Budayakan VOTE dan
COMMENT!
.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
.
Oke, lanjut ke sisi yang lain, tepatnya di sebuah pesta keramaian yang digelar di tebing pantai.
Disana terlihat seorang gadis mungil yang berpenampilan seperti laki-laki tengah berlari, ditambah lagi dengan ekspresi wajahnya yang terlihat cemas dan takut menunjukkan bahwa remaja itu tengah dilanda kerisauan yang mendalam.
Orang itu adalah Kalila. Siapa lagi yang berhasil lolos dari Afgar? Tentu saja dia sendirian sementara kedua temannya yang lain telah menghilang entah ke mana.
Setan emang, tapi untungnya Tuhan masih cukup baik untuk menolongnya.
Setelah ia tertangkap oleh Afgar, Kalila benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi melawan. Satu-satunya kesempatannya adalah dengan menjinakkan diri untuk mengelabui Afgar.
Namun nama juga Afgar, ia tidak sebodoh kedua temannya yang akan tertipu untuk kedua kalinya. Ia menarik Kaffa untuk mengikutinya pulang. Mengenai Raka dan Dafael, ia telah menyerahkan mereka kepada Rivan dan Randy.
Ia harus mengurus Kaffa-nya.
Namun, baru setengah jalan menuju tempat penginapan mereka, sesuatu terjadi.
Dengan segala ide yang dimiliki Kalila, ia berhasil melarikan diri dari Afgar setelah meminta izin untuk menggunakan toilet awan. Awalnya Afgar tidak setuju, tetapi karena Kaffa bersikeras dan mengancam akan pipis di depan orang banyak, ia pun berubah pikiran.
Kan tidak lucu kalau Kaffa benar-benar melakukan itu. Di mana dia akan menyembunyikan wajah tampannya ini?
Semuanya baik-baik saja selama Kaffa ada di dalam sana dan Afgar juga tampak berjaga di luar pintu. Namun tanpa sepengetahuannya, di balik pintu, Kalila tengah berusaha keras untuk keluar dari jendela toilet.
Beruntung, tubuhnya sangat kecil sehingga mudah baginya untuk keluar dari sana. Berjalan diam-diam seperti ninja sambil menyeringai karena sekali lagi ia berhasil mengelabui Afgar, ia berlari keluar dari sana, meninggalkan Afgar yang setia berjaga di depan pintu.
Dan di sinilah aku sekarang, di sebuah pesta api unggun. Suasananya cukup ramai tetapi tidak seramai saat aku berada di festival. Karena sekarang sudah hampir jam 11 malam, jadi hanya beberapa orang yang menikmati malam yang indah ini.
Sebenarnya aku tidak tahu harus ke mana.
Aku ingin kembali ke penginapan, tetapi kuncinya ada pada Raka. Menyebut namanya saja sudah membuat pembuluh darahku berdesir setelah mengingat dengan jelas apa yang telah mereka lakukan padaku.
Namun, betapapun marahnya aku kepada mereka, aku tidak bisa terlalu mengikuti kata hatiku. Nyawaku kini seolah berada di tangan mereka, keselamatanku pun terjamin jika aku bersama mereka--artinya jika aku sendirian, aku akan berada dalam bahaya yang lebih besar.
Jadi, mau tidak mau, aku harus mencari keduanya.
Bukan hanya untuk mendapatkan kunci tempat kami, tapi aku juga takut untuk jalan-jalan sendirian. Dengan kondisiku yang pasti dicari-cari oleh Afgar, aku jadi takut sekali jika bertemu dengannya setelah menipunya untuk kali kedua.
"Aku harus mengakhiri ini, Kaffa. Aku tidak tahan lagi."
<><><>
ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Hài hước1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...
