BAB 17

60 4 0
                                    

Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Bude Ati, Ayu ibunda Eki juga Eki tiba di rumah sakit. Eki tentu saja terkejut melihat Reiga yang sedang berada di rumah sakit. Karena Eki masih belum mengetahui hubungan Reiga dan Kaia. Bude Ati dan Ayu masuk ke dalam ruangan bersama dengan yang lainnya atas permintaan Lisa.

“mba Ati, maaf ya aku banyak salah sama mba” ucap Lisa lemas.

“gak. Kamu gak punya banyak salah sama mba. Mba yang udah banyak salah sama kamu” ucap bude Ati.

“mba, aku titip Kaia dan Dimas ya. Mereka anak baik, aku yakin mereka gak akan nyusahin mba” ucap Lisa.

“Kaia dan Dimas memang anak baik. Mba gak pernah ngerasa mereka nyusahin kok” ucap bude Ati.

“Yu” panggil Lisa pada Ayu.

“iya sa, saya disini” ucap Ayu.

“saya titip Kaia sama Dimas ya. Kalau lagi sibuk mereka suka lupa kalau mereka belum makan. Tolong jaga mereka karena kamu tetangga yang paling saya percaya” ucap Lisa.

“iya, saya pasti jaga Kaia dan Dimas” ucap Ayu.

“ki” panggil Lisa pada Eki.

“tante tahu hubungan kamu dan Kaia sedikit renggang. Tapi tante harap hubungan kalian terus membaik. Perasaan gak bisa di paksakan, walau begitu tante berharap kamu gak menyinggung perasaan Kaia lagi ya ki” ucap Lisa.

“maafin Eki tante. Kedepannya, Eki pasti akan jaga perasaan Kaia” ucap Eki.

“Kaia, Dimas” panggil Lisa pada Kaia dan Dimas.

“iya mah” ucap Kaia dan Dimas.

“maafin mamah yang belum bisa jadi ibu yang sempurna buat kalian. Semenjak kepergian papah, mamah jadi sering keluar masuk rumah sakit dan bikin kalian repot dan susah” ucap Lisa.

“mamah jangan ngomong begitu. Kai sama Dimas gak pernah ngerasa repot dan susah temani mamah” saut Kaia.

“Kai, kalau mamah gak ada. Tugas kamu semakin banyak, tapi mamah yakin kamu pasti bisa lakukan yang terbaik” ucap Lisa.

“jangan ngomong begitu mah. Mamah pasti selalu ada temani Kai dan Dimas sampai Kai dan Dimas tua” ucap Kaia.

“Kai, kalau ada apa-apa, mamah harap kamu bisa cerita ke siapapun yang paling kamu percaya. Mamah khawatir kalau kamu simpan sendiri keluh kesah kamu” lanjut Lisa.

“maafin mamah, mungkin mamah gak bisa lihat kalian menikah. Kaia pasti cantik banget, Dimas juga pasti ganteng banget” ucap Lisa. Semua yang ada di dalam ruangan itu pun meneteskan air mata mereka.

“Kai, jaga dan bantu Dimas ya” ucap Lisa yang membuat semua semakin deras meneteskan air matanya.

“nak Rei, ingat pesan tante tadi ya” ucap Lisa pada Reiga.

“iya tante” ucap Reiga.

Lisa menatap semua yang ada di ruangan itu satu persatu sambil tersenyum. Dia tahu bahwa dia tak akan bisa lagi menatap wajah-wajah orang yang ada di ruangan itu. Lisa menggenggam tangan Kaia dan Dimas hingga dia menghembuskan napas terakhirnya. Isak tangis pun pecah di dalam ruangan itu setelah dokter menyatakan waktu kematian Lisa. Kini Kaia menjadi seorang yatim piatu. Kaia kehilangan sosok ibu yang sangat luat biasa di matanya. Kaka tak bisa menyalahi takdir yang sudah membawa ibunya pergi ke surga.

***

Setelah pemakanan selesai, sanak keluarga masih berada di rumah Kaia menemaninya dan Dimas. Begitu juga Reiga yang masih tetap berada di sisi Kaia. Kaia duduk di balkon rumahnya di lantai dua menatap kosong langit yang sangat cerah.

“Kai, minum teh dulu biar hangat perutnya” Reiga membawakan teh hangat dan ia letakkan di atas meja tepat di hadapan Kaia dan dia duduk di samping Kaka.

“kamu nanti masuk kerja tunggu sampai hati kamu tenang ya Kai. Di kantor nanti biar saya yang urus izinnya” ucap Reiga.

“terimakasih pak” ucap Kaia.

“sepertinya kamu lagi gak mau diganggu, saya tunggu di dalam aja kalau begitu” Reiga bangun dari duduknya dan berjalan masuk. Tepat di ambang pintu, Kaia menarik lengan baju Reiga. Reiga menghentikan langkah kakinya, Kaia pun bangun dari duduknya dan memeluk Reiga dari belakang.

“Saya harus gimana sekarang pak. Mamah gak ada” Kaia menangis sejadi-jadinya. Reiga melepaskan pelukan Kaia dan berdiri membungkuk hingga wajah mereka sejajar.

“mamah kamu sudah gak sakit Kai. Saya yakin mamah kamu sudah di surga. Saya akan selalu ada untuk kamu. Disini. Disisi kamu” Reiga menghapus air mata Kaia dengan ibu jarinya yang lembut.

“gak apa-apa Kai, kamu boleh nangis. Saya disini” Reiga memeluk erat tubuh Kaia dan mengelus-elus kepala Kaia. Kaia menangis kencang di pelukan Reiga.

Waktu terus berlalu, Kaia tahu bahwa dirinya tak boleh terus larut dalam kesedihan. Kaia harus bangkit dan menjadi kuat lagi agar bisa menjadi contoh bagi Dimas adiknya. Setelah lima hari semenjak kematian Lisa ibundanya, Kaia memutuskan untuk kembali masuk bekerja. Dimas pun sudah mulai kembali sekolah.
Sesampainya di kantor, rekan satu tim nya mengungkapkan bela sungkawa kepada Kaia. Kaia beruntung mendapatkan rekan kerja yang begitu baik. Mereka terus berusaha menghibur Kaia yang masih di selimuti kesedihan.

“Kai, kamu disuruh ke ruang pak Rei sekarang” ucap pak Tio.

“baik pak” Kaia bangun dari duduknya dan berjalan menuju ruangan kerja Reiga. Sesampainya di ruang kerja Reiga, Reiga segera memeluk erat tubuh Kaia.

“saya senang kamu sudah masuk kerja lagi” ucap Reiga.

“terimakasih banyak pak sudah selalu ada untuk saya” ucap Kaia.

“Kaia” panggil Reiga.

“saya boleh tanya satu hal sama kamu?” Reiga melepaskan pelukannya dan menatap mata Kaia.

“boleh pak” ucap Kaia.

“apa saya boleh hubungin kamu lagi?” tanya Reiga. Kaia mengganggukkan kepalanya.

“saya masih pacar kamu?” tanya Reiga. Kaia menganggukkan kepalanya.

“terimakasih Kai” ucap Reiga lega.

“mulai sekarang saya gak akan ngeributin hal sepele seperti tempo hari. Kamu mau panggil saya bapak pun gak masalah selama di hati kamu selalu ada saya dan selama hubungan kita baik-baik aja” lanjut Reiga.

“pulang saya antar ya” ucap Reiga.

“iya pak” jawab Kaia.

