BAB 22

204 7 2
                                    

Hari ulang tahun perusahaan pun tiba. Acara itu dimulai tepat jam tujuh malam. Seperti isu yang para karyawan dengar sebelumnya, pak Adit selaku pemilik perusahaan akan hadir di acara bersama istrinya. Malam itu Kaia mengenakan small suit dan irregular mess skirt berwarna dusty pink. Karena ini adalah acara perusahaan, Kaia datang sebagai karyawan bukan sebagai pacar dari Reiga Kaivan Shankara . Kaia duduk di meja dengan rekan satu timnya. Acara dimulai dengan sambutan dari para petinggi-petinggi perusahaan. Hingga tiba saatnya Adit pemilik perusahaan menyampaikan pidatonya.

“malam ini saya ingin mengenalkan kepada kalian orang yang sangat spesial. Saya ingin dia berdiri disamping saya malam ini. Kaia Hikaru, silahkan berdiri disamping saya” ucap Adit secara tiba-tiba.

Semua mata tertuju pada Kaia. Semua bingung kenapa Adit menganggap Kaia orang yang sangat spesial. Bahkan Kaia sendiri pun bingung kenapa Adit ingin dirinya berdiri disamping Adit. Kaia diam kebingungan apa dirinya harus berjalan dan menaiki panggung itu lalu berdiri disamping Adit.

“mba Kaia, ayo naik udah di tunggu pak Adit tuh” bisik Kafi yang membuyarkan kebingungan Kaia.

“oh…iya” dalam keadaan bingung, Kaia tetap berdiri, berjalan dan menaiki panggung yang hanya 100 cm lebih tinggi itu.

Kaia berdiri tepat disamping Adit dan berusaha untuk tetap tenang. Kaia menatap semua karyawan yang hadir pada acara itu. Semua mata menatapnya heran. Tanpa Kaia sadari, Adit pun memanggil Reiga untuk naik keatas panggung. Kaia menatap Reiga bingung namun Reiga tersenyum ramah seperti tahu apa yang sedang terjadi.

“di acara yang luar biasa ini saya ingin berbagi kebahagiaan kepada semua yang hadir disini. Saya ingin memperkenalkan Kaia sebagai kekasih dari Reiga anak saya yang juga sebagai calon menantu saya. Saya mengharapkan dukungan serta doa baik dari anda untuk kelancaran hubungan anak saya” Adit merangkul Kaia. Kaia hanya diam merasa sangat terkejut dengan apa yang barusa Adit katakan.

“saya yakin semua yang hadir disini sangat mengedepankan sikap profesional. Jadi walaupun saya mengenalkan Kaia sebagai calon menantu saya, mari kita bekerja seperti hari biasanya. Tidak akan ada yang berubah. Terimakasih” Adit menyelesaikan pidatonya dan meninggalkan Reiga serta Kaia diatas panggung.

Tak lama, Reiga mengajak Kaia untuk turun dari panggung. Reiga mengenalkan Kaia kepada para petinggi-petinggi yang hadir. Setelah selesai, Reiga dan Kaia berdiri di meja prasmanan khusus minuman ringan.

“bapak udah tahu ya pak Adit mau kenalin saya sebagai pacar bapak?” tanya Kaia, Reiga hanya tersenyum lebar.

“ih~kenapa gak kasih tahu saya dulu sih” Kaia memukul lembut lengan Reiga.

“memangnya kalau saya bilang ke kamu, kamu bakal setuju?” Reiga meraih tangan Kaia dan menggenggamnya.

“ya…seenggaknya kasih tahu saya pak” ucap Kaia.

“malam ini kamu harus panggil saya mas loh” ucap Reiga.

“memang kenapa?” tanya Kaia.

“bakal banyak yang datang menghampiri kita ngucapin selamat” jawab Reiga.

“oke” ucap Kaia.

“Kai, kamu kaget ya sama yang barusan saya lakukan” Adit menghampiri Kaia dan Reiga.

“iya om” jawab Kaia.

“pah. Mulai sekarang kamu panggil saya papah dan panggil mamahnya Rei juga mamah” ucap Adit.

“iya pah” jawab Kaia.

“akhir pekan makan malam dirumah ya” ucap Adit.

“iya pah” ucap Kaia.

“saya kesana dulu” ucap Adit sambil mengusap lengan Kaia.

“iya pah” jawab Kaia dan Reiga.

“Keia~” Gina dan Kafi datang menghampiri Kaia dan Reiga.

“mba Gina” ucap Kaia.

“jahat banget kamu gak ngasih tahu kita duluan” ucap Gina.

“kalau saya sih udah tahu” saut Kafi.
“oh ya?” tanya Reiga.

“kamu udah tahu? Gimana bisa tahu?” tanya Kaia.

“saya pernah lihat pak Rei taruh hadiah diatas meja mba Kai. Karena saya khawatir pak Rei gak nyaman, saya balik kanan dan pura-pura gak lihat” jawab Kafi.

“berarti waktu kita makan siang di restaurant itu kamu udah tahu?” tanya Kaia.

“iya saya udah tahu” jawab Kafi.

“wah berarti disini cuma gw yang belum tahu” saut Gina.

“but anyway, selamat ya pak, Kai. Saya pasti berdoa semoga hubungan bapak dan Kai berjalan dengan baik sampai ke jenjang pernikahan” ucap Gina.

“terimakasih mba Gina” ucap Kaia dan Reiga.

Acara terus berjalan hingga waktu menunjukkan pukul 11 malam. Reiga mengantar Kaia pulang kerumahnya. Mobil Reiga berhenti tepat di depan rumah Kaia. Reiga menahan Kaia agar tidak segera masuk ke dalam rumah karena ada hal yang ingin Reiga ucapkan.

“tutup mata kamu Kai” ucap Reiga.

“oke” Kaia menutup kedua matanya. Reiga mengambil kotak perhiasan yang ia sembunyikan di dalam dashboard mobilnya.

“sekarang buka matanya” Kaia membuka mata dan melihat sebuah kotak perhiasan berisi sebuah cincin dan kalung dari emas putih.

“maaf karena baru bisa bilang ini ke kamu. Pertama lihat kamu saya berpikir ‘dialah orangnya’. Saya ingin dekat sama kamu tapi saya tahu kamu menyukai orang lain. Sampai saya menemukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan saya walau saat itu kamu mungkin membenci saya. Dan pada akhirnya saya bisa mendapatkan hati kamu dan sekarang mendapatkan cinta kamu. Kamu benar-benar wanita yang saya inginkan untuk menemani sisa hidup saya” Reiga menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

“maukah kamu menikah dengan saya?” lanjut Reiga. Reiga dan Kaia saling menatap mata mereka dengan penuh cinta.

“sebelum saya jawab pertanyaan mas, saya mau ngomong sesuatu” ucap Kaia, Reiga bingung.

“Saya seorang yatim piatu, saya masih harus menemani adik saya satu-satunya sampai dia menikah nanti, saya hanya karyawan biasa dengan gaji yang sudah pasti lebih kecil dibandingkan mas, terkadang saya gak bisa ungkapin apa yang saya rasakan. Apa mas masih mau menikah sama saya?” tanya Kaia.

“saya mencintai semua yang ada di diri kamu dan kehidupan kamu. Saya siap mendukung kamu, saya siap membantu kamu, saya akan selalu siap menemani kamu dan Dimas sampai kapanpun. Kamu boleh lakukan apapun yang kamu mau. Saya akan selalu ada di sisi kamu, selalu” jawab Reiga.

“so, do you wanna be my only one wife?” tanya Reiga.

“yes. Saya mau menikah sama mas dan menjadi satu-satunya istri mas” jawab Kaia. Reiga pun tersenyum lebar sangat bahagia mendengar ucapan itu dari mulut Kaia. Reiga segera memakaikan cincin dan kalung itu kepada Kaia.

-TAMAT-

Ma Chérie (Kekasihku) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang