Rosé duduk diteras memandangi taman kecil belakang rumah tangannya hendak mengelus kandungannya tapi ada tangan besar yang mendahului dan sosoknya berjongkok disamping Rosé mengelus lalu mencium perut buncit itu.
"Sayang ih, kamu membuatku kaget" ia cemberut tapi tak lama karena Eunwoo menciumnya juga. Eunwoo baru pulang kerja, Eunwoo sengaja mandi di rumah sakit sebelum pulang agar tetap steril saat tiba di rumah dan bisa langsung memeluk istrinya.
"Aku kangen banget sama kalian bertiga" jawab Eunwoo seraya kembali mencium kandungan "Masuk yuk kelamaan diluar nanti kau mengeluh sakit"
"Aku tak pernah mengeluh" sangkalnya tapi tidak menolak saat Eunwoo membimbingnya masuk "Aku hanya sedikit bosan sejak disuruh cuti oleh ibumu"
"Mom khawatir padamu Rosé, tiap hari ia menanyakan kabarmu dad juga sama. Apa kau sudah meminum vitamin-nya"
"Eunwoo, aku cuma pernah lupa sekali kanapa kau ribut sekali?" Rosé agak sensitif dicerewetin Eunwoo.
"Kan aku sayang dan mau anak-anak kita sehat " rayunya lalu memeluk dan mendudukkan Rosé di sofa, dielusnya perut besar Rosé dengan lembut.
Hari perkiraan lahir sudah dekat karenanya setiap hari ada perawat yang datang menemani Rosé di rumah jika Eunwoo pergi bekerja.
Kepalan tangan bayinya terlihat membentuk dari luar, Rosé menyentuhnya Eunwoo terbelalak menatap gerakan dalam perut itu.
"Kalian tak sabar untuk bertemu dengan mommy ya?" ucap Eunwoo telunjuknya mengikuti kepalan itu yang bergerak lalu menghilang.
Rosé tersenyum lalu menoleh dan memperhatikan Eunwoo yang sedang membelai kandungan dan berbicara dengan si janin. Bayangan dirinya dan Eunwoo yang semalam bercinta melintas dipikiran Rosé membuatnya blushing dan mengalihkan pandangan.
Eunwoo mendongak dan merasa heran melihat wajah Rosé yang terlihat memerah malu.
"Ada apa? Apa kau merasa gerah?" Rosé menggeleng. Eunwoo yang tak bisa dibohongi menyentuh dagunya "Apa yang kau sembunyikan, wajahmu memerah?"
"Tidak" tukasnya cepat "Sumpah tak ada"
"Lalu kenapa wajahmu seperti itu?" ia menelungkup kedua pipi gembul Rosé.
"Emm..."
"Emmm...?"
Rosé semakin merasa malu tapi ia lalu mengalungkan lengannya ke leher Eunwoo dan mencium bibir Eunwoo. Bukan ciuman lembut tapi ciuman menggebu rindu. Eunwoo terkekeh saat mereka kemudian melepas ciuman karena kehabisan nafas.
"Mau lanjut pindah ke kamar?" bisiknya nakal. Rosé memukul bahu Eunwoo, wajahnya semakin merah.
Rosé terjaga dan gelisah, rasa sakit diperut membuatnya terus-terusan bergerak sampai Eunwoo terbangun dan menoleh.
"Ada apa?"
"Sakit ..." Rosé meringis berusaha bersandar dan Eunwoo membantunya.
"Sudah waktunya kah?" Rosé mengangguk
"Sepertinya... rasanya sakit dan mulas hiks"
"Tenang, bertahanlah. Ayo kita ke rumah sakit"
☘️
Jam lima pagi saat Rosé dibawa ke ruang bersalin VIP. Tak menunggu lama kedua bayinya lahir. Persalinan itu lancar dan normal bayinya keluar dengan mudah dan sehat bahkan bayi ke dua langsung menangis kencang hanya beberapa saat dari diangkat dokter.