The 1st part of RAGA UNIVERSE
"Abang..."
"Ya?"
"Pernah gak sih, lo nangisin diri lo sendiri karena lo sadar kalau lo gak bisa apa apa?"
"Kenapa nanya begitu?"
"Karena aku gak tega ngelihat abang kayak gini demi kita."
Di sore yang temaram itu, denga...
"BERISIK!!!!" Kedua bocah yang tampilannya sekarang kayak Upin Ipin itu langsung menghentikan pertengkaran keduanya ketika mendengar bentakan Naka menggema dari arah dapur.
Letnan menelan ludah ketika melihat kedatangan Naka sambil membawa spatula dengan wajah galaknya. Kalau di karakter komik, mungkin sekarang Naka punya dua tanduk merah dengan asap mengepul dari telinganya.
"KALAU KALIAN BERISIK SEKALI LAGI, NIH SPATULA BAKAL GUE CEKOKIN KE MULUT KALIAN SATU PERSATU!!! MAU?!!!" Bentaknya galak.
Aji dan Letnan sontak menggeleng kuat. Aji meraih tangan Letnan dengan wajah gugup.
"Ki... Kita mandi sama aja ya, Le?"
"Iya, ayo ayo."
Kedua bocah itu lalu masuk ke dalam kamar mandi. Naka menghela nafas pelan. Untung Naka sabar, kalau gak nanti gantengnya luntur.
Juna yang sibuk dengan laptopnya di ruang makan hanya bisa tertawa sambil geleng geleng. Ada ada aja tuh duo curut, pasti tiap hari ada aja tingkahnya yang bikin Naka ngamuk.
Sementara itu, Jendral duduk sendirian di ruang tamu terkekeh mendengar bentakan Naka. Dia sudah menduga kalau duo bontot lagi memperebutkan kamar mandi.
Tatapan Jendral lalu kembali pada foto besar yang mereka pajang di dinding ruang tamu. Foto keluarga katanya, namun ada yang berbeda dari foto keluarga mereka sebelumnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jendral tersenyum menatap foto itu, lalu tatapannya beralih pada bingkai foto yang lebih kecil yang dia pajang dibawah foto keluarga baru mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Appreciation to the two people who taught us about letting go, we will always miss you <3
Jendral membaca note kecil yang dia tulis dibalik bingkai foto kedua saudaranya.