Budayakan VOTE dan
COMMENT!
.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
.
"LARIIII!!" Hanya itu yang melintas di pikiranku.
Otot-otot pada kedua kakiku masih mau menuruti perintah dari otakku namun lain halnya dengan paru-paruku yang semakin sesak dan sulit untuk menarik napas. Belum pernah aku berlari seperti ini karena memang belum pernah aku merasakan nyawaku dihujung tanduk!
"Sialan kau Kaffa!Jangan tinggalkan aku !"
Dafael pun tak kalah panik, meninggalkan Raka yang tercengang sebelum akhirnya ikut mengejar.
"Woii! Teman dajjal malah tinggalkanku sendirian." Raka bergegas mengejar langkah kedua temannya. Tak terasa kini mereka telah memasuki area festival yang padat dengan banyak orang.
"Mati saja kau!" Dafael masih dendam pada Raka karena membiarkan dirinya yang suci dan polos dinodai.
"Lain kali saja merajuk, dasar bodoh! Kita dikejar. Minggir!"
Kami berdua melakukan kesalahan besar karena mengira kami telah berhasil meninggalkan Raka, karena kenyataannya dia memotong jalan kami berdua sebelum melaju kencang.
Situasi berubah total dengan kami pula yang memanggilnya minta tolong.
"RAKA SETAN!"
Teriakku tidak terima ketika berlari. Aku tidak berani menoleh ke belakang saat beberapa pria-pria bertato itu bersama Afgar dan teman-temannya mengejarku. Aku akan mati jika tertangkap!
Di tengah usahaku untuk lepas dari kejaran dua gerombolan orang itu. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku berlari dan apakah gerombolan orang itu masih mengejarku atau tidak. Menjaga jarak sejauh mungkin dari mereka adalah prioritas utamaku saat ini.
Namun, karena terlalu fokus berlari, aku tidak menyadari bahwa Dafael sudah tidak bersamaku lagi.
"Dafa? DAFA! KAU DI MANA!Astaga, ke mana perginya tu anak?"
Kami berdua mungkin tak sengaja terpisah saat memasuki kerumunan. Ini gawat! Kami bertiga sudah terpisah, mungkin ini kesempatan bagi mereka untuk menangkap kami.
Aku berteriak memanggil nama kedua temanku berharap salah satu dari mereka akan menjawab. Namun, alih-alih menemukan Dafael dan Raka, yang kutemukan malah Afgar yang mengejar ke arahku seperti harimau.
Huh, sial.
Seketika aku terus berlari ke segala arah, tak tahu harus bersembunyi di mana. Karena ini festival tertutup, aku terjebak di sini karena hanya ada satu jalan keluar, yaitu pintu masuk. Namun, meskipun tertutup, lebarnya minta ampun.
"Mau lari ke mana lagi, Kaffa? Sudah kubilang! Jangan membuatku mengejarmu lagi!" Afgar tidak bercanda.
Dia masih tidak bisa menerima Kaffa memasuki tempat seperti itu. Tolong ingatkan dia untuk mengikat kedua teman Kaffa setelah ini. Mereka pasti telah mengajarkan hal yang salah padanya.
Aku menegang saat mendengar suara Afgar tidak jauh di belakangku.
"Kalau begitu berhentilah mengejarku juga, dasar bodoh! Apa yang kau inginkan dariku? Aku tidak ada hubungannya denganmu!" Ya, karena sebenarnya aku sedang lari dari para penculik. Afgar hanyalah bonus.
"Kau membuatku seperti ini, kenapa kau lari?!"
"Terserah aku mau lari atau tidak!" Kaffa yang keras kepala membuat rahang Afgar mengeras. Ia mencoba meraih punggung Kaffa ketika seseorang membawa lari Kaffa pergi terlebih dahulu.
ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Humor1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...
