2. Pengakuan

40K 2.1K 23
                                    

"Emh.." Andira menahan bahu kekar itu kemudian mendorong pelan dadanya.

Andira ingin melihat sosok yang berada di atasnya itu.

Berkemeja biru navy, ternyata bukan asistennya—Elbarak karena yang dia tahu, El memakai kemeja putih.

Andira kembali memejamkan mata sayunya yang merabun.

Andira termenung di pinggiran kasur, ingatan malam itu sekelebat mulai menampakan sosok walau samar dan singkat. Sosok pria itu Andira yakini Fahrizal.

Pria random yang dia pilih untuk melakukan ONS.

Astaga!

Andira memijat pelipisnya. "Gue ngapain sih? Gue mesum, suka hal berbau skinship tapi ga segila itu buat ONS!" geramnya pada diri sendiri.

Bukankah begitu? Orang yang mesum entah lewat ucapan atau tindakan kadang lebih polos di banding orang pendiam yang tiba-tiba memberi kejutan dengan kabar hamil duluan.

Andira salah satunya, dia hanya tahu teori, terkesan mesum di antara kembaran lainnya tapi bersentuhan jelas dia tidak senekad itu untuk lebih jauh.

Andira menghela nafas berat, bebannya tak hanya seputar dunia permodelan. Tapi, kini rasanya semakin bertambah.

Tok.. Tok.. Tok..

Andira menoleh ke arah pintu lalu beranjak untuk membuka pintu.

El berdiri dengan wajah datarnya.

Andira menghela nafas, asistennya itu tidak berubah sama sekali. Datar dan sulit di baca.

"Apa?" tanya Andira kalem dengan kedua tangan di lipat di perut.

El mengangsurkan beberapa foto ke arah Andira, membuat alis Andira berkerut.

"Ini ap—" Glek! Andira menelan ludah kasar dengan tubuh menegang.

Foto itu membuktikan bahwa Afrizal itu nyata, berdansa dengannya.

Andira menatap El, apa asistennya itu tahu kalau dia mabuk? Di foto hanya terlihat cengengesan bahagia.

"Udah di urus." El berlalu begitu saja, membuat Andira tak enak hati.

"E-El.. Gue itu, apa—" Andira mengutuk dirinya yang tiba-tiba gelagapan.

Hellow! Gue yang kalem-kalem anggun kenapa jadi kayak penjahat amatiran gini?

"Eum.." Andira jadi kicep saat El berbalik dan kembali menatapnya.

"Lo emang udah gede, tapi tetep harus hati-hati. Inget sama pekerjaan lo." El berlalu.

Andira rasanya begitu gemas dengan wajah datar tampan itu, tolong Tuhan, kasih dia setetes gen keramahan di wajahnya.

"Argh!" Andira semakin frustasi, dia takut juga ketahuan.

***

"Lo jorok!" pekik Andira dengan bergidik ngeri yang begitu lebay.

El tidak merespon, hanya sibuk memakan makanan bekas Andira. El terlalu malas untuk pesan dan menunggu lagi.

"Buburnya udah ga bersih, gue lepehin satu sendok bekas mulut gue ke sana!" raungnya bar-bar.

El sudah tidak heran dengan sifat-sifat Andira yang beragam.

Di depan orang tua, diam so kalem dan anggun.

Di depan kembaran, si kalem mesum.

Di depan fans, ramah dan polos.

Di depan El, banyak ragamnya. El tahu semua sifat Andira.

"El! itu jorok, ihh! Berhenti makan." Andira hendak meraih mangkuk itu namun naas, dia malah terpeleset dan jatuh nemplok di dada telanjang El.

Andira bisa merasakan kebidangan dan kerasnya roti sobek yang selama ini selalu dia lihat itu.

El memang selalu bertelanjang dada kalau di apartemen.

"Hati-hati."

Andira buru-buru menjauh, berdehem pelan lalu berlalu dengan judes. Andira hanya terlalu salah tingkah.

Perdana dia menyentuh roti sobek yang rasanya begitu familiar.

Apa Fahrizal juga punya roti sobek?

***

El melirik timbangan badan yang di naiki Andira. "49, 3." ucapnya yang membuat Andira tersenyum puas namun layu.

Sudah 3 minggu sejak kejadian ONS tak terduga hari itu dan rasanya Andira takut apalagi saat merasakan mual dan tamu bulanannya tidak datang.

Andira takut mimpinya harus tertunda atau lebih parahnya berhenti. Sia-sia dong dia mengorbankan masa kecilnya.

"El.." Andira meremas jemarinya agak panik sambil turun dari timbangan. "Malam itu, sebenernya.." matanya mengerjap ragu.

El menatap Andira lurus dan menunggu ucapan selanjutnya dari Andira dengan tenang.

"Itu—" Andira menarik nafas yakin. "Gue ONS, ga tahu sama siapa.. Namanya Fahrizal, gue ga inget apapun selain dia pake kemeja warna biru navy. Gue takut, El." jujurnya.

One Night Stand (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang