BAB 13

66 5 0
                                    

Keesokan harinya, malam hari tepat jam delapan malam. Kaia sedang berada di kamarnya sambil membuka website perusahaannya untuk melihat hasil desain miliknya dan rekan satu timnya yang dijadikan sebagai wajah promosi di website itu.

Tok…tok…tok… Lisa mengetuk pintu kamar Kaia.

“Kai, ada Eki dibawah katanya mau ketemu sama kamu” ucap Lisa.

“iya mah” ucap Kaia. Kaia turun untuk menemui Eki. Kaia memang sudah bisa bersikap seperti biasa kepada Eki.

“ada apa kak?” tanya Kaia pada Eki yang sedang duduk di ruang tamunya.

“ngobrol sebentar bisa?” tanya Eki.

“iya, bisa kak” jawab Kaia.

“ngobrol di teras aja yuk Kai” ajak Eki. Mereka pun berjalan keluar dan duduk di teras rumah Kaia.

“kenapa kak?” tanya Kaia.

“kamu ada hubungan apa sama Rei?” tanya Eki. Kaia mengerutkan dahinya.

“ya bos dan pegawai. Emang kenapa?” tanya Kaia bingung.

“hubungan bos dan pegawai gak akan sampai antar kamu pulang kerumah Kai” ucap Eki.

“jawab jujur Kai, kamu ada hubungan apa sama Rei?” tanya Eki.

“gak ada hubungan apa-apa” jawab Kaia.

“kamu suka sama Rei?” tanya Eki.

“kenapa kakak mau tahu aku suka atau gak sama pak Rei?” tanya Kaia balik.

“kamu boleh pacaran tapi jangan dengan Rei” ucap Eki. Kaia menutup kedua matanya sejenak untuk menenangkan hatinya.

“jangan melewati batas lagi kak. Kakak gak berhak larang aku untuk suka dan pacaran sama siapa. Tetangga gak ikut campur urusan pribadi masing-masing” ucap Kaia tenang.

“pokoknya kamu gak boleh pacaran sama Rei” ucap Eki.

“kenapa?” tanya Kaia.

“ya…gak boleh aja” jawab Eki.

“kakak masih aja egois ya. Jangan sibuk urus kehidupan pribadi aku kak. Gak pantas. Kakak punya pacar, coba pikir gimana perasaan kak Kinan kalau kakak bersikap berlebihan gini ke aku? Gak peduli berapa tahun kita kenal, gak pantas kakak begini ke aku sedangkan ada yang lebih pantas untuk kakak perlakukan seperti ini” ucap Kaia. Eki hanya sibuk memainkan jari-jarinya.

“Aku capek, mau istirahat. Aku harap lain kali kakak datang bukan untuk bersikap berlebihan seperti ini lagi” Kaja berjalan masuk meninggalkan Eki sendirian di teras rumahnya.

“apaan sih kak Eki. Mau gw dekat atau pacaran sama pak Rei atau siapa kek emang apa urusannya sama dia. Dasar egois” gumam Kaia saat ia sudah masuk ke kamarnya.

Tok…tok…tok… suara ketukan pintu dari balik pintu kamar Kaia.

“Kai. Mamah boleh masuk?” tanya Lisa.

“iya mah masuk aja” jawab Kaka. Lisa membuka pintu itu dan duduk di samping Kaia di atas tempat tidurnya.

“kamu lagi berantem ya sama Eki?” tanya Lisa dengan lembut.

“iya” jawab Kaia.

“mau cerita sama mamah?” tanya Lisa. Kaia menatap mata Lisa ragu.

“kak Eki aneh mah. Kai kesal sama dia” ucap Lisa sambil menundukkan kepalanya.

“aneh gimana?” tanya Lisa.

“sebenernya aku mulai sedikit menjauhi kak Eki sejak acara makan-makan di rumah kak Eki tempo hari mah. Malam itu kan kak Eki bawa pacarnya dan kenalin pacarnya itu ke semua yang ada di acara itu. Aku bete, aku kesal, aku sakit hati karena hal itu” cerita Kaia perlahan.

“terus?” tanya Lisa lembut.

“sebulan sebelum acara itu kak Eki tuh perlakuin aku beda. Dia suka elus-elus kepala aku, gandeng tangan aku, antar jemput aku. Mamah tahu kan?” lanjut Kaia.

“iya mamah tahu kok” jawab Lisa.

“dulu kan aku pernah suka sama kak Eki tapi aku buang rasa itu waktu kak Eki punya pacar. Kak Eki yang beda bikin aku suka lagi sama dia, tapi nyatanya dia malah pacaran sama orang lain. Aku ngerasa diberi harapan palsu sama kak Eki” lanjut Kaia.

“waktu di pangandaran kak Eki tanya kenapa aku menghindari dia. Ya aku ungkapin semua perasaan aku dan kekesalan aku. Sejak dari situlah aku sama kak Eki saling diem-dieman” cerita Kaia.

“terus tadi Eki kesini ngapain padahal kalian lagi diem-dieman?” tanya Lisa.

“kemarin malam kak Eki lihat aku di antar pulang sama laki-laki. Laki-laki itu sebenernya sahabat kak Eki mah” jawab Lisa.

“terus?” Lisa bingung.

“kak Eki larang aku buat punya hubungan spesial sama laki-laki itu. Ya aku marah dong karena kak Eki gak punya hak buat larang aku untuk dekat sama laki-laki manapun” jawab Kaia.

“oh gitu” ucap Lisa mengerti.

“Kai. Kita boleh aja suka sama seseorang. Tapi bukan berarti kita bisa memaksakan orang itu untuk balik menyukai kita. Sama hal nya seperti kamu yang gak bisa memaksa Eki untuk menyukai kamu. Tapi mamah juga ngerti bahwa perempuan itu paling gak bisa diberi perhatian berlebih” lanjut Lisa.

“kita sudah kenal dengan keluarga Eki selama bertahun-tahun lamanya. Kita tahu keluarga mereka baik. Eki mungkin gak sengaja dan tanpa sadar menganggap kamu sebagai adiknya dan dia ingin melindungi kamu” Lisa mengelus kepala Kaia dengan lembut.

“mamah tahu kamu sakit hati. Tapi cara untuk bisa move on adalah kamu memafkan dia dengan lapang. Dengan begitu kamu gak akan punya rasa benci untuk Eki. Dan kamu bisa dekat dengan lelaki lain tanpa ada sedetikpun waktu untuk memikirkan Eki. Biar saja dia melarang kamu, kamu yang menjalaninya kamu bisa menilai apakah orang itu baik buat kamu atau tidak” lanjut Lisa.

“gitu ya mah?” tanya Kaia. Lisa menganggukkan kepalanya.

“ngomong-ngomong mamah belum denger tentang lelaki yang kamu maksud. Kamu gak mau cerita sama mamah nih?” tanya Lisa. Kaia tersenyum malu.

“mah, Kai mau tanya deh” ucap Kaia.

“iya sayang apa tuh?” ucap Lisa.

“mungkin gak sih mah seorang bos besar suka sama karyawannya?” tanya Kaia. Lisa mengerutkan dahinya.

“ya mungkin dong sayang” Lisa kembali mengelus kepala Kaia.

“tapi mah ini kan bukan sinetron dan bukan film yang kebanyakan ceritanya tentang orang kaya jatuh cinta sama orang miskin atau bos yang jatuh cinta sama karyawannya” ucap Kaia.

“memang bukan sayang. Kisah cinta si kaya dan si miskin, si bos dan si karyawan itu adalah kisah cinta yang tidak umum tapi pasti ada. Mungkin sekitar satu banding seratus” jelas Lisa.

“laki-laki itu bos kamu?” tanya Lisa.

“iya mah. Jadi laki-laki ini namanya Reia. Dia bos Kai, direktur utama dan juga anak dari pak Adit, presdir perusahaan. Dia juga ternyata sahabat kak Eki sejak SMA” jawab Kaia. Lisa menunjukkan tanda tanya di wajahnya agar Kaia melanjutkan ceritanya.

“Reiga ini memperlakukan Kai berbeda dengan karyawan lainnya. Dan waktu di pangandaran Kai tanya alasan dia seperti itu. Dia justru jadi ungkapin perasaannya ke Kai. Kai bilang untuk berhenti bersikap baik sama Kai karena Kai sendiri gak tahu bisa balas perasaan dia atau gak. Kai gak mau nyakitin perasaan orang dengan memberi harapan palsu karena Kai tahu betul gimana rasanya mah” lanjut Kaia.

“tapi dia minta waktu satu bulan. Dia bilang kalau dalam waktu satu bulan Kai masih gak bisa balas perasaan dia, dia akan nyerah” ucap Kaia.

“terus perasaan kamu sekarang gimana?” tanya Lisa.

“Kai gak tahu mah” jawab Kaia lesu.

“kamu pernah merasa gugup di dekat dia?” tanya Lisa.

“pernah mah” jawab Kaia.

“kamu pernah deg-degan di dekat dia?” tanya Lisa.

“pernah mah” jawab Kaia.

“itu tandanya kamu sudah membuka hati kamu untuk dia” Lisa menunjuk hati Kaia.

“gak apa-apa, beri dia waktu untuk membuktikan perasaannya dan juga beri hati kamu waktu untuk sembuh dan membuka lembaran baru. Jangan khawatir dia terluka. Mamah yakin, dengan dua berani meminta waktu sama kamu, dia juga sudah siap untuk menerima jika nantinya kamu tetap tidak bisa membalas perasaan dia” lanjut Lisa.

“kamu juga gak perlu waktu satu bulan jika nanti kamu sudah yakin akan jawaban kamu, kamu harus segera beritahu dia” ucap Lisa.

“iya mah. Makasih banyak ya mah” Kaia memeluk erat Lisa.

“I love you mah” ucap Kaia.

“satu pesan mamah. Kalau kamu sudah menemukan orang yang benar-benar jatuh cinta sama kamu, memperlakukan kamu dengan baik, sayang pada keluarganya. Kamu harus pertahankan dia” ucap Lisa.

“iya mah” jawab Kaia.

