Budayakan VOTE dan
COMMENT!.
.
AKU BUKAN DIA!
.
. ⚠️ Warning!
Chapter ini sedikit memiliki konten seksual.Tidak terlalu banyak tapi cukup untuk membuat kalian merasa sedikit tidak nyaman. Jadi buat sesiapa yang merasa jijik atau disturbed, sila skip kerana tidak penting juga tapi cukup berpengaruh untuk chapter ke depan..Happy Reading~
.
.
"Apa kau yakin kita bisa masuk ke sana dengan mudah?" Ini aku yang bertanya untuk kesekian kalinya.
Aku tidak melepaskan pakaian Raka yang sedari tadi kutarik dari belakang. Aku khawatir karena kami bertiga kini sudah berada di depan bar tujuan kami. Dengan warna merah menyala dan lampu disko yang menyala-nyala dari dalam.
Jangan lupakan beberapa penjaga yang berjaga di pintu masuk depan.
"Kita punya kartu VIP, tentu saja kita bisa lepas dengan mudah." Raka mengulanginya beberapa kali tetapi kedua temannya tetap tidak percaya.
"Terus bagaimana dengan kakekmu?Kalau dia tahu, tamatlah kau." Aku tidak ingin Raka disalahkan.
"Aku akan mengurusnya nanti. Yang penting sekarang, aku ingin kita masuk ke sana dan kau melakukan apa yang telah kita sepakati sebelumnya. Tidak masalah jika kau harus berpura-pura minum, yang penting adalah mendapatkan gadis-gadis cantik."
"Kau pernah ke sana?" Tanya Dafael curiga.
"Bodoh! Aku tidak cukup gila untuk mau masuk ke tempat seperti ini, apalagi sendirian. Tapi satu hal yang ingin kukatakan pada kalian, jangan terlalu terbawa suasana saat berada di sana nanti."
"Kenapa?" Tanya Dafael dan aku bersamaan.
"Tentu saja, kau tahu seperti apa bar dewasa itu. Yang pasti kau harus fokus! Ini demi kebaikanmu sendiri, Kaf... Kalau kau benar-benar ingin menjauh dari Afgar, kau harus bertindak berani." Ia menyemangatiku, berharap aku tidak merasa takut lagi.
"Tapi bagaimana kalau Afgar tidak berhenti mengejar Kaffa?" Tanya Dafael dengan cerdas. Ia khawatir usaha mereka akan sia-sia.
"Nanti kita pikirkan lagi. Oke, sekarang kita masuk... Kita akan menjadi orang dewasa untuk satu malam."
Raka melangkah ke depan sementara Dafael dan aku mengikutinya dari belakang. Aku melihat sekeliling, banyak orang yang keluar masuk bar. Ada yang merokok dan ada juga beberapa wanita yang berpakaian minim yang mengobrol dengan pria.
Saat kami tiba di pintu masuk, seperti dugaanku, kami dihentikan oleh seorang penjaga laki-laki yang tubuhnya tiga kali lebih besar dari kami.
Seperti anak-anak yang tersesat, kami bertiga mendongak.
"Anak di bawah umur tidak diizinkan masuk."
Dia menghentikan kami dengan merentangkan tangannya sehingga kami bertiga tidak bisa masuk. Dari jarak sedekat ini, aku bisa mencium bau yang tidak sedap dari dalam.
Dafael menyikut Raka untuk memberi tanda. Raka mengerti dan segera mengeluarkan benda berbentuk empat persegi itu lalu mengarahkannya ke wajah penjaga itu sambil menyeringai.
Pria itu langsung membelalakkan matanya dan menatap mereka bertiga secara bergantian.
"Maafkan ketidaksopanan saya, Tuan Muda!" Ia membungkuk dengan rasa bersalah lalu membuka jalan bagi kami bertiga untuk masuk.

ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Cerita Pendek1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...