4. Malam, dan Rahasianya

11.6K 1.6K 73
                                    

Sebagai mahasiswa jurusan Sastra Inggris, Chandra tentu sebenarnya tak begitu fasih dengan bahasa internasional tersebut. Bagi Chandra, kuliah itu hanyalah sekedar formalitas sebagai syarat utama tuntutan kerja. Dia bukanlah Juna yang menekuni bidang arsitektur karena memang pada dasarnya Juna pintar, bukan pula Jendral yang kuliah jurusan teknik karena dia sangat mencintai dunia otomotif, dia juga bukan Naka yang masuk jurusan Ekonomi dan Bisnis karena cita cita lelaki itu adalah seorang pengusaha. Hidup Chandra bagaikan mengembara tanpa tujuan, tidak jelas dan cenderung asal asalan. Kuliah tidak niat, hidup juga tidak niat, tapi mati pun tidak mau. Serba salah dan flat.

Seperti malam ini contohnya. Ditemani sinar rembulan yang masuk melalui celah kamarnya, pandangan Chandra fokus pada game Katrider yang tengah dia mainkan. Lampu kamar yang mati dan gelap gulita itu seketika berubah layaknya diskotik karena sinar terang dari komputer Chandra.

Chandra tahu apa yang dia lakukan ini sangat salah, ada banyak orang yang mati sia sia karena kelamaan begadang. Ucapan emak emak tentang terlalu lama main game itu memang benar adanya. Hanya saja cara emak emak zaman sekarang menyampaikan kekhawatirannya memang membuat dongkol dan kesal setengah mati.

Layaknya lirik lagu,

Everything that kills me
Makes me feel alive

Sayup sayup terdengar pagar rumah terbuka, dan cahaya dari lampu depan mobil seketika menerangi seisi halaman. Juna pasti sudah pulang. Dan benar saja, sosok lelaki itu tampak masuk ke dalam rumah yang keadaannya sudah gelap. Dia lembur malam ini dan tampaknya sangat kelelahan.

Saat hendak melangkah menuju kamarnya di lantai dua, Juna seketika berhenti di depan kamar Chandra. Membuka sedikit pintu kamar adiknya itu yang tak tertutup rapat, dapat Juna lihat anak itu tengah fokus pada komputer yang ada dihadapannya. Juna menghela nafas, seperti malam malam sebelumnya, dia tahu Chandra pasti belum tidur.

"Chandra?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Chandra?"

Chandra menoleh, sekedar menatap figur Juna yang berdiri di ambang pintu dengan setelan kantor yang sudah kusut dan raut wajah lelah.

"Ehh, abang udah pulang." Ucap Chandra sambil tersenyum manis.

Juna lantas membuka pintu dn masuk ke kamar adiknya yang satu itu.
"Begadang lagi? Belum ngantuk emangnya?"

"Belum."

"Kamu gak bisa tidur?"

"Bukan gak bisa tidur, emang belum ngantuk aja."

"Kalau memang gak bisa tidur, minum obat tidur aja, Chan. Abang izinin kok kalau minum dengan dosis rendah. Kalau begadang terus kayak gini, gak bagus buat kamunya."

"Iya abangku yang ganteng tapi gantengan aku. Nanti juga Chandra bakalan tidur kok. Ya kali aku gak tidur, dikira aku kelelawar."

"Lah iya, kamu tuh mahluk nokturnalnya Arkana."

1. Raga || NCT dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang