3│Part 3

57.8K 4.6K 48
                                    

Ternyata Aiden tidak main-main dengan ucapannya. Lelaki itu benar-benar membawa Rana pulang ke apartment nya. Sejak penawaran yang tiba-tiba Aiden lontarkan, hingga sekarang pun Rana masih saja diam, tidak berkomentar dan masih mengekori dirinya dengan sesekali menguap.

Aiden mulai memasukkan password apartmentnya, dan pintu pun terbuka. Aiden masuk, diikuti oleh Rana yang berjalan di belakangnya, mengedarkan padangannya. Sempat terkesima sebentar dengan apartement Aiden yang begitu rapi untuk ukuran lelaki. Tidak terlalu luas memang, namun terasa cukup nyaman, terbukti saat ia baru saja menapakkan kakinya setelah pintu terbuka. Langkah mereka membawa keduanya menuju ruang utama, living room. Aiden memerintah Rana untuk duduk di sofa panjang, sedangkan lelaki itu memilih duduk di sofa single.

"Pak, beneran saya boleh menginap malam ini disini?"

Sebenarnya itu merupakan pertanyaan retoris yang Rana ajukan memecah keheningan, yang tanpa diduga dijawab oleh Aiden dengan sebuah anggukan.

"Kamar mu berada disebelah kanan dekat pintu masuk, dan kamar saya berada tepat di belakangmu. Jika memerlukan sesuatu, kamu bisa mengetuk pintu saya" papar Aiden datar yang dibalas anggukan kaku Rana.

Aiden malam hari ini terlihat begitu manusiawi, tidak seperti saat dikantor.

"Terimakasih pak, sudah mengizinkan saya untuk bermalam disini. Bapak tenang saja, besok pagi-pagi saya akan segera mencari tempat tinggal sementara" ucap Rana yang tetap mendapat tatapan datar dari lelaki itu.

"Pikirkan itu besok. Saya ingin istirahat, kita sambung pembicaraan besok" Aiden beranjak dari duduknya setelah mengatakan itu, dan melangkah masuk kedalam kamarnya meninggalkan Rana yang masih duduk di sofa.

***

Rana merebahkan tubuhnya di atas ranjang, walau tidak terlalu besar seperti yang biasa ia tempati. Namun kasurnya terasa nyaman. Hm.. atau dirinya saja yang terasa lelah?

Tidak ingin terlarut dalam pikiran tidak penting, Rana beranjak dari posisi nyamannya. Membuka koper, mengeluarkan baju dan celana santainya beserta peralatan mandinya untuk membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket karena berkeringat.

Lain tempat, Aiden melepas jas nya dan meletakkannya di keranjang kotor, masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya, membersihkan diri. Setelah selesai dengan ritualnya, Aiden melaksanakan shalat isya, kewajibanya menjadi terlambat dari waktu biasanya karena lembur dan juga insiden bawahannya tadi.

____

Di kamar yang di tempatinya, Rana kembali membaringkan tubuhnya, mencoba mencari posisi ternyaman. Sejak setengah jam yang lalu, hingga kini ia belum menemukan posisi ternyamannya, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, begitu cepat berlalu. Apa karena ini pertama kalinya Rana menginap di tempat asing selain rumah Anna semasa sekolah dulu? Dulu, awal mula dirinya menginap di rumah Anna, ia juga mengalami hal seperti ini, susah tidur.

Kryuuk~

Bunyi perut keroncongan, mungkin lebih masuk akal untuk menjadi alasannya mengapa ia susah tidur. Rana mendudukkan dirinya diatas ranjang, haruskah dirinya keluar meminta makan kepada bosnya juga setelah lelaki itu sudah berbaik hati memberinya tempat menginap?

Ah, kepalang tanggung, saat sudah melakukan hal memalukan, sekalian saja.

Rana dengan segenap rasa tidak tahu, dirinya keluar dari kamar tamu, berniat mengetuk kamar bosnya. Seperti mendapat durian runtuh, sesaat ia menutup pintu kamarnya, Rana dapat mencium aroma dari arah dapur yang mampu membuat perutnya tambah bergejolak.

My Fated Girl [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang