BAB 15

70 5 0
                                    

Jumat malam, Kaia dan Reiga sudah berjanji akan pergi menonton di bioskop. Kaia juga sudah bertekad untuk mengungkapkan perasaannya pada Reiga. Kaia yakin hatinya sudah terbuka lebar untuk Reiga. Sikap baik, perhatian dan pengertian Reiga selama ini sudah mengobati luka hatinya dan mampu membuka hatinya. Kaia sudah memikirkannya berulang kali tentang perasaannya pada Reiga. Dan kini Kaia benar-benar yakin bahwa hatinya sudah sepenuhnya terbuka untuk Reiga.

Setelah selesai menonton film, Kaia dan Reiga makan malam bersama di sebuah restaurant Jepang yang berada tak jauh dari gedung bioskop di dalam sebuah mall. Kaia juga mengajak Reiga untuk berjalan-jalan sebentar di taman yang ada tepat di depan mall itu.

“pak, saya punya sesuatu buat bapak” Kaia mengeluarkan sebuah kotak hadiah berisi satu set dasi berwarna hitam dengan corak yang elegan. Selain dasi, set itu juga berisi sapu tangan dengan corak yang sama dengan dasi dan juga clip dasi. Kaia juga menuliskan sebuah puisi yang ia kutip dari salah satu penyair yang cukup terkenal.

“apa ini Kai?” tanya Reiga.

“memang masih ada waktu sekitar sepuluh hari lagi sampai waktu bapak akan ungkapin perasaan bapak lagi ke saya. Tapi gak perlu tunggu sepuluh hari lagi, karena saya sudah menemukan jawabannya” ucap Kaia. Jantung Reiga berdegup kencang menunggu jawaban yang keluar dari mulut Kaia.

“saya mau jadi pacar bapak. Dan hadiah ini adalah hadiah pertama dari saya untuk bapak sebagai kekasih bapak” lanjut Kaia.

“kamu gak bercanda kan Kai?” tanya Reiga.

“gak kok pak. Saya serius, gak bercanda” jawab Kaia.

“saya boleh buka kado ini sekarang?” tanya Reiga. Kaia menganggukkan kepalanya. Reiga langsung membuka kotak kado itu dan membaca isi dari surat yang Kaia tulis. Yang berisi sebuah puisi yang Kaia kutip dari penyair yang cukup terkenal.

I am not yours, not lost in you
Not lost, although I long to be lost as candle lit at noon
Lost as a snowflake in the sea
You love me, and I find you still
A spirit beautiful and bright
Yet I am I, who long to be
Lost as a light is lost in light
Oh plunge me deep in love, put out
My sense, leave me deaf and blind
Swept by the tempest of your love
A taper in a rushing wind
-Sara Teasdale-

“terimakasih ya Kai” Reiga menatap mata Kaia penuh kasih sayang.

“terimakasih sudah menerima perasaan saya dan sudah kasih saya hadiah indah ini” lanjut Reiga.

“sama-sama pak” jawab Kaia. Mereka kembali berjalan menyusuri taman yang terlihat cantik karena di hiasi lampu taman. Reiga mengambil tangan Kaia dan menggenggamnya.

“kita kan udah resmi pacaran, saya boleh kan gandeng tangan kamu?” tanya Reiga.

“boleh pak” jawab Kaia.

“pak” Kaia menghentikan langkah kakinya.

“kenapa Kai?” tanya Reiga.

“dikantor jangan ada yang tahu dulu kalau kita pacaran ya pak” ucap Kaia.

“kenapa memangnya Kai?” tanya Reiga.

“supaya kita sama-sama bisa fokus sama kerjaan kita” jawab Kaia.

“oke kalau itu mau kamu. Gak masalah buat saya” ucap Reiga.

“terimakasih pak sudah mengerti” ucap Kaia.

“iya” Reiga mencubit lembut pipi Kaia.

***

Hari terus berjalan seperti biasanya. Reiga tetap mengirimkan hadiah kecil ke meja Kaia dengan beberapa kata indah dan romantis. Rekan satu tim nya masih terus mengira-ngira siapa yang begitu setia mengirimkan hadiah-hadiah itu pada Kaia.
Siang itu jan makan siang tiba.

“kamu gak makan Kai?” tanya Gina.

“Kai masih kenyang mba. Mba istirahat aja gak apa-apa” jawab Kai.

“mau nitip apa? Ada café baru kan di bawah nanti mba bawain” tanya Gina.

“ice americano aja mba” jawab Kaia.

“oke. Mba makan siang dulu ya” ucap Gina.

Kaia mengambil ponselnya dan mengirim pesan singkat pada Reiga. Sebenarnya hari ini Kaia dan Reiga sudah berjanji akan makan siang bersama di ruangan Reiga saat jam makan siang. Setelah Kaia mengirim pesan kepada Reiga dan Reiga pun membalas pesan Kaia, Kaia pun berjalan menuju keruang kerja Reiga dengan membawa bekal makan siang buatannya.

“kamu masak sendiri?” tanya Reiga.

“iya” jawab Kaia sambil tersenyum manis pada Reiga.

“bangun jam berapa kamu bikin bekal gini? Gak capek?” tanya Reiga.

“gak kok. Gak tiap hari juga saya bawa bekal gini” jawab Kaia.

“yang penting kamu gak capek. Jangan memaksakan diri ya” ucap Reiga. Merekapun mulai menyantap makan siang mereka.

“kamu lembur gak hari ini?” tanya Reiga.

“belum ada perintah lembur sih pak dari pak Tio” jawab Kaia.

“saya antar ya pulangnya” ucap Reiga.

“caranya? Nanti kelihatan karyawan lain” ucap Kaia.

“hari ini saya parkir di belakang kok. Gak akan ada yang lihat. Nanti langsung masuk ke dalam mobil aja” jawab Reiga. Parkiran di belakang gedung memang lebih sepi di bandingkan yang ada di depan gedung.

“yaudah oke” jawab Kaia.

Setelah selesai makan siang, Kaia kembali ke ruang kerjanya tanpa ada yang tahu bahwa dirinya baru saja makan siang bersama Reiga. Dan Reiga juga berhasil mengantar pulang Kaia kerumahnya tanpa ada yang tahu. Malam itu setelah Reiga pulang kerumahnya, tiba-tiba saja menghubungi Kaia dan berkata ingin datang berkunjung kerumah Kaia. Kaia mengizinkan Sinta untuk datang. Tepat jam 7 malam, Sinta pun datang.

“kakak gak ganggu kan?” tanya Sinta yang sedang duduk di ruang tamu bersama dengan Kaia.

“gak kok kak. Santai aja” jawab Sinta.

“kakak mau cerita” ucap Sinta yang terlihat bingung.

“cerita aja kak. Kai siap dengar” ucap Kaia.

“masa Andre ngajak kakak pacaran sih Kai” ucap Sinta.

“loh emang kenapa kak?” tanya Kaia.

“kita kan udah sahabatan lama. Aneh lah dia ngajak kakak pacaran. Bikin hubungan canggung aja jadinya” jawab Sinta.

“menurut kakak, waktu Kai bilang suka sama kak Eki, Kak aneh ya? Apa kak Eki juga anggap Kai aneh?” tanya Kaia.

“eh gak gak bukan gitu maksudnya. Gimana ya…” Sinta berusaha mencari kata yang tepat untuk ia ucapkan.

“gak eneh kok kak. Justru menurut Kai kalau udah lama kenal tapi gak ada perasaan sedikitpun itu baru aneh” ucap Kaia.

“emang kakak gak pernah gitu ngerasain suka sama kak Andre walau cuma sebentar?” tanya Kaia.

“ya pernah sih. Tapi kakak gak pernah berpikiran untuk jadi pacar dia” jawab Sinta.

“kalau kakak ngerasa begitu, kakak bilang jujur aja sama kak Andre. Hubungan kakak sama kak Andre mungkin bakal canggung tapi Kai rasa cuma beberapa saat aja. Apalagi kakak sama kak Andre udah sahabatan lama. Jadi pasti baik-baik aja kok hubungan kakak sama kak Andre” jelas Kaia.

“gitu ya?” tanya Sinta.

“iya kak” jawab Kaia.

“oke deh. Kakak bakal ikutin hati kakak” ucap Sinta.

“ngomong-ngomong hubungan kamu sama Rei gimana?” tanya Sinta.

“Kai sama pak Rei sekarang udah resmi pacaran kak” jawab Kaia.

“oh ya? Wah selamat ya. Kalian tuh cocok, kakak doain supaya hubungan kalian langgeng” ucap Sinta.

“iya terimakasih kak” ucap Kaia.

“terus reaksi orang di kantor gimana?” tanya Sinta.

“belum ada yang tahu kak. Kaia sama pak Rei sepakat untuk jangan ada yang tahu hubungan kita” jawab Kaia.

“siapa yang punya ide gitu? Rei?” tanya Sinta.

“gak kak. Bukan. Itu ide Kai kok” jawab Kaia.

“loh emang kenapa kamu gak mau orang kantor tahu?” tanya Sinta.

“Kai gak mau pak Rei di gosipin yang aneh-aneh karena pacaran sama karyawannya sendiri. Lagipula biar kita sama-sama nyaman kerjanya kak” jawab Kaia.

“terus kalian di kantor diam-diam aja gitu? Kalau ketemu jadi kayak orang gak kenal?” tanya Sinta. Kaia menganggukkan kepalanya.

“haduh” keluh Sinta.

“backstreet itu gak enak Kai. Lagipula kalau kalian backstreet gini emang gak takut ada orang lain di kantor yang godain Rei? Gimana kalau ada yang godain kamu? Emang kamu gak masalah?” tanya Sinta.

“ya gak lah kak” jawab Kaia.

“makanya. Saran kakak, kalian gak perlu lah yang namanya backstreet. Gak usah dengar ucapan orang lain. Hubungan ini kan kalian yang jalanin. Kakak yakin justru banyak yang dukung hubungan kalian kok. Kamu cantik, rajin, baik pula. Rei ganteng, pekerja keras, profesional, baik. Gak beda jauh sama kamu kok” ucap Sinta.

“pak Rei kaya sedangkan Kai dari keluarga biasa. Orang pasti mikir pak Rei bisa dapat perempuan kaya yang derajatnya sama. Kai juga belum siap dengar ucapan itu kak” jawab Kaia.

“gak usah di dengar Kai, memangnya mereka tahu apa sih tentang kehidupan kamu. Mereka kan gak tahu” ucap Sinta.

“nanti biar Kai siapin hati dulu kak” ucap Kaia.

“terus Eki udah tahu tentang hubungan kalian?” tanya Sinta, Kaia menggelengkan kepalanya.

“backstreet dari Eki juga?” tanya Sinta.

“gak kak. Emang belum ketemu waktu yang pas buat ketemu sama kak Eki” jawab Sinta.

“oh gitu” ucap Sinta.

“terus sampai kapan kamu panggil pacar kamu dengan sebutan pak?” tanya Sinta.

“sampai Kai siap panggil pak Rei dengan sebutan lain kak” jawab Kaia.

“Rei gak keberatan kamu manggil dia pak?” tanya Sinta.

“gak pernah bilang sih jadi Kai pikir dia gak keberatan” jawab Kaia.

“yaudah deh terserah kalian aja. Toh ini juga hubungan kalian, kalian yang jalanin” ucap Sinta.

Ma Chérie (Kekasihku) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang