16:Jangan tinggalkan aku!

12 2 0
                                        

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

.


AKU BUKAN DIA!

.

.Happy Reading~

.

.

Malam sudah semakin larut, tapi bulan
dan bintang tak sedikitpun terlihat menghiasi langit,seakan membiarkan bumi menyadari kehampaan di atas sana.

Dalam kondisi seperti ini, semua
manusia yang hidup pasti akan
memilih bergelut dalam selimut
mereka lalu menikmati mimpi yang
indah. Menyingkirkan segala keinginan
untuk terjaga apalagi bergadang.

Tapi semua itu tidak berlaku bagi kedua pria yang kini tengah berlarian tak tentu arah di dalam sebuah rumah tak berpenghuni. Sebesar apapun keinginan mereka untuk keluar dari sana dan pulang, pada kenyataannya mereka hanya mampu berlari dan bersembunyi.Dalam artian lain, mereka tersesat.

"Bagaimana kita bisa terjebak di sini?"

Dafael tidak habis pikir bagaimana mereka berdua bisa berakhir di sana dan terjebak di sebuah rumah kosong berlantai 2 di tengah hutan.

Awalnya mereka hanya berusaha menyelamatkan diri setelah teman mereka, alias Kaffa--yang rela mengorbankan diri untuk mereka. Namun entah karena panik atau karena karma, mereka akhirnya berpapasan dengan Randy yang sedang sendirian di jalan.

Mereka langsung panik sehingga tanpa sedar berlari masuk ke rumah tersebut.

Mereka terlalu panik, apalagi dengan Randy yang mengejar mereka seperti anjing kesurupan, sehingga mereka harus membuang jauh-jauh rasa takut mereka dan memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah tak berpenghuni itu.

Dan di sinilah mereka sekarang, bersembunyi di sebuah ruangan yang mungkin adalah kamar tidur.

"Tch, kenapa kau ikut denganku? Jika kita berpisah, semua ini tidak akan terjadi." Jika mereka berpisah sejak awal, mereka pasti bisa mengelirukan Randy, tetapi sudah terlambat karena mereka bukan satu-satunya orang di rumah itu.

Ya, Randy melihat semuanya. Jadi dia memutuskan untuk mengikuti mereka ke sana, tidak lupa memberi tahu Rivan lokasi target mereka.

"Baiklah, kalau begitu kau saja yang keluar."

"Eh kenapa aku?"

"Ya, ini tempat persembunyianku. Aku menemukannya sebelum kau. Jadi kenapa kau tidak mencari tempat persembunyian lain, tuan muda?" Ejek Dafael.

Mengingat bahwa sebelumnya dia yang memilih bersembunyi di sana sementara Raka hanya mengikutinya.

"Sudah terlambat, dasar bodoh! Kalau aku keluar pun tidak akan berhasil, dia pasti melihat kita masuk ke sini."

"Huh, kalau sudah tahu, lebih baik kau  diam saja! Kau hanya akan membongkar tempat persembunyian kita." Dafael kesal. Menyuruhnya pergi, tetapi Raka sendirilah yang membebaninya.

Srak!

"Hantu!"

Sebagai orang yang takut gelap, Dafael spontan memeluk temannya. Meski di antara mereka bertiga ia yang paling jago bela diri, tidak bisa dipungkiri bahwa satu-satunya kelemahannya adalah kegelapan.

"Haisssh.. lepaskan aku!" Tidak terima dijadikan bantal peluk, ia menolak Dafael menjauh. Namun, alih-alih menurut, pria itu malah semakin erat memeluknya.

𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang