Pergi (Novita)

38 10 2
                                    

Setiap gedung berlantai kini pada umumnya sudah difasilitasi dengan ekskalator dan lift. Akan tetapi, jika diminta untuk memilih naik apa, aku akan memilih naik ekskalator, meskipun naik lift lebih praktis dan menghemat waktu untuk menjangkau banyak lantai.

Saat kecil dulu, aku pernah terjebak di dalam lift yang mendadak mati atau tidak beroperasi. Ketakutan saat kecil itu membuatku tidak ingin naik lift jika tidak dalam keadaan terdesak. Seperti halnya dengan hari ini, aku memutuskan naik lift karena aku sudah terlambat dalam menghadiri rapat. Jadi, untuk mempercepat tibanya aku di lantai teratas tempat meeting dilaksanakan, aku pun naik lift.

Seharusnya semua aman-aman saja karena ini masih pagi, tetapi lift yang kutekan tombolnya tidak menyala sama sekali sejak tadi. Tidak terlihat pergerakan angka bahwa lift akan turun dan terbuka untuk membawaku ke lantai atas.

Berpikir bahwa liftnya rusak, aku pun memutuskan untuk naik eskalator saja. Anehnya, meskipun aku telah berlari untuk menjangkau satu ekskalator ke ekskalator lain, aku tidak lelah sama sekali. Napasku tidak terdengar beraturan.

Seorang office girl yang membersihkan ruang rapat ketika melihatku tiba di sana, langsung menjatuhkan sapunya.

Tunggu, kenapa ruang rapat sepi? Bukannya hari ini ada rapat?

"HA-HANTUUU!" teriaknya sambil berlari pergi.

Dalam sesaat aku tersadar. Aku telah "pergi" sejak tiga hari yang lalu karena kecelakaan mobil saat mau menghadiri rapat.

TAMAT

✽✾~✽✾~✽✾~✽✾~✽✾~✽✾~✽✾~✽✾~✽✾~

Bionarasi Penulis

Novita Sariati namanya, gadis kelahiran Medan yang suka menulis dan berimajinasi. Turut meramaikan Event 2nd Anniversary CPBS dengan membuat drabble. Telah menerbitkan tiga novel solo dan banyak antologi cerpen.

Kenal lebih dekat :
IG: @novitasariati
WP: novitasariati35

Event DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang