23. Tart

6.1K 1K 40
                                    

"Chandra!!!"

Lelaki dengan Hoodie hitamnya itu menoleh saat mendengar namanya dipanggil, lantas tersenyum ketika melihat sosok Pram yang berlari ke arahnya dengan senyum sumringah.

"Gue panggilin Lo dari tadi, kenapa enggak denger, sih?"

Chandra tampak terdiam sebentar. Kayaknya dari tadi dia enggak dengar apa apa.
"Masa sih?"

"Ck! Dasar budeg."

Chandra terkekeh, keduanya lantas melanjutkan langkah mereka menuju gedung kampus.

"Nanti mau ke tempat gue, gak? Gue bosan nih sendirian di kontrakan."

Diluar dugaan, Chandra justru menggeleng lemah. Hal itu membuat Pram mengerutkan keningnya bingung. Tumben tumbenan nih bocah gak mau diajak nongkrong, biasanya dia main nyelonong masuk aja kayak rumah sendiri tiap kali main ke kontrakan Pram.

"Lo kenapa? Lagi sakit?"

"Enggak."

"Terus? Mules?"

"Enggak."

"Pusing?"

"Enggak."

"Laper?"

"Enggak."

"PMS?!"

"Gue duluan."

Chandra melangkah mendahului Pram. Lelaki itu benar benar mengabaikannya.

"Kenapa sih tuh anak? Beneran PMS kali, ya?"

"Kenapa sih tuh anak? Beneran PMS kali, ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetetetetetetetetetetetetetttt

Chandra tersentak ketika alarm ponselnya berbunyi dengan nyaring. Tunggu, perasaan dia enggak pasang alarm sama sekali. Hari ini dia ada kelas siang, jadi dia masih bisa berleha leha dulu paginya.

Chandra meraih ponselnya diatas nakas. Chandra sontak terdiam ketika melihat ponselnya, tatapan lelaki itu berubah, kantuk yang dirasa menyerangnya tadi sontak menguap entah kemana. Lelaki itu meletakkan ponselnya kembali, lalu berjalan keluar dari kamarnya.

Sepi, tak ada orang. Chandra menghela nafas pelan, lalu beranjak ke dapur. Benar saja, Naka bahkan tidak memasak. Ada note diatas meja kalau Naka ada kelas pagi, Juna sudah pasti kerja, si bungsu Letnan dan Aji juga sekolah, sementara Jendral entah kemana.

Chandra terduduk lesu di ruang makan. Lanats menghela nafas kasar.

"Argh, gue benci banget hari ini."

"Sastra Indonesia merupakan sastra yang dikemas dengan bahasa Indonesia dan berkembang sejak abad ke-20. Hal ini ditandai dengan tersebar luasnya karya sastra dalam penerbitan pers dari urat kabar, majalah dan buku, baik yang diterbitkan oleh pihak swasta maupun pemerintah kolonial."

1. Raga || NCT dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang