PART 6

78 10 0
                                    

Malam minggu kali ini aku merasa senang karena malam ini aku memiliki waktu lebih dengan Mama karena toko bunga tutup untuk dua hari kedepan membuatku bisa libur dan berisitirahat, dan tentunya waktu ini tidak aku sia siakan untuk menyelesaikan pesanan seragam restoran miliki Kak Adnan, mengingat Kak Adnan aku jadi merasa canggung jika bertemu dengannya jika benar apa yang diucapkan Bang Arman tadi bahwa Kak Adnan menyukaiku sungguh membuatku merasa tak enak kepadanya, kuakui Kak Adnan adalah sosok yang baik, ramah, supel dan baik kepada semua karyawannya dia juga sangat menyayangi keluarganya terlebih kepada Alya yang merupakan adik satu-satunya. Sungguh kuakui bahwa Kak Adnan memang sosok lelaki idaman para kaum hawa namun aku juga sadar diri bahwa kami tak sama, dan aku cukup menganggap kak Adnan bosku saja dan juga kakak dari sahabatku dan aku juga tak ingin berharap lebih dari itu

"tante ini gimana, udah enak atau belum?" tanya Alya yang sedang membawa spatula mendekat kearah Mama, ya malam minggu ini Alya menginap dirumahku alasanya karena kedua orang tuanya sedang ke luar kota ditambah lagi Kak Adnan biasanya kalau malam minggu tidak pulang dan lebih memiliki tidur disalah satu restorannya atau Kaffenya dan karena Alya malas dirumah sendiri terlebih kekasihnya Kak Rendi tak bisa menemaninya malam minggu ini akhirnya dia menginap dirumahku, tidak hanya Alya, salwapun ikut menginap dirumahku jadinya rumahku ramai dengan kecerewetan mereka berdua

"mana sini sini tante cicipin" kata Mama berjalan menuju Alya, alyapun menatap Mama dengan tatapan was-wasnya takut jika masakannya tidak enak kali ini, karena sudah tiga kali Alya belajar masak bersama Mama namun hasilnya slalu saja kacau dan alhais Mama yang membetulkan masakan Alya

"kurang asin Al" jawab Mama

"kan apa aku bilang, kurang garam itu kak Al, tapi Kak Al ngeyel tante"

"ish kamu ini, aku lebih percaya sama tante rindang daripada kamu Sal" jawab Alya kesal membuat salwa hanya mendengus kesal

"udah jangan ribut, sana gih duduk aja biar tante yang nyelesain ini"

"ih jangan tante kan aku yang masak"

"udah engga papa, sana duduk aja lagian ini Cuma benerin aja kok" kata Mama membuat Alya dan Salwa akhirnya mengangguk dan duduk dimeja disampingku

"kak Al besok beneran mau temenin aku beli buku kan"

"iya aku temanin Sal, lo ikut apa engga Yum?"

"engga deh, soalnya gue mau nemenin Mama cek up, besok jadwal Mama cek up"

"gue temenin yah, nanti pinjem mobilnya Kak Adnan gimana?"

"engga usah, lo pergi sama Salwa aja, lagian gue sama Mama bisa naik taksi kok"

"eh jangan dong, pakai mobil aja Kak Adnan aja besok dia suruh anter mobilnya kesini biar nanti dia balik ke Kaffenya pakai motor aku"

"engga usah deh Al, ngerepotin nanti"

"yaelah sama gue engga usah sungkan gitu kali Yum, lagian dengan pakai mobil kan bisa ngirit pengeluaran lo, lagian taksi engga murah lo Yum" kata Alya walaupun perkataannya seperti mengejek tapi aku tahu dia berniat baik

"jadi mau ya, pokoknya gue engga menerima penolakan"

"iya karena si Ratu bawel Alya sudah memaksa akupun tak bisa menolaknya" kataku dan sukses membuat Salwa tertawa sedangkan Alya mendengus kesal

"ada apa ini ribut-ribut?" tanya Mama dengan membawa mangkuk berisi ayam kecap kearah kami, aroma ayam kecap langsung menyeruak dimeja makan ini

"engga papa tante, aduh udah mateng ya salwa udah engga sabar makannya, pasti rasanya jadi tambah enak karena tante udah benerin, kalau engga dibenerin tante pasti rasanya engga enak"

Luka Hati Yumna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang