⚠️⚠️
Eunwoo mencondongkan wajah. Bibirnya hampir menyentuh bibir menggoda milik gadis itu saat Rosé berpaling menghindar.
"Sejak kapan kau tahu?"
"Hmmm...?"
"Kalo aku hamil"
"Barusan saat melihat kau berjalan ke luar lobby rumah sakit, seminggu ini aku bekerja membantu dokter senior di bagian genekolog jadi aku kini bahkan bisa menebak usia kandungan hanya dengan melihat secara visual"
"Sombong" cemooh Rosé membuat Eunwoo terkekeh.
"Serius Rosé jangan pernah lagi menyembunyikan hal sepenting ini dariku. Apa kau berpikir aku ini pria bajingan yang akan menolak bertanggungjawab. Kita memang belum mengenal lama tapi percayalah aku bukan orang seperti itu" Rosé mengangguk.
"Maafkan aku, aku tahu kau orang baik Eunwoo. Aku hanya mencoba melindungi diriku sendiri karena tak ingin terluka jika keluarga mu menolak ku"
"Jangan khawatir Rosé, keluarga ku tak seperti yang orang-orang pikirkan. Orangtuaku sangat rasional dan obyektif kau tak perlu merasa terintimidasi. Mereka ramah kok" Rosé memandang Eunwoo yang sedang berusaha menghilangkan keraguannya.
"So..."
Rosé menatap menunggu apa yang ingin dikatakan Eunwoo.
"So Rosé, would you marry me ? " Rosé sudah menduganya cepat atau lambat Eunwoo akan bertanya begitu.
Rosé balas menatap manik mata yang dibingkai bulu mata lentik di hadapan nya lalu mengangguk pelan.
"Yes ..."
Senyum lebar mengembang di wajah Eunwoo seraya tangannya aktif mengusap-usap baby bump.
"Did you hear that baby, your mommy said yes" ucapnya seolah bicara pada si janin membuat Rosé tertawa geli.
"Anak-anakmu mungkin akan bilang kalo kau norak"
"Wait, anak-anak?"
"Yes, mereka kembar seperti kakeknya" mata eloknya membelalak.
"Ini benar-benar anugerah. Thank you Rosé "
Kali ini saat Eunwoo mencoba menempelkan bibirnya, Rosé menyambut dengan membuka bibir perlahan-lahan dan membalas pagutan dari pria yang selama ini dirindukannya.
"Oh Rosé kau membuatku gila"
Semakin lama ciuman lembut mereka menjadi semakin liar, bibir dan lidah mereka saling mengembara. Rosé memejamkan mata ia lemah ia tersihir oleh ciuman Eunwoo yang memabukan obat dari kegelisahannya selama ini.
Tangan Eunwoo yang semula hanya mengelus perutnya kini merayap ke atas menyentuh bagian lembut yang juga berubah membengkak karena kehamilan. Terbawa suasana tanpa sadar ia meremasnya membuat Rosé menegang.
Keduanya kini terbakar gairah. Rosé mengerang sadar akal sehatnya menolak tak seharusnya mereka berdua begini, tapi syaraf tubuhnya tak bisa berbohong menyambut setiap belaian pria itu dengan sukarela. Rose merasakan ketulusan Eunwoo lewat sentuhan-sentuhan tersebut.
"Aah Eun-woo "
Suara itu meluncur karena sentuhan tangan pria itu pada kulit mulusnya. Di tempat itu sepertinya malam akan jadi panjang bagi mereka berdua yang ingin melepaskan rindu.