Budayakan VOTE dan
COMMENT!
.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
.
Kalila POV random
Kini langkahku semakin mendekati sekolah Kaffa. Sebenarnya agak canggung karena aku belum pernah bersekolah di sekolah campuran.
Aku tidak suka laki-laki dan memilih bersekolah di sekolah yang berbeda dengan saudara kembarku, lagipula sekolah terakhir kami dulu banyak masalahnya.
Karena kami saudara kembar identik, banyak orang bertanya ini itu padaku, yang membuatku tak nyaman dan akhirnya aku pindah sekolah di mana tak seorang pun tahu kalau aku memiliki saudara kembar.
Muahaha aku sudah bebas! Tidak sehingga si anak setan satu itu menyuruhku menyamar dan memakai pakaian terkutuk ini!
Lihatlah aku sekarang!
Mengenakan seragam sekolah adikku yang pas di badanku. Dan perkataan Kaffa dua hari yang lalu tentang dadaku yang tidak terlalu terlihat ternyata benar.
Sialan memang. Tapi kenyataannya memang aku tidak memiliki dada seperti cewek tomboi.
Tanpa membuang waktu lagi, aku terus berjalan ke sekolah. Aku melihat banyak mahasiswa nongkrong dan ngobrol di mana-mana. Karena jam berkumpul belum berbunyi, aku memutuskan untuk menaruh tasku saja di kelas.
Sebelum aku menjalankan misi ini, Kaffa sudah menceritakan semuanya tentang dirinya kepadaku. Siapa saja teman-temannya dan siapa yang harus aku waspadai.
Tak ketinggalan, Kaffa juga memperlihatkan foto Afgar yang diambil secara diam-diam dan sayangnya foto tersebut diambil dari sudut samping sehingga tak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Iya iyalah! Saat itu, Kaffa bak paparazzi yang bersembunyi dari semak ke semak untuk diam-diam mengambil foto Afgar agar tidak ketahuan.
"Hei Kaffa! Kau datang lebih awal hari ini." Datang pula si lintah darat satu ini, berdiri di sampingku dengan muka tak bersalah setelah menepuk pundakku.
Okey, ini pasti Dafael. Iya iyalah! Namanya tertulis di bagian depan seragam sekolahnya. Kaffa bilang, teman satunya ini agak konyol dan suka mengganggunya, terutama saat dia sedang di toilet.Anjir!
Aku harus berhati-hati dengan yang satu ini.
"Di mana Raka?"
Aku mencoba bersikap biasa dan dengan acuh tak acuh menanyai sosok teman Kaffa yang lain. Aku benar-benar mulai gugup dengan yang satu ini. Dia menaruh tangannya di pundakku, apakah dia pikir aku tembok atau semacamnya?
"Sepertinya kau lupa seperti apa si Raka itu. Kalau tidak terlambat, dia pasti sibuk menggoda para siswa." Dafael menjawab dengan acuh tak acuh dan duduk di depanku.
Aku tidak mengatakan apa-apa karena aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Kalau aku salah bicara atau bertanya aneh-aneh, mungkin mereka akan curiga padaku. Jadi aku ikuti saja alur cerita Kaffa di sekolah ini dan bertingkah seperti dia.
"Jadi kau ingin pergi ke bar lagi malam ini?"
BRAKK!
"APA?!" Aku berdiri kaget dan membuat Dafael juga ikut terkejut.
"Kau kenapa?" Dia bertanya dengan bingung.
"Haa tidak. Hanya saja...aku baru ingat kalau malam ini aku harus menemani kakakku ke salon." Dengan gagap aku mencoba menjelaskan. Bagaimana tidak terkejut, aku sendiri baru tahu kalau Kaffa menyukai tempat seperti itu. Pantas saja dia suka keluar di malam hari.
ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Humor1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...
