Pernikahannya begitu mewah, sangat mewah. Tempatnya, dekorasinya, makanan sampai gaun pengantin yang Rosé kenakan entah berapa ribu dolar harganya dan semua itu dibiayai oleh keluarga Cha juga sebagian hadiah dari beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan keluarga Cha.
Paman Park sampai bingung saat keluarga Cha mengatakan tak usah repot-repot karena semua sudah diurus oleh staffnya. Sebagai satu-satunya keluarga dari pihak Rosé akhirnya paman Park membelikan perhiasan untuk Rosé kenakan dihari istimewanya.
"Semoga Eunwoo adalah pilihan terbaikmu dan kudoakan agar keluarga baru yang kau bangun membuatmu bahagia dan bisa melindungi dirimu dan anak-anak kelak" hanya itu yang Paman Park katakan saat memasangkan kalung pemberiannya. Rosé berusaha menahan air mata supaya tak keluar lalu mengangguk dan memeluknya.
Ia kini duduk di sopa memakai gaun pengantin hanya ditemani Jisung sepupunya. Beberapa tamu menyapa sebelum acara dan Jisung terpaksa jadi photografer dadakan untuk tamu yang ingin berpoto dengan pengantin.
Rosé tak sabar ingin melihat Eunwoo tapi panitia tak mengijinkannya. Mereka hanya diperbolehkan bertemu di altar saja.
Rosé menoleh ke Jisung yang tampak tampan dengan stelan jas.
"Jisung, Park jisung tolong kipasi aku"
"Kenapa noona? AC-nya nyala kok"
"Aku gerah, buatlah dirimu berguna, cepat!" perintah Rosé semena-mena. Pemuda itu buru-buru mengambil kipas dan duduk disamping Rosé mengipasinya.
"Noona apa benar didalam situ ada keponakanku?" tunjuknya penasaran ke perut Rosé yang terlihat langsing tertutupi gaunnya "Boleh kupegang?"
Rosé meletakkan tangan pemuda itu diperutnya, mata Jisung membelalak saat merasakan gerakan kecil.
"Eh, mereka bergerak" katanya heboh.
"Mereka gak suka disentuh orang lain"
"Ini pamanmu aegi, awas aja kalo kalian minta digendong olehku kalo sudah keluar" Jisung cemberut.
"Yee jangan mengajaknya bertengkar, mereka juga mendengarmu tau!" digetoknya kepala Jisung dengan kipas.
"Aku penasaran mereka akan mirip keluarga Park atau keluarga Cha ya? Soalnya Eunwoo hyung sangat tampan, sayang sekali kalo anaknya nanti mirip noona"
"Yaak Park Jisung!! apa kau sedang mengatai noona-mu? tak sadar diri kau ya, dirimu juga mirip denganku"
"Makanya aku gak mau keponakanku mirip juga, hehehe" ia menghindari kipas yang melayang-layang didepannya.
"Benar-benar kau ini, cepat kipasi aku dengan benar!" dikembalikan kipasnya ke tangan Jisung. Mereka berdua lalu tertawa dengan konyol, interaksi mereka berdua memang begitu sejak dulu.
☘️
"Paman, akulah yang akan menikah kenapa malah paman yang gugup?" Rosé tersenyum geli melihat paman Park berdiri disampingnya dengan mengetuk-ngetuk kaki.
'Harusnya kakakku yang mengantarkanmu Rosé, dia pasti bahagia sekali melihatmu hari ini' tak ingin membuat Rosé menangis beliau hanya membatin sambil menatap wajah bahagia keponakannya. Paman Park menahan airmatanya dengan mengalihkan pandangan menatap Jisung yang akan menjadi pengiring pengantin dan sedang bersiap berjalan dihadapan mereka. Jisung menoleh mengangguk meminta ayahnya tersenyum dengan isyarat tangan, mau tak mau Paman Park pun tersenyum.