4│Part 4

53.8K 4.1K 29
                                    

Rana menggeliat nyaman di tempat tidurnya, bukannya bangun gadis itu malah menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya, dingin. Ia tidak tahu mengapa cuaca menjadi dingin pagi ini. Ia ingat bahwa hari ini merupakan hari libur memilih bermalas-malasan dengan kembali ke alam mimpi.

Berbanding terbalik— Aiden, lelaki itu sudah lengkap dengan kaos berwarna abu-abu dan celana jogger berwana hitam yang senada dengan sepatunya, menutup pintu apartmentnya, menenteng sebuah kresek. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Sudah menjadi keseharian Aiden memang di waktu libur, selesai melaksanakan shalat subuh, lelaki itu pasti akan melakukan work out setelah di hari biasa dirinya sudah disibukkan dengan pekerjaannya.

Aiden berhenti di pos satpam apartmentnya, menyapa Pak Maman— satpam di apartment. Menyodorkan kresek hitam yang ia bawa.

"Untuk Wage pak, kucing bapak"

Pak Maman tersenyum, dan berterimakasih karena Aiden sering memberikan makanan pada kucing peliharaannya. Aiden pamit untuk melakukan jogging sebelum matahari terbit. Lelaki itu biasa mulai melakukan kegiatan lari paginya saat matahari belum menampakkan sinarnya, sehingga ia bisa menghirup udara sebelum tercampur dengan asap kendaraan dan baru kembali ke apartmennya pada pukul delapan pagi setelah itu melakukan gym di lantai dasar apartmentnya satu jam, sebelum akhirnya pulang ke unitnya.

***

Rana mengerjapkan matanya beberapa kali, matanya mengedar mengamati ruangan yang ia tempati, seketika matanya terbelalak menyadari dimana ia sekarang. Ia ingat bahwa ini adalah weekend, tetapi Rana lupa bahwa saat ini ia sedang berada di apartemen bos nya.

"Astagfirullah! Kesiangan" pekiknya yang langsung terduduk.

Dengan cepat Rana beranjak dari ranjang dan mencari ponselnya, mengecek jam. Pukul 8. Astaga! Hanya karena dirinya datang bulan dan tidak memiliki kewajiban, ia malah bangun kesiangan, padahal semalam dirinya sudah mengatakan kepada bos nya untuk pergi pagi-pagi.

Rana melangkah menuju kopernya, memilih pakaian yang akan ia kenakan dan langsung berlari keluar kamar menuju ke kamar mandi dengan hati-hati, sembari memastikan tidak ada Aiden.

Oke, Aman.

Rana membersihkan diri secepat kilat, mengemas pakaiannya dan menutup kopernya. Rana menarik kopernya keluar kamar, membawanya ke area dapur. Namun ia teringat bahwa sebelumnya sudah menulis catatan berisi rasa terimakasihnya kepada Aiden yang mengizinkan dirinya menginap. Ia meninggalkan kopernya di dapur dan melangkah menuju living room, meletakkan catatannya di atas meja.

Rana mengedarkan pandangannya, pintu kamar Aiden masih tertutup, dan seperti tidak ada pergerakan sama sekali di dalam apartment selain dirinya. Sepi. Ada kemungkinan bahwa lelaki itu masih bergulung diatas kasurnya, mengingat ini merupakan hari libur dan cuaca hari ini cukup mendung. Rana hanya berharap, semoga sebelum dirinya menemukan tempat hunian, hujan tidak akan turun.

Rana kembali menuju dapur, berniat mengambil nasi goreng yang semalam dirinya sembunyikan dari Aiden. Ia membuka lemari tempatnya menyimpan nasi goreng. Kosong.

Rana mengingat dengan jelas, semalam gadis itu meletakkan sepiring nasi goreng sisanya di dalam lemari ini. Tetapi kenapa tidak ada?

Rana membuka satu persatu lemari yang ada di dapur tetapi tidak menemukannya. Apakah dimakan tikus atau benar-benar Aiden buang? Tetapi memangnya lelaki itu mengetahuinya menyembunyikan nasi goreng? Rasanya Rana ingin menangis sekarang. Matanya menjadi berkaca-kaca hanya perihal nasi goreng.

Mood nya langsung berubah, Rana menyambar kopernya dan segera keluar dari apartment Aiden. Masih dengan perasaan kesal Rana menekan tombol lift menuju ke lantai dasar.

My Fated Girl [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang