Budayakan VOTE dan
COMMENT!
.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
.
Di kelas, semua perhatianku teralihkan. Guru yang mengajar di depan, tidak aku ambil peduli sama sekali. Saat ini, aku masih mengingat apa yang terjadi pagi ini sambil menatap ke luar jendela.
Sungguh menyakitkan jika memikirkannya kembali.
Aku tahu Afgar tidak bermaksud melakukan itu karena dia mencoba menangkapku yang hampir terjatuh, tetapi tetap saja tidak ada gunanya jika dia memanfaatkan kesialanku untuk mengambil kesempatan menyentuhku.
Faktanya, dia tidak langsung menjauh, malahan dia menatap dalam ke mataku, membuatku makin merinding!
Tak lama kemudian, bel istirahat berbunyi. Aku melihat siswa-siswa yang lain mulai mengemasi buku-buku mereka dan menaruhnya kembali di bawah meja diikuti oleh guru yang berhenti mengajar, tidak lupa memberikan pekerjaan sekolah sebelum keluar.
"Hei, kita mau makan apa hari ini? Jangan khawatir... Kaffa yang traktir." Kata Dafael tanpa persetujuanku. Ia bahkan dengan santai bergelantungan di bahuku seperti monyet.
"Kau sudah puas hidup ya?" Dafael yang cuma nyengir semakin membuat emosiku bertambah buruk.
Mendapat tatapan membunuh dari Kaffa, Dafael segera menarik tangannya. Sementara itu, Raka hanya menertawakan kekonyolan kedua temannya.
"Yoo, kami senang bisa membantumu tadi, setidaknya kau harus mentraktir kami berdua. Lagipula, perjanjian awal kita dibatalkan karena kau tidak mau pergi ke bar lagi."
Sialan!
"Ya, benar apa yang dikatakan Dafa. Kali ini kami ingin menuntut janjimu, jangan khawatir kami tidak akan menuntutnya setiap kali kau diculik Afgar pftt..." Raka menambahkan sambil tertawa kecil.
Aku yang tak tahan lagi akhirnya menyerah. Mendengar suara mereka hanya akan membuat kepalaku mendidih.
"Oke, oke, kali ini aku akan mentraktir kalian, tapi pastikan servis kalian lebih baik mulai sekarang! Dan jangan pernah tinggalkan aku sendiri seperti tadi pagi." Aku berdiri, memberi mereka tatapan peringatan.
Kerana pada dasarnya semua itu terjadi kerana salah mereka yang telah meninggalkan aku. Kalau saja mereka tidak meninggalkanku sejak awal dan memilih untuk lari bersama, aku yakin aku tidak akan bertemu Afgar dan berakhir di ranjang bersamanya!
Dan aku juga pasti tidak akan terluka dan bertemu dengan kodok sialan itu. Gara-gara itu aku tak sengaja memeluk Afgar meskipun harus kuakui itu ehem- cukup hangat tapi tentu saja aku tidak akan pernah mengakuinya.
"Dan asalkan bukan kau yang tiba-tiba menghilang, buat kami panik dan harus mencari ke seluruh sekolah." Ucap Raka yang kini mengikutiku saat aku keluar kelas.
"Bahkan jika aku menghilang, kau akan tahu di mana menemukanku." Sengaja aku tidak menyebut nama Afgar karena hanya dia yang mengincar Kaffa.
"Bagaimana kalau dia membawamu pulang ke rumahnya?" Dafael punya pemikiran, gajah pun bisa terbang.
"Dia tidak segila itu." Kataku santai.
Kami bertiga terus berjalan menuju kantin. Suasana kantin masih terlihat biasa saja saat kami sampai di sana, siswa yang datang pun masih belum terlalu banyak dan hal ini menjadi kesempatan bagi kami untuk membeli makanan dan mendapatkan tempat duduk tanpa perlu berebut lagi.
ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Comédie1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...