***

Kamis pagi, Kaia baru saja tiba di kantor dan duduk di meja kerjanya. Kaia menyalakan komputernya dan meletakkan tas kerjanya di laci meja kerjanya. Saat itu, Kaia baru menyadari ada sebuah buku yang baru ia lihat di tengah-tengah tumpukan buku miliknya yang berjejer di meja kerjanya tepat di sebelah komputernya. Kaia mengambil buku itu dan benar saja itu adalah buku yang bukan miliknya. Sebuah buku dengan cover berwarna ungu berjudul Love Is… karya Puuung. Kaia membuka buku itu dan ada secarik kertas jatuh di pangkuannya.

Water shines because of the sun. And you’re my sun.
-Charles de Leusse-
Makan malam hari ini?
D-15
-R.K.S-

Kaia tersenyum membaca isi pesan dalam kertas itu. Kaia mulai menyadari bahwa dia juga tertarik pada Reiga. Karena Kaia sudah harus mulai bekerja, Kaia pun memutuskan untuk menghubungi Reiga saat jam makan siang. Kaia fokus pada pekerjaannya hingga jam makan siang pun tiba. Hari ini, Reiga sedang tidak bekerja di kantor. Dia sedang berada di luar untuk bertemu para investor. Kaia mengirim pesan singkat pada Reiga. Kaia tak meneleponnya karena khawatir mengganggu Reiga yang sedang bertemu para investor.

“agree for dinner. Kirim alamat restaurant nya ya pak” isi pesan Kaia pada Reiga dengan emoticon senyum di akhir pesannya. Reiga tak langsung membalas pesan Kaia, tentu saja Kaia mengerti akan hal itu. Kaia pun melanjutkan pekerjaannya. Satu jam kemudian, Reiga membalas pesan dari Kaia.

“thank you. Jam 7 di restaurant Green Hope, jalan Nusa 3. See you soon, Kai” isi pesan Reiga yang juga di akhiri dengan emoticon senyum. Kaia kembali fokus bekerja hingga jam pulang kerja pun tiba.

Kaia segera pulang menuju rumahnya untuk bersiap-siap. Kaia berusaha untuk berpakaian dan merias wajahnya sesederhana mungkin namun terlihat elegan. Jam pun menunjukkan pukul 6.30 malam. Jarak rumah Kaia dan restaurant hanya berjarak lima belas menit. Sesampainya di restaurant, Kaia diantar oleh pelayan ke meja yang sudah di booking oleh Reiga. Kaia tiba lebih dulu dibandingkan dengan Reiga. Namun tak lama kemudian, Reiga pun tiba.

“maaf Kai. Udah lama ya nunggunya?” tanya Reiga yang langsung duduk di hadapan Kaia.

“gak kok pak. Saya juga baru sampai” jawab Kaia.

“buat kamu” Reiga memberikan sepucuk mawah merah yang cantik.

“terimakasih pak” Kaia mengambil bunga itu dari tangan Reiga.

“kita langsung pesan makanan ya” Reiga memanggil pelayan dan segera memesan makanan untuk makan malam mereka.

“kamu cantik banget Kai malam ini” puji Reiga saat pelayan sudah berjalan meninggalkan meja mereka.

“terimakasih pak” jawab Kaia.

“oh iya, ini juga buat kamu” Reiga memberikan buku berjudul Love Is … karya Puuung namun dengan cover yang berbeda dari yang tadi pagi Kaia terima.

“ini sequelnya pak?” tanya Kaia.

“iya” jawab Reiga.

“terimakasih banyak pak. Akan saya baca” Kaia memasukkan buku itu ke dalam tasnya.

“saya gak nyangka kamu mau terima ajakan makan malam saya” ucap Reiga.

“saya juga mau berusaha. Berusaha untuk buka hati saya walaupun saya gak tahu akhirnya saya bisa buka hati saya untuk bapak atau gak” jawab Kaia.

“serius?” tanya Reiga, Kaia menganggukkan kepalanya. Melihat itu, Reiga tersenyum lebar.

“terimakasih ya Kai” ucap Reiga.

“iya pak” jawab Kaia.

Tak lama kemudian, makanan mereka datang dan mereka pun segera menyantap makan malam mereka. Setelah selesai makan malam, mereka memutuskan untuk pulang kerumah. Reiga mengantar Kaia pulang dan tepat pukul 9 malam, mereka tiba dirumah Kaia.

“terimakasih ya Kai sudah mau makan malam sama saya” ucap Reiga.

“terimakasih juga pak sudah ajak saya makan malam” ucap Kaia.

“kalau begitu saya pulang dulu ya” Reiga membalikkan badannya untuk menuju ke mobilnya.

“pak” panggil Kaia.

“mau…minum teh dulu gak di dalam?” tanya Kaia ragu.

“iya mau” tanpa berpikir, Reiga mengiyakan ajakan Kaia. Tentu saja Reiga senang mendengar ajakan Kaia.

Kaia pun mengajak Reiga untuk masuk kerumahnya dan juga bertemu dengan Lisa ibunya. Kaia membuatkan tiga cangkir teh hangat untuk menemani obrolan mereka bertiga.

Ma Chérie (Kekasihku) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang