Dingin dan geli terasa saat gel dan alat USG menempel ke perutnya Rosé merasa tegang menatap dokter yang fokus ke layar monitor begitu juga ibunya Eunwoo yang berdiri disampingnya.
"Wah anda sangat subur nyonya" Rosé menoleh merasa aneh tiba-tiba dipanggil nyonya "Ada dua calon janin, lihatlah"
Rosé menengok ke monitor.
"Anda masih muda dan subur jadi ini memungkinkan atau mungkin ada keturunan kembar?" Rosé melongo tak percaya, Ya ayah dan pamannya adalah kembar identik itulah sebabnya ia merasa kaget dan tak kaget.
"Ayahku juga kembar" ucapnya pelan, matanya terpaku pada dua fetus yang terlihat di monitor tampak berbentuk, ia berkaca-kaca 'Ya Tuhan kenapa ia tak menyadarinya selama ini?'
"Pantas saja" komen si dokter.
"Begitukah?" Ibunya Eunwoo terlihat penasaran "Jadi berapa usia kehamilannya?"
"Kalo melihat bentuk dan ukurannya saat ini sudah diakhir trimester pertama, tapi karena kembar beratnya sepertinya masih dibawah normal, kalo anda periksa lagi dua minggu kedepan kemungkinan bayinya sudah mulai bergerak"
"Dia tak mengalami gejala kehamilan apa itu normal?"
"Tentu saja, tidak semua wanita hamil mengalami morning sickness, banyak juga calon ibu yang terlihat santai saat awal kehamilan, Jadi kalo nyonya tidak merasa mual bukan berarti ada masalah, kandungannya terlihat sehat kok"
Rosé menyusuri jalanan kampus ditemani pepohonan yang rindang ia menyempatkan diri duduk di bangku taman dan memandang ke danau yang ada di dalam kawasan universitas.
Mereka berpisah di lobby rumah sakit. Sekretaris ibunya Eunwoo menyusul karena ada jadwal meeting dan asistennya mendampingi Rosé ke mobil yang akan mengantar pulang sembari memberikan sebuah bingkisan.
"Apa ini?" terimanya dengan heran saat masuk ke mobil.
"Dari ibu direktur, cemilan sehat beliau memintaku membelikannya untuk anda"
Rosé menerimanya dan mengucapkan terimakasih, lalu mobil pun melaju mengantarkan kembali ke arah kampus.
Ia teringat percakapan dengan ibunya Eunwoo saat keluar dari ruang pemeriksaan, mereka sedang menunggu obat dan foto hasil USG di lobby paviliun VIP.
"Saya tak akan mengatakan apapun pada Eunwoo apa yang terjadi hari ini, itu adalah kewajibanmu. Saya bersikap baik padamu karena saya juga pernah hamil dan saya tahu itu tak mudah"
"...dan selama belum ada hasil DNA saya akan bersikap netral kepadamu, jangan terlalu berharap lebih dariku. Kau dan siapapun ayah kedua janin itu saya tak akan ikut campur keputusan kalian"
Rosé termenung wanita itu sikapnya masih menjaga jarak tapi setelah beberapa jam bersama Rosé bisa melihat kalo dia tidak seperti yang selama ini Rosé pikirkan.
Sambil istirahat ditaman Rosé membuka bingkisan cemilan yang diberikan oleh asisten tadi dan melihat isinya. Rasa haru menyeruak dihatinya, ia mengambil satu lalu melahap. Airmatanya tak dapat dibendung ia merasa lucu sebab ingin menangis entah hanya karena makanan yang tak pernah ia makan seumur hidupnya atau entah karena makanan itu pemberian Ibunda Eunwoo.