di cermin.

"Ke bangun?" Andira membalik tubuhnya agar menatap El langsung.

El mendekat untuk memeluk Andira dan membenamkan wajahnya di leher Andira yang agak basah.

"Hm.."

Kalau sudah begini Andira tahu kalau El sedang mau.

El menghisap leher itu, menyusupkan jemari untuk menyentuh dada Andira yang agak basah karena rembes.

"Bentar di sini, hm?" El berbisik dengan menjilat telinga itu.

Andira menahan tubuhnya di dinding saat El mendesaknya dan terus merapat padanya, lenguhan terdengar saat El mengulum puncaknya.

"Kenapa ga di tampung?" El mendongkak sambil menyeka bibirnya yang basah.

"Buat papanya." Andira tersenyum usil.

El menyedot gemas pipi Andira yang kini berisi itu, tak lupa meremas gemas bahunya yang sama berisi.

Andira cekikikan pelan, rasa lelah seharian mengurus bayi seolah terangkat karena kebersamaan ini. keduanya mulai hanyut dalam gairah, sibuk dengan nikmat duniawi.

El terlihat kelaparan, saking jarangnya mereka saling memakan setelah bayi lahir. El sibuk dan Andira juga begitu makanya sekali saling memakan keduanya begitu kelaparan dan tergesa takutnya sang anak bangun disaat mereka belum tuntas.

***

Dini menyambut pagi dengan ramah dan hangat, El dan Andira membalas tak kalah hangat lalu duduk di kursi meja makan.

"Kerja hari ini?" tanya Dini sambil menyiapkan nasi goreng untuk Atha yang masih asyik dengan korannya.

El mengangguk. "Iya, ma. Cuti habis." jawabnya.

Andira sama seperti Dini, mulai melayani suaminya dengan menyiapkan satu piring nasi goreng secukupnya.

"Makasih." ucap El sambil mengusap kepala Andira lalu mulai memakan sarapannya.

Andira juga mulai sarapan walau rasanya tidak tenang karena meninggalkan sang anak pada pengasuh baru.

Suara tangis Farhan menyapa telinga semua yang ada di meja makan.

"Mba.."

Andira menoleh, semua yang ada di meja menoleh saat mendengar suara panik dari pengasuhnya.

"Kenapa? Kenapa Farhan nangis?" Andira beranjak tergesa menghampiri pengasuh itu.

"Sebelum di mandiin Farhan nangis ga kayak biasanya, saya cek tubuhnya karena di kasih ASI pun ga mau ternyata ini, merah-merah seperti alergi."

Andira mengamati paha Farhan, lengan dan punggungnya lalu kembali melilitkan handuk tebal pada tubuh rapuh sang anak.

"Ma, Farhan." Andira panik, air mata mulai berjatuhan. Dia panik.

One Night Stand (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang