WARNING⚠️
Please prepare yourself.
..
.
.
"Jen."
"Apa?"
"Lo benci gue gak sih?"
"Lo adik gue, ya kali gue benci sama lo."
"Tapi lo sering tuh bilang kalau lo capek sama gue."
"Gue capek, tapi bukan berarti gue benci. Lo ingat ingat lagi deh, emang gue pernah bilang kalau gue benci sama lo? Enggak kan?"
Chandra terkekeh pelan mendengarnya.
"Janji deh, kedepannya gue bakalan panggil lo bang Jendral.""Yang bener aja."
"Ih serius!!"
"Yaudah coba."
"Bang Jendral."
"Geli, anjing."
"Tapi lo senyum tuh!"
"Enggak kok!!"
"Lo senyum!!! Lo kira gue buta?!!"
Jendral terkekeh pelan mendengarnya.
"Iya gue senyum, puas?!!"Keduanya hanya tertawa kencang.
"Jen."
"Apa?"
"Jangan pernah kayak gue, ya?"
"Maksudnya?"
"Pokoknya, lo jangan pernah hidup kayak gue."
Jendral terdiam mendengar pertanyaan Chandra. Anak itu menatapnya serius, seolah meminta jawaban secepatnya. Jendral tersenyum tipis dan lantas mengacak pelan kepala Chandra.
"Gue gak ngerti maksud lo, tapi lo enggak boleh menyesali kehidupan lo sendiri, Chandra."
Chandra hanya tersenyum tipis.
"Sekarang gue sadar akan sesuatu, cara melupakan yang terbaik adalah dengan menerimanya."Chandra menghela nafas pelan, kali ini dia benar benar tulus ingin mengatakan sesuatu pada Jendral.
"Gue sayang lo, Jen."
"Tumben lo ngomong begitu."
"Gak apa apa. Gue cuma pengin bilang aja."
"Iya deh. Gue sayang lo juga."
"Chandra."
"Chandra."
"Abichandra."
Chandra tersentak. Lelaki itu terbangun. Chandra menatap ke sekitarnya. Rasanya hangat.
"Gue dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Raga || NCT dream [END]
Fanfic"Abang..." "Ya?" "Pernah gak sih, lo nangisin diri lo sendiri karena lo sadar kalau lo gak bisa apa apa?" "Kenapa nanya begitu?" "Karena aku gak tega ngelihat abang kayak gini demi kita." Di sore yang temaram itu, dengan matahari yang mulai terbenam...