Jam pulang kerja pun tiba. Sesuai janji, Reiga mengantar Kaia pulang kerumahnya. Reiga tak mampir kerumah Kaia karena Reiga ingin Kaia beristirahat. Reiga tahu selama beberapa hari ini Kaia pasti sulit untuk beristirahat tidur. Kaia segera membersihkan tubuhnya dan kembali turun untuk makan bersama Dimas juga bude Ati. Tepat jam tujuh malam, Kaia sedang berada di kamarnya duduk sambil merapihkan buku-buku miliknya. Kaia menyibukkan dirinya agar tidak terus terlalu larut dalam kesedihan.

Tok…tok…tok…suara ketukan pintu di kamar Kaia yang terbuka.

“kak Eki” ucap Kaia pada Eki yang tadi mengetuk pintu kamarnya.

“sibuk Kai?” tanya Eki.

“gak kok kak” jawab Kaia.

“bisa ngobrol sebentar?” tanya Eki.

“oke kak” jawab Kaia. Mereka pun duduk di balkon lantai dua.

“gimana perasaan kamu sekarang Kai?” tanya Eki.

“Kai sekarang udah baik-baik aja kok kak” jawab Kaia.

“syukurlah kalau kamu udah baik-baik aja” ucap Eki. Eki terdiam beberapa detik sambil memainkan kedua tangannya sedangkan Kaia hanya diam menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang.

“kamu pacaran sama Rei ya Kai?” tanya Eki setelah ia memberanikan dirinya.

“iya kak” jawab Kaia.

“sejak kapan?” tanya Eki.

“tiga mingguan kak” jawab Kaia.

“kamu sayang banget sama Reiga?” tanya Eki.

“suka dan sayang” jawab Kaia.

“kakak putus sama Kinan” ucap Eki.

“kenapa?” tanya Kaia. Eki menunduk diam.

“sejak kapan kak?” tanya Kaia.

“dua minggu yang lalu” jawab Eki.

“ada masalah apa? Gak bisa diomongin baik-baik?” tanya Kaia.

“setelah hubungan kita renggang, kakak terus merenung tentang perasaan kakak ke kamu. Sekarang kakak sadar sebenarnya rasa sayang kakak ke kamu bukan karena kakak yang menganggap kamu seperti adik” ucap Eki.

“kakak selalu mikirin kamu. Bahkan saat kakak jalan sama Kinan” lanjut Eki.

“apa kamu udah gak ada sedikitpun perasaan suka ke kakak?” tanya Eki.

“iya” jawab Nara singkat.

“kakak gak yakin bisa secepat itu rasa suka kamu ke kakak hilang” ucap Eki.

“Kai memang suka sama kakak. Tapi suka sebagai teman baik. Kai sudah buang jauh-jauh rasa suka Kai sama kakak yang berlebihan itu. Kai sekarang sudah punya pak Rei. Kai suka sama pak Rei dan Kai juga sayang sama pak Rei” ucap Kaia.

“kamu pacaran sama Rei bukan untuk pelampiasan dan cuma bikin kakak cemburu kan?” tanya Eki. Kaia kesal mendengar ucapan Eki namun Kaia menahan amarahnya.

“kak. Kakak sadar kan Kai baru aja kehilangan sosok yang paling Kai cinta. Apa perlu kakak ngomong begini ke aku di saat aku masih belum sepenuhnya sembuh dari rasa kehilangan?” tanya Kaia kesal.

“Kai gak habis pikir sama sikap kakak akhir-akhir ini. Daripada Kak jadi benci sama kakak, lebih baik kakak pulang sekarang” ucap Kaia.

“Kai akan anggap obrolan kita malam ini gak pernah terjadi” ucap Kaia.

“kalau kakak masih ngomong sembarangan, lebih baik jangan temuin Kai” Kaia berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Kaia benar-benar tak habis pikir dengan sikap Eki akhir-akhir ini. Sikapnya sering membuat Kaia kesal. Padahal dulu Eki tak pernah semenyebalkan ini. Kaia sangat kesal mendengar ucapan Eki di saat Kaia belum sepenuhnya sembuh dari kesedihan karena orang yang paling ia cintai kini tiada.

Ma Chérie (Kekasihku) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang