"lihatlah dan bukalah mata batinmu..."
Jendral yang baru saja lewat di ruang tamu sontak merinding mendengar nyanyian dari mulut saudara kembarnya. Aneh, pagi pagi udah random kelakuannya. Jadi heran, siapa sih bapaknya?
Hari ini hari Sabtu. Tidak ada dari Arkana bersaudara yang memiliki kegiatan padat di hari kebahagiaan sejuta umat ini. Kecuali Juna. Dia sedang mengerjakan sebuah proyek, jadi wajar kalau eksistensinya susah ditemukan saat ini.
Jendral menghirup udara pagi sedalam yang dia bisa. Ya meski enggak pagi pagi amat karena dia bangun jam 10 tadi, tapi udara pagi menjelang siang itu cukup bagus untuk kesehatan (menurut Jendral).
"Duo curut mana?" Tanya Jendral pada saudara kembarnya.
"Warnet." Singkat, padat, dan jelas.
"Join ah!"
"Ehh!!! Enggak ada! Lo lihat rumah ini dari ujung ke ujung. Lo kira gue bisa bersihin ini sendirian? Emang gue pembantu disini?! Bantuin gue!!"
"Bawel lo, kenapa harus gue?"
"Karena cuma kita berdua yang ada disini!"
"Chandra mana?"
"Warnet!!"
"Lahh? Sama duo curut?"
"Ya iyalah!!"
Jendral memutar bola matanya malas. Lantas pasrah ketika Naka menarik lengannya kembali masuk ke dalam rumah untuk melakukan kerja bakti (yang tidak dengan sukarela dia kerjakan) bersama Naka tercinta.
"Juna."
Lelaki yang sedang melakukan briefing dengan anggota timnya itu lantas menoleh mendapati salah satu atasannya menghampiri Juna.
"Ini nih, orang yang saya ceritakan sama kamu."
Sorot kebingungan Juna sontak terganti dengan senyuman lebar sambil menatap seorang lelaki dengan senyuman canggung di depannya.
"Ahh iya! Arga, ya?"
"Iya, ehmm..."
"Panggil mas Juna aja, gak papa kok."
"Iya, mas Juna."
Lelaki bernama Arga itu menyambut uluran tangan Juna.
"Dia masih fresh graduate. Jadi tolong dibimbing ya."
"Siap pak, pasti itu."
Sepeninggal sang atasan, Juna tersenyum dan merangkul Arga masuk. Juna lantas memperkenalkan anak itu pada timnya.
"Oke semuanya, kenalin ini Arga, dia akan menjadi anggota tim kita yang baru dan akan ikut dalam proyek kali ini. Dia masih fresh graduate, jadi tolong dibimbing ya. Aku tahu kalau pak Rian enggak akan merekomendasikan orang tanpa bakat. Jadi, mohon kerjasamanya ya Arga."
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Raga || NCT dream [END]
Fanfiction"Abang..." "Ya?" "Pernah gak sih, lo nangisin diri lo sendiri karena lo sadar kalau lo gak bisa apa apa?" "Kenapa nanya begitu?" "Karena aku gak tega ngelihat abang kayak gini demi kita." Di sore yang temaram itu, dengan matahari yang mulai terbenam...