11:Itu Argar!

15 3 0
                                        

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

.

AKU BUKAN DIA!

.

.Happy Reading~

.

.

Keesokannya...

"Cepatlah! Kita akan ketinggalan kereta!" Dafael yang berada di depan berlari dengan gembira sambil membawa tas pakaiannya, meninggalkanku bersama Raka yang baru saja keluar dari toilet.

Aku berusaha menyusulnya sambil menenteng barang-barangku, tidak lagi dengan beberapa camilan yang kubeli sebelumnya dalam kantong plastik yang tergantung di tanganku yang lain.

Tunggu, tunggu, ke mana kami akan pergi?

Oke, ceritanya begini.

Karena aku sudah membuat janji palsu dengan Afgar, Raka yang kebetulan lagi sendirian di rumahnya memutuskan untuk mengajak kami berdua berlibur selama 2 hari bersamaan dengan cuti sekolah.

Aku langsung setuju dan begitu pula Dafael. Toh, Raka-lah yang menanggung biaya perjalanan kami. Dialah yang mengundang kami, jadi tentu saja dialah yang membayar kami termasuk ongkos kereta dan tempat menginap saat kami sampai di sana.

Tapi bagaimana dengan Afgar?

Buahaha! Bajingan mana yang bertanya tentang Afgar? Aku langsung tidak peduli dengan keadaannya sekarang. Apakah dia masih menungguku atau tidak, aku tidak peduli. Yang penting aku ingin menikmati liburanku sekarang!

Oh, ngomong-ngomong, sebelum berangkat, tadi malam aku memotong rambutnya agar aku bisa bergerak bebas. Karena Raka memilih penginapan Resort pantai sebagai tempat liburan kami, aku tidak mungkin pergi ke sana lagi dengan wigku. Maunya terbang,  tak habis daratan aku kejar.

Jadi sekarang penampilanku benar-benar mirip dengan Kaffa, tidak ada wig lagi karena gaya rambutku saat ini juga sama persis dengannya. Aku hanya mengubahnya sedikit agar terlihat lebih keren hehe.

"Kau potong rambutmu, Kaf?" Tanya Raka saat kami bertiga sudah naik kereta.

Aku sedang menaruh tasku di kompartemen atas gerbong kereta ketika dia bertanya. Sekarang kami duduk di kursi kami dengan Raka dan Dafael di depanku. Kami saling berhadapan dengan meja di tengah.

Aku menyentuh rambutku dan tersenyum.

"Kau sendiri yang menyuruhku untuk lebih nakal, jadi aku mengubah gaya rambutku agar terlihat seperti playboy. Bagaimana? Cocok atau tidak?" Tanyaku bersemangat.

Dafael tertawa.

"Heh, tidak peduli bagaimana kau mengubah rambutmu, di mata semua orang kau tetap terlihat manis. Jadi ini tidak akan mengubah apa pun, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Aku akan membantumu menemukan seorang wanita." Dia menepuk dadanya dengan bangga.

Sialan.

"Hei, kita ke pantai kan mau liburan, bukan mencari wanita cantik. Lagipula, tidak ada Afgar di sini, buat apa membuang-buang waktu?" Sela Raka.

Memang benar.

Kesepakatan awal kami, rencana itu hanya akan digunakan saat Afgar ada. Dan aku juga tidak keberatan (cara baca: terpaksa) lagi menginjakkan kaki di bar, karena untuk mempermainkan Afgar, aku harus mencari wanita di sana.

Tidak mungkin aku tiba-tiba menarik seorang wanita yang lewat di depanku untuk membuat Afgar cemburu. Aku mungkin akan ditampar.

"Aku tahu... tapi tidak apa-apa karena aku akan mengajarinya. Hei Kaffa, kau belum pernah punya pacar sebelumnya, kan? Kau yakin akan baik-baik saja?"

𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang