Srrek srrek
Sekali lagi ia mengubah posisi tidurnya tapi tetap saja tidak bisa terlelap, ia merasakan gelisah dan tak nyaman. Rosé akhirnya terduduk dan melihat ke ponselnya sudah jam dua malam dan ia belum juga bisa tidur.
Sepertinya ia beneran harus ke dokter sebelum stress-nya semakin membuat tersiksa.
Ia bangkit membuka laci penyimpanan makanan tapi tak ada yang menggugah seleranya. Ia sangat ingin tidur tapi tubuhnya merasa tak nyaman dan hanya mondar-mandir di kamarnya.
Rose kepikiran untuk ke mengunjungi Lisa tapi menaiki lift sendirian jam dua malam ke lantai enam membayangkannya saja sudah membuat takut.
Ia bisa minta June untuk datang tapi June bahkan tinggal diluar area kampus pasti merepotkan walaupun Rosé tahu June pasti tak keberatan.
Rasa sumpek membuatnya membuka pintu kamar dan keluar berjalan dilorong yang sepi, sebagian kamar juga pasti kosong karena pemiliknya sedang pulang liburan smester.
Matanya menatap pintu ke balkon tapi kegelapan diluar terlihat lebih menakutkan, ia pun berbalik berniat kembali ke kamarnya dan melewati kamar Eunwoo.
Pria itu pasti pulang ke apartementnya tapi Rosé melihat cahaya lampu tidur dari lubang ventilasi diatas pintu ia pun berhenti depan pintu.
"Eunwoo!" panggilnya pelan dan tak yakin apa yang diinginkannya dengan memanggil pria itu.
"Eunwoo?" ia mengetuk pintu berharap memang Eunwoo ada didalam.
"Siapa?" terdengar sahutan.
"Aku Rosé" suaranya masih pelan. Cukup lama tak ada pergerakan apapun tapi kemudian lampu kamar terlihat menyala dan suara langkah diseret lalu pintu dibuka.
Eunwoo terlihat setengah sadar dengan rambut berantakan, berdiri dengan kaus putih dan celana panjang kotak-kotak menatap Rosé antara percaya tidak percaya dengan penglihatan.
"Rosé?"
"Aku gak bisa tidur, aku gak bisa tidur Eunwoo. Maaf sudah membangunkanmu" Rosé merengek ia merasa malu sudah mengganggu pria yang bahkan tadi sore dia acuhkan.
"Its okay Rosé, apa yang bisa ku bantu" ia membuka pintu semakin lebar dan menarik Rosé masuk lalu menutup kembali pintunya.
"Aku merasa gelisah dan tak nyaman, aku ingin tidur tapi entah kenapa tidak bisa terlelap, maaf mengganggumu" melihat Eunwoo yang seperti kebingungan Rosé sadar ia sudah berlebihan dengan membuat Eunwoo terbangun dari tidur nyenyak nya.
"Ya Tuhan apa sih yang sudah kulakukan, sebaiknya aku kembali" Ia pun berbalik ke pintu karena merasa aneh bicara seperti itu pada Eunwoo.
Sebelum ia berhasil membuka handel pintu Eunwoo menariknya kedalam dekapan.
"Aku tak merasa terganggu kok" pelukan itu terasa hangat dan kemudian ia merasakan tangan Eunwoo mengelus-elas punggungnya. Rosé merebahkan kepalanya sambil memejamkan mata entah kenapa ia merasa sedikit tenang.
"Mau berbaring?" tanya Eunwoo setelah dirasa mereka cukup lama berdiri dengan posisi begitu. Eunwoo lalu menariknya ke tempat tidur, Rosé ragu tapi Eunwoo sudah membawanya supaya duduk di samping tempat tidur.
"Tidurlah Rosé aku akan menemanimu" gadis itu pun merebahkan dirinya disana, miring membelakangi Eunwoo dan tak lama ia merasakan tangan Eunwoo kembali mengelus punggungnya.